Bab9

2.6K 339 13
                                    


Mew ternyata membawa Gulf ke sebuah restoran berbintang, dimana ada mamanya Mew disana. Gulf merasa belum siap, dia ingin pulang tapi wanita anggung itu keburu menyapanya.

" Jadi ini yang kamu ceritain sama mama kemaren ? " Sindir Davikah setengah menggoda.

Gulf tersipu malu. Dia melirik Mew sembari menggerakkan bibirnya " Cerita apa😳? "

" Kata Mew di sekolah ada cowok sombong yang ga punya pita suara buat ngomong tapi sayangnya dia cantik, " Beritahu Davikah.

Gulf terkejut sambil mumbulatkan matanya lucu " Mew bilang gitu, tante? " Tanya Gulf sembari mendelik pada Mew

" Emang faktanya gitu kan " Ucap mew membela diri

Gulf ingin berdebat tapi merasa tidak enak karna ada mamanya Mew. Dia pun terpaksa menelan rasa kesalnya dan akan dia bahas saat mereka berdua nanti.

" Gulf, kata Mew kamu tinggal di gedung apartemen yang sama, sama Mew ya? " Tanya Davikah lagi.

" Iya tante, " Jawab Gulf sopan

Davikah tersenyum " Syukurlah, tante jadi merasa sedikit tenang. Kamu bisa jagain Mew kan buat tante? "

Gulf tidak bisa langsung menjawab, dia lebih dulu melirik Mew yang memberikan anggukkan. " Malah Mew yang suka jagain Gulf tante. " Antara bohong dan benar, keduanya mirip.

" Oh ya? " Davikah menatap Mew dengan kerlingan nakal. " Mew jarang loh perlakuin seseorang kayak gitu, "

" Jarang berarti pernah, tante? " Tanya Gulf tepat sasaran. Dia melirik Mew yang sudah berubah ekspresi.

" Sudahlah, ngomongin Mew ngga ada yang menarik. Mending kita ngomongin kamu aja. Kamu kenapa gak tinggang bareng orang tua kamu aja, sayang? Apa mereka sedang di luar kota, atau luar negeri mungkin? "

Mew terlambat mencegah mamanya mengungkit soal itu. Karna ia yakin Gulf tidak akan nyaman. Tapi Mew salah...

" Orang tua Gulf udah ga ada tante. Gulf udah sendirian sejak masik kecil, " Jawabanya dengan tenang.

Wajah Davikah dan Mew begitu terkejut, tapi mereka langsung mengubah ekspresi terkejut mereka jadi seperti biasa saja di depan Gulf karena takut anak itu sedih.

" Ah sayang tante minta maaf, jika pertanyaan tante membuat kamu sedih, " Ujar Davikah yang tampak menyesal atas pertanyaannya.

" Hhe iya tante Gulf gapapa kok, " Ucap Gulf sambil tersenyum

Mew menatap Gulf, pemuda itu sangat pandai menutupi segala kesedihan nya. Sedikit demi sedikit Mew mengerti kenapa Gulf harus bekerja. Tapi yang membuatnya tidak faham adalah, hanya dengan menjadi waiters di cafe, mana mungkin Gulf bisa memiliki hunian serta fasilitas semewah itu.

Acara makan malampun berlangsung cukup menyenangkan. Davikah adalah ibu yang baik, Mew beruntung. Selain baik, dia juga sangat penyayang. Gulf sampai mendapat percikan kasih sayang itu walaupun ia baru pertama kali bertemu.

" Nyokap lo seru, gw suka, " Ucap Gulf tiba-tiba, begitu mereka dalam perjalanan pulang.

" Ntar gw ajak ketemu mama lagi kalo lo suka, " Sahut Mew.

" Kenapa ngenalin gw ke mama lo? " Tanya Gulf yang sejak tadi begitu penasaran.

" Gw juga ga ngerti.. Kek pengen aja gitu, " Jawab Mew jujur.

" Maksud lo? "

Mew tidak menjawabnya, ia menghentikan laju mobilnya menepikan nya di tepi jalan. " Keluar yuk, ada yang mau gw omongin, " Ajaknya.

Gulf mengangguk. Dia keluar mengikuti Mew yang telah keluar lebih dulu. Lalu mereka naik ke atas kap mobil dan duduk bersebelahan, mereka berada tepat di bawah sinar lampu jalan yang kekuningan.

" Gulf.. " Panggil Mew memecah keheningan.

" Hmmm, "

" Lo.. Lo pernah ngerasa ga sih kalo pas kita lagi berdua tuh rasanya nyaman banget? " Tanya Mew.

Gulf mengangguk

Ini yang Mew suka dari Gulf, salah satunya. Gulf bukan tipikal orang yang malu mengakui perasaannya, bahkan dia selalu terlihat jujur untuk hal apa saja.

" Gw sayang sama lo, " Mew menatap Gulf lekat-lekat. Bisa dilihat jika laki-laki itu terkejut, dan balas menatap Mew dengan tatapan sulit di artikan.

"... "

" Ya gw tau ini kesannya terlalu cepet. Bahkan buat lo ga masuk akal, sama orang yang bisa sayang sama seseorang dalam kurun waktu cuman satu bulan doang kenal sama dia. tapi gw ga bohong, itu yang gw rasain, "

" Sejak kapan? "

" Mungkin, sejak gw mulai ga suka ngeliat cara penampilan lo, gw risih sama tatapan lapar semua cowok pas liat tubuh lo. Dan gw yang udah usaha keras nyari kerjaan yang layak buat lo, ya walaupun gw blom nemu sih sekarang. Tapi gw bakal usahain lagi. Apa alasan itu cukup? "

Gulf terpana mendengarnya. Bibirnya menganga kecil memamerkan gigi rapinya, dan ia menatap Mew begitu dalam. Dia seperti dihipnotis oleh ketampanan dan semua kata kata lelaki itu.

" Be mine? " Tanya Mew sambil menadahkan tapak tangannya.

Tolak, Gulf!

Tolak!

Lo bakalan hancur!

Lo ga pantes buat dia!

Dia berhak tau siapa lo sebenernya!

Kasitau dia kalo lo ga sebaik yang dia pikir!

Ayo Gulf bilang!

Lo harus berani!

Ya lo pasti bisa!

Atau...


Tolak dia sekarang!








.
.
.

Fairy gulfi's

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Fairy gulfi's

B. I. K(Ss1) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant