Bab 23

2.2K 320 70
                                    

Mew membawa mobilnya pulang menuju ke apartemen nya dengan kecepatan diatas rata-rata. Dia sama sekali tidak berbicara, begitupun gulf. Mew telah menelpon mamanya pulang dengan taxy, dia masih harus menyelesaikan masalahnya dengan Gulf. Sampai benar-benar selesai.

Gulf melangkah mengikuti langkah Mew menuju ke Lift. Masih tetap hening, namun terasa mencekam dari aura kemarahan yang akan Mew ledakkan sebentar lagi. Ketika Mew masuk ke dalam apartemen nya, Gulf juga mengikutinya.

Mew berbalik, menatap Gulf dengan tajam. Lelaki dengan pakaian cukup sexy itu, nampak menangis dengan kepala tertunduk. Mew mulai merangkai fakta, di mulai dari Gulf yang selalu pulang pagi dan memakai pakaian sexy, hingga pada kemewahan yang didapat Gulf padahal dia tidak memiliki keluarga, jika penghasilan dari cafe itu sangat tidak mungkin sekali. Dia mulai mengerti , semuanya berkaitan dengan kejadian malam ini.

" Jadi, ini sebabnya lo keliatan murahan di depan gw? " Tanya Mew meremehkan.

Gulf terkejut dengan penuturan Mew, ia tidak percaya jika Mew akan mengatakan itu, air matanya kian jatuh dengan rasa sakit yang teramat sangat.

" Lo main sama bokap gw? "

Gulf menunduk, sesenggukan.

Mew menggeleng tidak percaya. Dia kembali meremas rambutnya dengan kasar. " Lo boongin gw, gup? Selama ini lo udah boongin gw? "

" Ma-maaf.. Hiks, " Lirih Gulf.

" Maaf? " Mew tersenyum sinis. " Demi Tuhan gw ga peduli seandainya saat ini yang gw liat itu laki-laki lain. Atau sekalipun lo pernah tidur sama semua laki-laki di muka bumi ini, gw ga peduli. TAPI KENAPA MESTI BOKAP GW, GULF. KENAPA??!!! "

" Aku ga t-tau kalo dia papa kamu. Sumpah Mew aku ga tau, " Lirih Gulf sungguh-sungguh.

"BULLSHIT!! " Bentak Mew kembali.

" Selama ini gw keliatan kaya orang tolol, begitu mencintai laki-laki yang udah ancurin hidup nyokap gw, ngancurin hidup gw, ngancurin keluarga gw, hha tolol banget. Tapi lo dengan gampangnya minta maaf? Basi bangsat! "

" M-mew.. Aku udah coba berenti, tapi keadaan ngiket aku, Mew. Dan aku ga tau kalo dia papa kamu maafin aku.. " Gulf berusaha memegang tangan Mew, tapi lelaki itu menepisnya dengan kasar.

" Udah berapa banyak duit yang bokap gw abisin buat nidurin lo? Apa lo bisa ganti luka yang di dapet sama nyokap gw atas tidakan anjing lo itu?! "

Karna tau dirinya salah, maka Gulf sama sekali tidak ingin membela diri. Martin memang telah menghabiskan banyak uang untuknya, bahkan tidak terhitung lagi jumlahnya.

" Gw ga bisa maafin lo. Kita selesai. "

Gulf menggeleng. " Mew, kasih aku kesempatan. Aku janji bakalan akhirin ini. Aku bakalan berenti. Tolong jangan tinggalin aku, aku cinta banget sama kamu hiks.. " Gulf menggapai yangan Mew untuk membujuknya.

Mew mengeluarkan ponselnya. Dia terlihat mengetikan sesuatu dengan serius. Lalu dia menunjukkan layar ponselnya itu ke hadapan Gulf. " Itu bayaran karna gw pernah tidur sama lo. "

Mata Gulf terbelalak lebar. Mew menelansfer sejumpah uang dengan nilai yang begitu fantastis. Bahkan lebih dari yang pernah di terimanya selama ini. Itu artinya, lelaki itu telah menganggapnya sebagai...

" Bitch is Still a Bitch, kanawut. "

DUAR!!

Kaki Gulf termundur dengan sendirinya. Hatinya seperti di remukan, begitu sakit hingga air matanya saja tidak sanggup untuk keluar mewakili rasa sakit itu. Dia menatap Mew yang memandangnya dengan sama persis seperti yang di katakan lelaki itu tadi.

Bitch.

" Ya, kamu bener. Seorang pelacur, akan tetap menjadi pelacur sekalipun dia mencoba untuk berenti, " Ujar Gulf dengan penuh penekanan dan senyum mirisnya. " Makasih untuk bayaran kamu, aku memang melakukan Sex untuk di bayar. "

Lalu Gulf berbalik melangkah pergi meninggalkan Mew yang sama sekali tidak merespon apa-apa.

Setelah Gulf pergi, Mew seketika terduduk di lantai.





B. I. K(Ss1) Where stories live. Discover now