19. Dia

73 44 299
                                    

Vote sebelum membaca!
Komen sambil membaca!
Follow setelah membaca!

Hai semua👋 hari ini aku bawa dua berita, baik dan buruk.

Berita baiknya aku bakal update cerita ini setiap jam.

Kabar buruknya aku bakal Hiatus. Dan gak tahu sampai kapan.

Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan kalian yah.

Dan jangan lupa rekomendasikan cerita ini ke teman kalian yah.

Alangkah baiknya jika kalian vote terlebih dahulu.

Absen yuk.

"Bukannya aku sudah pernah mengatakan bahwa dia berharga dibandingkan apapun." -Michael

Michael memutuskan untuk tidak mengikuti acara penutupan di malam hari ini. Alasannya sih katanya entar yang jagain para cewek siapa. Padahal jelas-jelas banyak cowok yang akan melindungi mereka. Tapi buka Michael namanya, jika dia tidak bisa membuat temannya bungkam dengan tatapan elangnya.

"Alexa mana?" tanya Michael karena tidak melihat Alexa.

"Bukanya dia tadi ngikutin lu ke sana?" ujar Sandi menunjuk ke lorong yang sepi.

"Enggak. Gue bahkan enggak ke sana."

Drrttt...drrttt...

Michael memicingkan matanya melihat sebuah panggilan suara dari nomor tak di kenal meneleponnya. Karena saat itu dia sedang berada di dalam PIT yang masih cukup ramai, ia lantas memilih untuk mencari tempat yang sepi.

Michael mencari tempat yang benar-benar sepi. Begitu menemukan tempatnya, panggilan suara itu tidak lagi berdering setelah lima kali terus meneleponnya. Michael pun menunggu sampai nomor itu kembali meneleponnya. Lima belas menit berlalu, tapi tak kunjung ada panggilan yang masuk. Karena yang ditunggu tak kunjung menelepon, Michael pun memilih beranjak dari tempat itu. Baru beberapa langkah, nomor tak dikenal kembali menelepon.

"Akhirnya diangkat juga,"dahi Michael kontan mengerut.

"Siapa," tanyanya dingin.

"Nama gak penting. Lu mau Alexa selamat atau gue bunuh dia sekarang juga!"

"Lecet dikira Alexa, lu gue bunuh."

"Lu ngancam gue?"

"Devrin? Ini lu kan, gue tanda betul suara lu!"

"Santai Chael. Gue gak bakal bunuh dia langsung kok. Lu kan tahu kalo gue suka sama dia."

"Suka lu bilang anjing!! Lu cuma mau buat gue menderita lewat Alexa bukan. Gue kenal lu Devrin!"

"Lu bayar berapa supaya semua cewek-cewek suka semua sama lu. Huh??"

Detik setelahnya dia terkekeh. "Lu jadi kayak orang gila gini... Hanya gara-gara cewek," kekeh Michael sekali lagi. "BANCI!!" lalu mematikan panggilan telepon itu.

Michael pergi dari tempat itu menghampiri Gara, Aksara dan lainnya yang masih berada di PIT.

"Nih anak kagak ada khawatir- khawatirnya ya. Pacar lu lagi ilang bego!"

Love And HateWhere stories live. Discover now