Oxymoron

790 76 4
                                    

AUTHOR'S POV.

Mereka tegang. Sahabat-sahabat Namjoon tegang ketika berhadapan dengan Seokjin. Mereka tahu bahwa orang inilah yang akan menentukan keberangkatan mereka pada ekspedisi Seven Summits.

Jika hari ini seorang Seokjin menanda tangani draf-draf kesepakatan sebagai sponsor ship maka saat itulah kesibukan akan dimulai. Saat itulah persiapan even Seven Summits dimulai.

Dan Seokjin duduk dengan tenang membaca draf-draf kesepakatan. Namjoon duduk disebelahnya. Sedangkan sahabat-sahabat Namjoon duduk dengan tegang. Mereka empat orang yang mewakili tim, Ara dan Tony tentu saja di dalamnya.

Teman-teman Namjoon seharusnya lebih tenang karena orang yang mereka hadapi saat ini sedang tidak memakai pakaian formal tetapi sedang memakai piyama seperti Namjoon. Tapi pada kenyataannya memang, saat Seokjin sedang serius maka aura pemimpinnya keluar. Dia terlihat serius, menguasai dan sangat berwibawa.

"Okey....."

Semua mata langsung tertuju pada Seokjin ketika satu kata itu keluar dari bibirnya.

"....seharusnya saya bertemu dulu dengan pihak penanggung jawab dari kampus kalian. Tapi karena saya sangat percaya dengan Namjoon maka saya akan menandatangani ini. Saya harap even ini akan berjalan sesuai dengan harapan kita dan sesuai dengan draf-draf kesepakatan"

Semua orang di dalam ruangan menganggukkan kepala dengan sedikit gugup. Lalu Seokjin memberikan tanda tangannya pada beberapa proposal dan pada draf perjanjian kesepakatan.

Semua wajah-wajah muda yang ada di ruangan itu menghembuskan nafasnya dengan lega. Itu artinya kucuran dana berjumlah milyaran sudah mengalir pada kantong kepanitiaan dan sekarang lah seluruh kesibukan akan dimulai.

Even ini tidak akan hanya membawa kebanggaan dan nama baik kampus tapi juga nama perusahaan  Seokjinnsebagai sponsorship tunggal akan otomatis terangkat. Hubungan yang saling menguntungkan.

"Terimakasih tuan Seokjin. Kami akan bekerja keras agar even ini berjalan dengan lancar dan sukses. Kami tidak akan mengecewakan anda"

Tony mewakili sahabat-sahabatnya yang lain mengucapkan terimakasih atas kemurahan hatinya telah mengucurkan dana yang sangat besar buat mereka.

"Baik, sama-sama. Saya juga berharap semua akan berjalan lancar. Jika ada yang perlu dibicarakan, kalian bisa datang ke kantor atau bisa lewat Namjoon. Okey, kalian santai saja dulu disini tapi maaf saya harus pergi ke kantor karena ada meeting hari ini''

Seokjin berdiri dan otomatis semua ikut berdiri, kecuali Namjoon karena dia kesulitan untuk berdiri.

Tapi semua mata langsung tertuju pada Namjoon ketika tangan kanan Seokjin terangkat mengelus rambut Namjoon.

"Joonie, kamu akan Hyung tinggal ke kantor dulu. Kalau ada apa-apa telpon saja Hyung"

"Iya Hyung"

Jawab Namjoon sambil mendongakkan wajah pada Seokjin.

"Bye semua"

Ujar Seokjin lalu dia berlalu dari hadapan mereka, keluar kamar dan menutup pintu.

Sesaat setelah Seokjin keluar maka yang terjadi adalah sorakan yang super heboh. Mereka saling berpelukan dan saling memberi selamat karena even mereka akan berjalan sesuai rencana.

Ara meninju bahu Namjoon yang tidak cedera dengan wajah yang tampak bahagia sekali.

''Terimakasih Joonie, berkat kamu kita mendapatkan sponsor dengan mudah. Jadi kecantikan sahabatmu ini tak perlu dipergunakan lagi. Senangnya hatiku. Hei....."

Namjoon tampak bahagia juga tapi kesakitan saat lagi-lagi Ara meninju bahunya.

