Bab 19

2.2K 253 9
                                    

Gulf dan Mew memutuskan untuk memasak saja, bosan selalu membeli makanan dari luar dengan menu yang itu-itu saja. Berbekal pengetahuan cara memasak dengan bantuan Google dan YouTube, mereka mulai mengikuti step by step setiap arahan yang dianjurian.

" Itu potongan wortel nya harus lebih kecil dari kentang, gup. " Tegur Mew.

*mew pas nyontoin motong wortel yang bener👌dan anggap aja mereka pake apron ya gengss

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*mew pas nyontoin motong wortel yang bener👌dan anggap aja mereka pake apron ya gengss

" Ah masa sih? " Gulf kembali menatap layar tablet nya untuk memastikan. " Hhee, iyaa ya. "

*ini pas Gulf lagi nyari wortel sama kentang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*ini pas Gulf lagi nyari wortel sama kentang . Iyain aja ya wkwk

Mew memiting leher Gulf karna gemas. Kekasihnya itu pintar dalam segala hal kecuali memasak. Bedain wortel sama kentang aja tadi ga bisa.

Ting.. Nongg..

" Lho, ada tamu? " Gulf melirik jam dinding. Baru jam 8 pagi, berarti itu bukan tukang Laundry yang datang. " Kaos sama earth kali ya, " Katanya sambil mengelap tangan ke apron yang di pakainya lalu melepasnya dan pergi membuka pintu untuk melihat siapa yang datang.

Gulf pun membuka pintu dengan segera. Baru saja akan mengomel pada si pemencet bell yang ia kira adalah sahabat nya itu, mulut Gulf seketika terkunci. Jantungnya hampir berhenti, namun berdetak sangat cepat kemudian. Seseorang berdiri di hadapannya, menatapnya dengan tatapan tajam yang mengintimidasi.

"Ma-mami..

" Apa kabar Barbie? " Tanya mami penuh penekanan.

Gulf menatap gelisah kearah dapur, takut jika Mew keluar. " Mami, please ga sekarang... " Mohonnya.

" Mau sampe kapan kamu ngehindarin mami? Cukup kamu mempermainkan mami selama dua minggu ini, " Sambil mengatakan itu, mami mendorong pundak Gulf agar menyingkir. Dia melangkah masuk ke dalam, tanpa memperdulikan larang an sang pemilik apartemen.

" Siapa, gup? " Mew akhirnya keluar. Dia terkejut melihat mami Gulf ada di sana. " Eh tante, " Sapanya dengan menyalaminya sopan.

Mami tersenyum dan mulai mengerti penyebab Gulf membangkang. Dengan tatapan yang Gulf sangat mengerti apa artinya, dia mulai menindas anak itu. " Jadi kamu kekasihnya Barbie? "

Mew nampak tertegun, nama Barbie masih terasa asing di telinganya. " Iya, tan. " Jawab Mew akhirnya. Dia menatap Gulf yang nampak begitu tegang, seakan ketahuan sedang mencuri.

" Tante harus ngobrol banyak sama kamu, mumpung kita ketemu. "

" Oh, boleh tan. Dengan senang hati. " Sahut Mew.

Gulf begitu gelisah. Dia meremas tangannya sendiri. Maminya pasti akan membocorkan segalanya, dia tidak akan selamat kali ini.

" Nama kamu tadi siapa? "

" Mew Suppasit, tante. "

" Nama yang keren, orangnya juga tampan. Wajar kalo Barbie sampe ngelupain tante, " Sindir Mami.

" Gulf mana mungkin ngelupain tante, dia malah banyak cerita soal tante, " Ungkap Mew.

" Oh, ya? " Mami menoleh pada Gulf. Lalu kembali menatap Mew. " Cerita apa? "

" Katanya tante itu seperti malaikat. Tante yang udah bawa Gulf dari tempat yang gelap, ketempat yang terang. Intinya, Gulf bilang tante itu baik banget, " Mew menceritakan nya sedikit berlebihan.

" Hhaa, Barbie memang pandai memuji. Apa bener Barbie, mami ini seperti yang Mew bilang? " Mami kembali menatap Gulf yang berdiri tegang tanpa berniat mendekat.

" Tante, kalo boleh tau kenapa Gulf di panggil Barbie? " Jantung Gulf berpacu begitu cepat seakan meledak. Pertanyaan Mew itu memiliki jawaban yang sangat besar berpengaruhnya dalam hidup Gulf. Dia memandang mami, menggeleng samar memohon agar jangan membocorkannya.

" Ceritanya panjang. Panggilan itu di berikan khusus, hanya untuk Gulf. Kamu mau tau gimana awal mulanya? " Tanya mami sambil melirik Gulf yang semakin ketakutan.

" Sangat ingin tau tante, " Jawab Mew antusias.

Gulf semakin gemeter. Dia merasa sesak nafas. Langkahnya mulai mendekat. " Mami, mau minum apa? " Tanya Gulf mengalihkan pembicaraan seraya mengulur-ulur waktu.

" Ga perlu. Sejak kapan mami pernah minum selama datang kesini? " Sindir mami. " Mami punya urusan lain. Mami datang kesini buat ngajak kamu untuk ikut ke luar kota selama beberapa hari. Urusan ini sangat penting. Apa kamu bisa? " Itu sebenarnya bukan pertanyaan, tapi ancaman.

Mew menatap Gulf, dia merasa tidak enak jika harus berkomentar. Apalagi ini pertama kalinya dia bertemu ibu angkat lelakinya itu, rasanya akan sangat buruk jika dia menunjukkan sifat posesif nya dengan bertanya macam-macam.

Tatapan mami sangat tajam. Menunggu jawaban Gulf. Dia memainkan sudut bibirnya untuk lebih menekan pemuda itu. " Mami tunggu jawaban kamu, Barbie. "

" Iya mam. Aku ikut. " Cicit Gulf pelan, ia terpaksa menyetujui nya.

Mami tersenyum puas lalu menatap Mew. " Dia di panggil Barbie, karna wajahnya. Saat tante membawa Gulf ke rumah, semua orang mengira dia itu boneka. Kamu bisa lihat sendiri kan. Karena dia berwajah Cantik dan tampan secara bersamaan begitu unik bukan? Makanya dia di panggil Barbie. "

Mew begitu puas mendengarnya. Terasa sangat masuk akal di pendengaran nya. Tidak terlihat adanya kebohongan karena Gulf memang tampan dan cantik untuk ukuran seorang pria

" Mew, tante harus pergi. Nanti kita akan ngobrol-ngobrol lagi di lain waktu. "

" Baik, tante. "

Mami bangkit dari duduknya lalu berjalan mendekati Gulf, memegang pundak pemuda itu lalu berbisik, " Kamu harus ingat posisimu Barbie, siapa tuanmu, pada siapa kamu harus patuh, dan kepada siapa kamu berserah. Ingat Barbie,semua yang kamu miliki adalah berkatku dan ingat kontrak mu pada mami bersifat seumur Hidup. Mami ga akan kasih kesempatan lagi kalo kamu ga dateng malem ini. " Matanya memicing tajam, memberi tatapan merendahkan. " Mami tunggu kamu ya, sayang. " Lalu kembali tersenyum menutupi topeNgnya.

Setelah itu berlalu_

Mew mendekati Gulf yang mematung tanpa ekspresi. " Mami kamu kerja apa sih, gup? Sampe di kawal bodyguard sebanyak itu, " Tanya Mew penasaran.

"Mew,Kita lanjutin masaknya yuk, " Ajak Gulf tanpa menjawab pertanyaan Mew.

Mew memperhatikan punggung Gulf yang kian menjauh menuju dapur. Ada yang aneh dengan pertemuan ibu dan anak ini. Sama sekali tidak terlihat hangat. Jauh berbeda bila di bandingkan saat Gulf bertemu dengan mamamnya.



Tbc






*Anggap aja ini cast sbg om martin papanya Mew

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*Anggap aja ini cast sbg om martin papanya Mew

B. I. K(Ss1) Where stories live. Discover now