9. Kagum 1

116 101 111
                                    

Vote sebelum membaca!
Komen sambil membaca!
Follow setelah membaca!

"Kadang kita memang sulit membedakan mana kagum, mana suka!" -Michael


Mobil Michael melaju dengan kecepatan rata rata menuju rumah sakit. Sesampai di rumah sakit Alexa, pergi begitu saja meninggalkan Michael yang masih berada didalam mobil.

Alexa berlari di koridor rumah sakit. Tidak memperdulikan peringatan dokter dan perawat agar tidak berlari di sepanjang koridor rumah sakit. Alexa terhenti saat berada didepan ruang ICU, tempat Devrin dirawat. Tangannya berkeringat, entah karena kelelahan berlari atau karena gugup.

Alexa membuka pintu itu, namun dicegah ketika seseorang memanggil namanya. "Alexa!"

Alexa berbalik, seseorang yang memanggil namanya adalah Devrin. "K-kak Devrin" ucap Alexa terbata -bata, ia segera memeluk Devrin dengan erat.

Alexa menangis dalam pelukan mereka.  "Kenapa nangis? Lo takut kehilangan gue? Bukanya lo nggak suka sama gue?" tanya Devrin terkekeh.

Alexa melepaskan pelukan mereka. "Iya. Karena lo yang udah nyelamatin gue dari truk, gimana gue nggak khawatir"

Michael yang sedari tadi melihat, tidak berniat mengganggu mereka berdua. Ia memutuskan untuk pergi dari situ, tidak tahan mendengar lebih lanjut percakapan mereka.

"Jadi Xa lo memang nggak ada tuh perasaan sama gue?"
Alexa terdiam, "Hmm, gue masih ragu kak"

***

Sementara di tempat lain, terlihat dua orang yang baru saja keluar dari restoran menuju halte bus. Membawa beberapa alat musik yang baru saja mereka mainkan. Restoran itu merupakan milik Michael, tempat Aksara bekerka. Dimalam hari Aksara menyanyi menghibur para tamu yang berdatangan.

"Makasih banyak Bel, lo udah mau bantuin gue" Aksara mengantarkan Bella kedepan halte.

Bella tersenyum. "Iyah gak masalah kok. Tapi sepertinya nggak ada kendaraan yang lewat lagi, kas. Gimana dong gue pulangnya?" Bella memperhatikan jalan raya yang berada didepannya yang kosong.

"Bodoh amat" Aksara berlalu meninggalkan Bella sendirian di halte. Sifat dinginnya kembali lagi.

"Aksara jelek!!" umpat Bella ketika Aksara menghilang di lorong gelap. "Ihh nyebelin banget sih jadi cowok, untung sayang" Bella tersenyum kecil, membayangkan wajah Aksara yang tampan ketika sedang bernyanyi.

15 menit

30 menit

45 menit

Sudah hampir satu jam Bella menunggu  bus namun tidak ada satupun kendaraan yang berlalu. Jalanan tampak sepi, seperti tak berpenghuni. Angin malam menerpa wajahnya yang cantik.

"Akhh..., mendingan gue jalan aja deh!" final Bella.  "Lagian jarak rumah dari sini nggak terlalu jauh juga" Bella akhirnya memutuskan untuk pulang berjalan kaki, karena sedari tadi tidak ada kendaraan yang berlalu.

Bella berjalan sambil mendengarkan lagu menggunakan earphone, tidak memperhatikan jalan yang gelap didepannya. Bahkan dia tidak menyadari ada seorang pria yang terlihat sudah mabuk berjalan kearahnya. Aksara yang mengikuti Bella dari belakang, menghentikan mobilnya turun dan berjalan kearah Bella.

"Woi!"

"Bel!!"

"Bella!!"

Aksara berteriak namun Bella tidak sedikit pun terusik. Entah berapa volume lagu yang dia dengarkan sehingga tidak dapat mendengar teriakan Aksara. Aksara menghela nafas panjang berlari menghampiri Bella menarik tangannya dengan paksa. Dan membekap mulutnya.

Love And HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang