Bab 38

2.3K 291 58
                                    

Bumi kembali terasa terguncang pagi ini. Rasanya ada ribuan kembang api yang meletus dalam kepalanya. Gulf kesulitan untuk sekedar menegakkan kepalanya, begitu berputar rasanya. Beginilah akibatnya jika ia sudah minum terlalu banyak, jangan harap ia akan baik baik saja keesokan harinya.

" Prince Udah bangun hm? "

Sindiran itu memaksa Gulf membuka kedua matanya yang semula terpejam. Ia melihat Mew berdiri dengan kaos oblong hitam dan celana training yang biasa ia pakai saat akan joging. " Jam berapa? " Tanya Gulf dengan suara serak khas bangun tidur.

" Jam delapan, " Jawab Mew. Dia duduk di tepi kasur sambil melepas ikatan tali sepatu nya. Setelah selesai ia berbalik menghadap Gulf yang masih berusaha mengembalikan kesadarannya.

" Kenapa aku di bawa kesini? " Tanya Gulf. Dia masih bisa membedakan kamarnya dengan kamar Mew.

" Menurut kamu? " Mew menaikkan sebelah alisnya.

" Aku lupa password apart lagi. " Jawab Gulf dengan wajah polos tanpa dosa.

" Kenapa di ubah lagi? Perasaan kemaren aku masih bisa buka, " Tanya Mew.

Malam itu sebelum Gulf menyusul teman-temannya ke besement ia sempat mengubah password apartemen nya.

" Pengen aja, " Jawab Gulf sambil menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. " Kamar mandi dimana, Mew? " Tanyanya linglung.

" Masih mabuk ni bocah, " Mew mendengus sebal. " Bentar, lagi di pake sama janhae. "

Tidak perlu menunggu lama, nyawa Gulf sepenuhnya sudah kembali total. Bahkan dia dengan ekspresi datar menatap Mew, " Dia di sini juga? "

" Iyalah, masa aku tinggal. "

Hening itulah keadaan setelah ia mengetahui fakta bahwa mereka tidak hanya berdua.

" Aku pulang, " Ujar Gulf memecah keheningan dengan melangkah gontai. Namun baru beberapa langkah tangannya sudah kembali di tarik oleh Mew dan kembali di dudukkan ke tepian ranjang. " Lepas, " Ketusnya.

" Aku udah buatin kamu susu tadi, minum dulu ya. " Titah Mew. Lalu ia mengambil gelas susu yang ada di nakas samping tempat tidur, dan memberikannya pada Gulf.

Karna merasa sangat butuh dengan cairan tersebut, Gulf terpaksa menerima nya. Dia meminumnya sampai habis tak tersisa, rasa kesal membuatnya lupa akan ketidak sukanya terhadap susu.

" Pulang, " Ujar Gulf lagi setelah memberikan gelas kosong itu pada Mew yang kemudian disimpan kembali pada nakas oleh Mew.

" Kok pulang, kenapa sih buru-buru banget. " Mew menarik Gulf kedalam pangkuannya dengan posisi membelakanginya. Mew memeluk Gulf kuat dari belakang guna mengunci pergerakan lelaki itu agar tidak melepaskan diri.

" Mau pulang, Mew. Pulang! " Ujar Gulf frustasi sambil memijat pangkal hidungnya.

" Ga dulu. Banyak yang harus aku tanyain ke kamu. " Ujar Mew membetulkan posisi rambut Gulf yang semakin panjang agar tidak mengganggu wajahnya.

" Apa lagi? "

" Semalem kenapa nantangin hm? "

" Nantangin apa sih, "

" Ga mau dengerin omongan aku, " Ujar Mew.

" Emang kenapa harus? Lagi pula aku juga bukan siapa-siapa nya kamu kan? Kita cuma temen. Right? " Sindir Gulf.

" Kamu ngomong apa sih? "

" Aku ngomongin fakt-.. A-aww Mew ahhhaaha no.. Meww.. Hhaa stophh. " Gulf tidak bisa berkata-kata lagi saat Mew menggelitiki pinggang nya dengan berutal.

B. I. K(Ss1) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang