81.1

2.1K 258 5
                                    

Sudah satu minggu Gulf mematikan ponselnya agar tidak ada telpon dari Maminya gang mengganggu, Gulf bertekad untuk berhenti. Memilih menjalani hidup dengan cara normal saja. Gulf ingin bisa bersama Mew, tanpa di hantui oleh masalalu yang menjijikkan itu.

Baru satu minggu menjalani peran sebagai Gulf yang baru tanpa embel-embel Barbie, dia merasa begitu bahagia. Tidak ada beban yang mengejar di belakang, rasanya begitu plong. Dia dan Mew pun makin serius menjalani hubungannya, restu bahkan sudah di kantongi dari mamanya Mew.

" Mew, kamu ada liat powerbank aku ga? " Tanya Gulf pada lelaki yang sibuk dengan Game itu.

" Di Sofa, " Beritau Mew tanpa menoleh.

Gulf pun mencarinya di sofa dan menemukan benda gendut persegi panjang itu. Tapi saat hendak mencharger ponselnya, ternyata sudah tidak ada data dalam powerbank itu. " Kamu abisin ya?! " Pekiknya kesal.

" Semalem aku pake, " Jawab Mew santai tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

" Kenapa ga diisi lagi sih, Suppasiiiitt! "

" Lupa, " Ujarnya tanpa bersalah.

" Nyebeliinn. " Gulf yang kesal lantas memukuli Mew dengan bantalan sofa berulang ulang. Dari kepala, punggung, tangan, dan semuanya. Sampai lelaki itu ikut kesal.

" Nanti aku mati, Kanawutt! " Pekiknya karna hampir Game over.

" Gapeduli! Kamu tau kan aku ngecharger suka pake powerbank! "

" Kan, kan. Kalahhhhh ahh kanawuttt! "

Dan permainan Mew langsung berakhir dengan kekalahan. Sementara Gulf masih bersemangat menimpukinya dengan bantal. Mew menangkap kedua tangan kekasihnya itu, memitingnya kebelakang dan menjatuhkannya ke sofa. Mew mendekatkan wajahnya itu hingga berjarak begitu dekat dengan wajah Gulf. " Kamu udah bikin aku kalah, harus di hukum. "

Gulf menyunggingkan senyum nakal. " Aku suka di hukum sama kamu. "

" Bakal banget sihhh mancing mulu, " Mew memencet hidung bangir Gulf dengan gemas.

Karna tidak mampu menahan diri, Mew langsung mencium bibir Gulf. Melihatnya dengan penuh kelembutan, seperti mencicipi makanan jenis baru. Gulf pun tidak sungkan membalas pagutan bibir Mew dengan takalah rakusnya. Mew yang hanyut dalam permainan perang lidah itu tidak sadar jika tangannya sudah merambat masuk kedalam kaus yang Gulf gunakan, memilin puting Gulf yang sudah mencuat.

Eunghh.. Ngahhh...

Mew yang mendengar lenguhan Gulf pun tersadar dan langsung melepaskan pagutannya, sebelum ia benar-benar lepas kontrol. Karna dia yang paling bisa menahan diri meski itu sangat sulit. Gulfnya ini selalu meruntuhkan akal sehatnya.

" Kenapa udahan, " Tanya Gulf dengan nafas yang masih terengah-engah.

" Belom saatnya. " Mew tersenyum sambil mengelus surai madu gulf.

"  Mew..

" Kenapa hmm, "

" Bentar lagi kan kita bakalan lulus, kuliah ga? " Tanya Gulf

" Iyalah. Kamu juga harus kuliah. Kita harus satu kampus, " Jawab Mew.

" Kalo aku ga bisa bayar kuliah gimana? "

" Kan ada aku. "

Gulf menghela napas, " Masa aku bergantung sama kamu terus sih, Mew. Kayaknya aku bakalan nyari part-time aja nanti. "

" Terserah kamu asalkan jangan di cafe abal-abal kaya kemaren. Nunggu lulus SMA. Dapet ijazah, baru cari kerja yang bener. Nanti jam kuliah bisa kamu atur sesuai jam kerja. "

" Iyaaa. "

" Aku juga kayaknya bakalan kerja. Ngambil alih perusahaan mam yang di pegang sama papa sebelum ancur. "

Gulf menatap Mew dalam.

" Kamu kenapa sih benci banget sama papa kamu? "

" Dia udah nyakitin mama, itu alasan paling kuat kenapa aku benci banget sama dia. Kamu tau ga? Papa pernah bawa selingkuhan nya ke rumas pas mama lagi sakit. Mereka dengan seenaknya berbuat hal menjijikkan  di dalem rumah mama tanpa mikirin gimana perasaan mama sama sekali. "

" Boleh aku tau kenapa papa kamu ngelakuin itu? "

" Karena menurutnya mama udah ga bisa di pake. Mama sempet sakit parah sampe dia kena Menopause dini. Sejak saat itu hubungan mereka udah mulai renggang ga harmonis lagi. Papa juga mulai jarang pulang dan lebih banyak main di luar. Papa juga kalo pulang pas udah mabuk berat, abis itu mukulin mama. Aku ga tahan ngeliat itu, makanya aku pergi dari rumah. "

Gulf mengusap punggung Mew. " Aku ngerti gimana perasaan kamu. "

" Mama selalu ngebelain dia, gup. Semua kesalahan yang papa lakuin, selalu dengan gampang nya di maafin padahal papa sendiri bahkan ga minta maaf. Kesabaran mama tuh udah ga wajar menurut aku. "

" Karena  kamu ga tau rasanya jadi mama kamu, Mew. Mungkin kalo pun tante Dav ngelepasin papa kamu, tante bakalan lebih sakit. Bahkan di sakitin secara langsung, itu lebih baik ketimbang kamu di sakitin dengan cara kehilangan. Makanya aku ngerti banget posisi mama kamu. "

" Apa sesakit itu? " Tanya Mew.

" Banget. Kamu tau Mew, sampe aku minta sama Tuhan buat kasih aku orang tua yang jahat ketimbang aku ga tau siapa Orang tua aku kaya gini. Sakit, Mew..

Mew memeluk Gulf. Dia mengecup pucuk kepala Gulf. " Makasih, kamu bikin aku ngerti kenapa mama sampe se kuat itu. "

" Karna mama kamu ga sanggup kehilangan, " Sahut Gulf.

Mew mengangguk.

Bersambung~



Mami jannie with Gulfie's Barbie_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mami jannie with Gulfie's Barbie_

B. I. K(Ss1) Where stories live. Discover now