".....Joonie ah, jurus apa yang kau gunakan hingga tuan Seokjin meloloskan pengajuan kita dengan mudah ?? Ini dana yang tidak sedikit tapi dia mengucurkannya disaat dia masih memakai piyama. Dan piyamanya persis sama seperti yang kau pakai, hanya beda warna saja. Ckckckk ada apa ini ??"

"Sudah tak usah bawel lagi. Merusak kebahagiaan saja"

Protes Namjoon pada Ara sahabatnya.

"Dan hei jangan bilang kalian tidur bersama di kamar ini. Oh lihat....itu foto tuan Seokjin kan ?? Dan itu alat-alat riasnya kan ?? Buku-bukunya ?? Oh my God, ini kamarnya. Kalian tidur bersama ??"

Dengan mata yang membulat besar dia berbisik pelan dekat telinganya agar yang lain tidak mendengar ucapannya.

"Bisakah anda menjaga privasiku nona Ara ??"

Ujar Namjoon pada Ara dengan berbisik pula.

Saat itulah bibi Sooyun masuk dan mengatakan sesuatu.

"Namjoon ssi, sesuai perintah tuan, saya sudah menyiapkan sarapan anda semua disebelah kolam renang. Silahkan kesana semua"

"Terimakasih bibi, maaf merepotkan Anda"

"Ah tidak, justru saya senang melakukannya karena ini baru pertama kalinya tuan sangat welcome pada tamu-tamunya"

"Baik bibi kami akan segera kesana. Sekali lagi terimakasih"

Setelah Bibi Sooyun berlalu maka dengan di papah Tony dan Hyesung, Namjoon berjalan ke pinggir kolam renang seperti yang bibi bilang. Dan disana, disebuah gazebo apik sudah tertata aneka makanan yang menggugah selera para mahasiswa itu.

"Kami akan sering datang kesini. Janji"

"Bagaimana kamu bisa dirawat oleh sponsor ship kita ??"

"Kenapa dia tampan sekali ??"

Dan banyak sekali pertanyaan pada Namjoon dari sahabat-sahabatnya. Tapi Ara mematahkan semua pertanyaan itu hanya dengan satu kalimat.

"Bisa tidak kalian makan tanpa menanyakan apapun ?? Biarkan itu menjadi privasi seorang Kim Namjoon"

Lalu semua terdiam.

Ara mengedipkan matanya pada Namjoon sambil tersenyum usil. Namjoon sadar jika saja dirinya hanya berdua dengan Ara maka telinganya akan penuh oleh pertanyaan nya. Dan untunglah ada banyak orang disini jadi dia aman karena Ara adalah sahabatnya. Dia tak suka menempatkan ku dalam kesulitan atau membuatku bersedih. Aku pikir sudah lama aku menemukan sahabat sejati ku. Ara. Walaupun dia cerewet minta ampun tapi Namjoon bahagia punya seorang Ara sebagai sahabatnya.

*****

SEOKJIN'S POV.

"Joonie, Hyung akan pulang malam. Maaf. Ada meeting di hotel dengan beberapa client"

"Iya Hyung, tidak apa-apa. Selamat bekerja. Jangan lupa makan"

"Kamu juga, makan yang banyak supaya cepat sembuh. Hyung sudah menyuruh bibi Sooyun memberimu banyak daging agar luka-lukamu cepat nutup"

"Iya terimakasih Hyung. Selamat bekerja"

Dengan setengah menerawang aku menutup telponku. Ragaku ada di kantor tapi jiwaku tertinggal dirumah. Tertinggal di kamarku, diatas tempat tidurku. Kim Namjoon.

Selama ini aku tak pernah menemukan kenyamanan jiwa selain dalam pelukan istriku, Hana. Tapi entah bagaimana jalannya sampai aku menemukan seorang Namjoon. Pemuda yang jauh lebih muda dariku. Tapi dalam pelukannya aku kembali menemukan kenyamanan. Awalnya aku berpikir mungkin karena dia telah menyelamatkanku tapi semakin lama aku semakin paham bahwa itu hanya awal ketertarikan ku padanya.

Aku laki-laki, tapi aku tertarik padanya. Aku tahu itu salah, tapi aku menikmatinya. Aku sadar aku tak tahu pasti bagaimana perasaan kami, tapi aku tak peduli. Oxymoron.

                           *****

Dear Namjoon...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang