Wake up baby !!

650 54 2
                                    

SEOKJIN'S POV.

Hidupku terasa hampa kembali. Kalau beberapa bulan ini aku merasa punya sandaran hidup tapi mulai hari ini pikiranku kembali terasa kosong. Tapi seorang Namjoon sudah sempat mengajarkan padaku tentang sebuah dedikasi. Bahwa apa yang dicintai olehnya akan digelutinya tanpa henti, akan dia dalami sedalam-dalamnya. Tanpa rasa bosan sedikitpun, tanpa ada penyerahan sejengkal pun.

Jadi aku pun harus begitu. Rupanya jalan yang akan kami tempuh tak akan segampang itu. Bahkan lebih berat dari bayanganku. Banyak sekali kendala yang belum kami hadapi tapi rupanya Namjoon memberiku kesempatan pertama untuk menunjukkan dedikasi ku. Padanya.

Ya baiklah. Bocah.....!!

Akan kutunjukkan padamu bagaimana dedikasiku padamu. Tapi kau juga harus melakukan satu hal padaku.

Bangunlah !! Secepatnya !! Jika tak bisa hari ini bangunlah besok. Orang-orang yang mencintaimu menunggumu. Tempat-tempat yang kau cintai menunggumu. Aku juga menunggumu.

Itu kata terakhir yang kubisikkan padanya. Mungkin dia tak bisa menanggapi tapi aku berharap dia bisa mendengarku.

Sekarang aku dalam perjalanan pulang. Sebetulnya ingin sekali selalu disampingnya untuk mendampinginya melalui hari-hari beratnya. Tapi kalau aku memaksa melakukannya maka akan tampak aneh di mata orang tua Joonie. Aku hanya tak mau membuat masalah di saat joonie belum sadar. Lagipula masa kritis nya sudah lewat.

Tadi sebelum pulang aku sempat mengajak orang tua Joonie makan di restoran tak jauh dari rumah sakit.

Saat di restoran itu aku menghubungi salah satu kolega yang kebetulan mengelola apartemen diseberang rumah sakit dan aku berhasil mendapatkan satu unit untuk disewa bulanan. Aku sengaja melakukan itu agar orang tua Joonie tidak kesusahan selama di Seoul.

"Seokjin ssi, terimakasih banyak atas semuanya. Joonie benar bahwa anda orang yang baik"

Ujar ayah Joonie padaku.

"Tidak apa-apa abonim, sudah selayaknya sebagai sesama kita saling tolong menolong. Tolong kalau ada perkembangan kabari saya"

Lalu aku dan Appa Namjoon bertukar nomor telpon.

Lalu setelah aku pulang ke rumah karena Namjoon memang tidak boleh di jaga dulu jadi setelah mengantar appa dan eomma Namjoon maka aku langsung pulang ke rumah.

Aku pulang ke rumah, bukan ke apartemen. Tidur lagi diranjang yang sama yang semalam kutiduri dengan Namjoon. Aku tidur di sisi yang biasa dia gunakan, dibantal yang dia gunakan. Menghirup aroma yang masih dia tinggalkan dibantalku.

*****

Hari ini aku menelpon appa Namjoon dari kantorku. Beliau bercerita bahwa belum ada perkembangan dengan Joonie walaupun keadaannya stabil.

Operasi pendarahan otak nya sukses dilakukan tapi menyebabkan dia koma. Menurut dokter hal itu wajar terjadi.

"Pasien ini orangnya kuat, benturan di kepala akibat helmnya lepas saja yang membuat dia cedera otak jadi kami terpaksa harus mengoperasinya. Kami sudah meminimalisir resiko dari operasi ini. Tapi kondisi tubuh yang lain tetap bagus, hanya ada memar di bahu dan lengan kiri. Saya yakin pemuda ini tahu caranya jatuh yang aman"

Saat itu aku tertawa dalam hati mendengar ucapan dokter tentang Joonie yang tahu caranya jatuh yang aman. Mungkin saja dia tahu caranya jatuh yang aman tapi ini sudah kedua kalinya dia jatuh dan fatal akibatnya.

*****

Ini hari ke empat Joonie koma dan belum ada tanda-tanda dia akan sadar. Eomma dan appa mulai cemas. Sahabat-sahabat nya mulai cemas, tim nya mulai cemas dan aku juga mulai cemas.

Dear Namjoon...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang