6.1

2.8K 341 35
                                    

Setelah kejadian pagi itu, Gulf terganggu dengan cara Mew mendiaminya. Meski dia bersikap seolah biasa saja, tapi hati dan Pikirannya tidak dapat di bohongi, Gulf merasa gelisah bahkan dia kehilangan fokusnya sejak tadi. Padahal biasanya Gulf akan tidur dengan nyenyak di jam istirahat pertama, tapi kali ini dia bahkan sama sekali tidak mampu untuk memejamkan matanya. Jikapun bisa makan bayangan Mew yang sedang mengecup dan menyesap lehernya akan langsung berputar dengan jelas. Gulf mengambil ponselnya lalu menyalakannya dan segera memencet ikon camera kemudian mengarahkannya pada lehernya dan mendapati bercak merah keunguan maha karya Mew pagi tadi, lalu Gulf menutuonya kembali sebelum ada yang melihatnya.

'Kenapa rasanya beda? ' gumam Gulf dalam hati

Beda? Tentu saja beda. Karna saat melakukannya dengan para pria hidung belang, Gulf mati rasa. Gulf sama sekali tidak merasakan apapun. Mau itu debaran jantung, gugup, kenikmatan, atau bahkan desiran aneh seperti yang di rasakannya saat bersama Mew. Layaknya Sex Dolls, Gulf hanya mematuhi siapa yang telah membayar nya.

" Kayanya ada yang lagi berantem nih, Win. Perang Dingin.. " Sindir Gun, antek-antek Win yang paling menyebalkan.

" Bagus deh, biar Mew sadar kalo dia salah pilih, " Timpal Win.

Gulf terkikik geli. Dia lantas menatap kedua orang yang sedang berusaha keras memancing emosinya itu . " Lo bedua ngomongin gw? " Tanya Gulf dengan satu alis terangkat.

" Lo ngerasa? " Tanya Win dengan nada mengejek.

" Kalo ngomongin orang jangan cuman berani di belakang doang. Sebutin namanya juga dong, " Ucap Gulf lagi.

" Iya kita lagi ngomongin lo, kenapa?! " Tantang Win.

______________

" Kemaren malem papa ga pulang lagi, ma? " Tanya Mew begitu melihat mamanya duduk sendirian di kursi ruang makan. Padahal sudah jam 8 malam, mana ada orang kerja setiap hari hingga seluruh ini.

Mamanya hanya tersenyum. Terlihat sekali mamanya itu stress, hanya saja tetap bertahan dengan atas nama cinta yang sangat-sangat Bullshit.

" Kenapa mama ga minta cerein aja sih? Dari pada disiksa papa kaya gini. Mew tuh pengen tinggal bareng mama, tapi tanpa si bajingan itu. "

" Mew, dia papa kandung kamu. Kamu ngga boleh ngomong kasar kaya gitu! " Marah mamanya.

" Ma, papa macem apa yang nelantarin keluarganya dan malah asik maen serong di luar sana. Baik Mew maupun mama juga udah terlalu sering mergokin papa main perempuan. Kenapa mama masih ngga buka mata juga sih? "

Inilah alasan Mew memilih tinggal di apartemen. Dia tidak menyukai suasana rumah nya, terutama melihat keadaan mamanya yang selalu pasrah di tindas oleh papanya. Kalaupun papanya pulang, hanya akan ada kemarahan yang dia bawa untuk mamanya. Semisal melampiaskan amarahnya karna kalah tender, atau mungkin wanita simpanannya yang sedang tidak bisa di booking.

Mew tau semuanya.

" Sudahlah sayang, kamu makan aja ya. Jangan pikirin mama, Kamu liatkan mama selalu bisa nahan semuanya. Mama selalu yakin kalo suatu saat nanti papa akan berubah, " Wanita itu sudah berulang kali mengatakannya hingga telinga Mew kebal mendengarnya.

" Ma, papa ga mungkin berubah, ma. Dia udah ga cinta lagi sama mama. Dia ga bakalan kembali. "

Jleb.

Kenyataan itu menghempas Davika dengan rasa sakit yang begitu dalam. Dia tau itu, bahkan sangat-sangat menyadarinya. Tapi berulang kali Davika mencoba untuk meyakinkan dirinya, bahwa suaminya hanya bosan. Mungkin nanti setelah rasa bosannya hilang, dia pasti akan kembali.

Mungkin saja.

" Sumpah ma, mama tuh ga pantes nangisin papa, " Ucap Mew dengan ekspresi sedih.

Davika terisak. Dia melepas sendok dan garpu di tangannya. Dia menunduk, sesenggukan dengan begi memilukan. Dengan cepat Mew memeluk mamanya itu.

" Mew janji ma, Mew janji akan bawa mama pergi keluar dari neraka ini. Mew akan kerja keras untuk hidupin mama tanpa bantuan papa. "

Davika meraung di dekapan putranya. Dia merasa dadanya begitu sesak, ingin sekali dia berteriak dan mengeluarkan semua itu.

" Maafin mama... "

Bersambung~






Tbc.







B. I. K(Ss1) Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum