7.Psychopath 2

128 106 33
                                    

Vote sebelum membaca dan komen sambil membaca.

"Tanpa kusadari ada seseorang yang mencintaiku melebihi nyawanya sendiri"-Alexa.

Kriiiiiiing

Bel baru saja berbunyi pertanda jam pelajaran telah selesai. Semua murid bergegas untuk pulang, termasuk Alexa dan Michael.

"Anak anak jangan lupa kerjakan pr nya" ucap Bu Dewi mengigatkan miridnya "Apalagi kamu Michael jangan sampek nggak kerjakan tugas yang saya berikan. Jangan mentang mentang kamu pemilik sekolah ini, kamu dengan santainya tidak mengerjakan tugas." ucap Bu Dewi menunjuk ke arah Michael.

Michael mendengus kesal seraya memasukan bukunya. "Iyah Bu, bakal saya kerjain kok " jawab Michael enteng.

Bu Dewi menghela nafas. Memang jika ia berhadapan dengan muridnya yang satu ini, ia harus menyiapkan ekstra kesabaran. Bagaimana tidak jika dia terlalu memarah Michael  dia akan kehilangan pekerjaannya. "Kamu itu melawan kalau dikasih tau yah. Udah bodoh melawan lagi" Bu Dewi merapikan buku miliknya.

"Saya bukan bodoh bu, saya cuma malas belajar aja" balas Michael tersenyum. "Ayo pulang" ajak Michael pada Alexa.

***

Kini Alexa dan Michael sedang berjalan di pinggir jalan raya, yang berada tidak jauh dari sekolah. Mereka tampak sedang berdebat. "Al, kok lo gitu aja ngambek sih! Gue kan cuma nggak save nomor Whattsap dia, tapikan gue berteman sama dia" ucap Michael mengejar Alexa yang sudah berjalan meninggalkannya.

Alexa mempercepat langkahnya ketika Michael menghampirinya. "Oke oke gue save nomornya" ucap Michael mengalah sambil mengeluarkan ponsel miliknya.

Alexa berbalik badan, menghampiri Michael yang berada dibelakang. "Sini ponselnya, biar gue aja yang simpan nomornya langsung, entar nggak lo save lagi"

Saat hendak memberikan ponselnya kepada Alexa, tiba tiba ada yang menyenggol tangannya membuat pensel yang ada ditangannya terjatuh ke tengah jalan raya. Jalanan itu sepi tidak seperti biasanya.

"Woy, lo jalan pakek mata dong, lo gak lihat apa ada orang di depan elo" teriak Michael menghampiri pria itu untuk memberikan beberapa pukulan sebagai pelajaran karna telah membuat ponselnya terjatuh.

Dengan cepat Alexa mencegah Michael agar tidak berkelahi dengan pria itu. "Maaf mas, saya tidak sengaja" ucap pria itu meminta maaf sembari menundukan kepalanya. "Iya pak, gapapa kok" jawab Alexa menarik tangan Michael.

"Udahlah mic, lagian bapak itu tidak sengaja dan sudah meminta maaf" ucap Alexa mengelus punggung Michael agar dia tidak marah lagi.

"Hai Michael, gue bisa foto ngak bareng lo" sapa Kania dan Tania bersamaan seraya mengangkat ponsel milik mereka masing masing.

"Gue sibuk" balas Michael cuek. "Pliss, ayolah chael" ucap Kania memelas, melipat tangannya memohon kepada Michael.

"Xa lo bantu kenapa bujuk Michael agar mau foto sama kita berdua" yang diajak bicara hanya diam.

Walaupun Kania dan Tania sering membuat Alexa menderita, Alexa tetaplah Alexa. Ia yang tak tega melihat kedua sepupunya yang sudah tampak seperti pengemis. "Mic, turuti aja lah apa mau mereka" ucap Alexa yang ikut menunjukan wajah memelas.

Michael menghela nafas dalam dalam, jika Alexa yang meminta ia tidak dapat menolak apalagi sampai Alexa memasang wajah memelas, ia tidak akan dapat menolak. "Oke oke, tapi gue ambil ponsel gue dulu" jawab Michael seraya menunjuk ke arah ponselnya.

"Biar gue  yang ambil ponselnya, kalian foto foto aja dulu" ucap Alexa melangkahkan kakinya ke tengah jalan raya.

Alexa menunduk mengambil ponsel itu "Untung nggak ada kendaraan yang lewat, kalo nggak udah hancur ponselnya" monolog Alexa mengusap layar ponsel putih milik Michael.

Tanpa Alexa sadari sebuah truk besar melaju dengan cepat ke arahnya. Tidak memberikan peringatan kepada Alexa yang sedang berada di tengah jalan raya. Seakan sengaja tidak memberikan peringatan, walaupun hanya sekedar suara klason. Sedang Michael sedang sibuk berfoto, ia tidak memperhatikan Alexa.

Bruk!

"Ada yang kecelakaan!"

"Ada tabrakan!"

"Panggil ambulans" banyak lagi suara yang meneriaki kejadian yang baru saja terjadi.

Mendengar hal itu Michael sadar dan mencari keadaan Alexa. "Alexa" -batinnya.

Ia melihat sekelilingnya dan menemukan Alexa yang terluka di pinggir jalan raya. "Al, lo nggak kenapa napa kan?" tanya Michael panik memegang tangan Alexa.

Alexa menepis tangannya berjalan menghampir keramaian tempat kecelakaan itu. Berdesakan dengan beberapa orang disana untuk melihat siapa cowok yang menyelamatkan ia dari kecelakaan itu. "Kak Devrin" ucap Alexa menghampiri cowok itu yang masih agak sadar.

Michael mengikuti Alexa menerobos keramaian itu "Devrin" ucap Michael menghampirinya.

Sebulir air mata lolos dari pelupuk matanya tanpa ia sadar. Devrin melirik ke arah Alexa dengan tatapan menahan rasa sakit. Alexa juga menatapnya dengan tatapan khawatir dan merasa bersalah telah menolak seseorang yang mencintainya dengan tulus.

"Apa kalian sudah memanggil ambulans?" tanya Alexa pada bapak bapak yang ada di sana.

"Sudah neng, tapi ambulans nya belum  datang juga neng" jawab bapak bapak itu.

Mendengar hal itu membuat Alexa mendengus sebal, dengan segera ia merogoh saku roknya dan menekan nomor Gara.

"Halo gar, lo sekarang ke jalan raya dekat sekolah jangan lupa bawa mobil lo"

"Oke"

Pip

Alexa mematikan panggilan telepon secara sepihak membuat Gara mendengus kesal. "Idih dia yang minta bantuan, tapi nggak tau bilang makasih!" umpat Gara melempar ponselnya asal.

"Tahan bentar yah Kak, sebentar lagi Gara datang" ucap Alexa mengelus kepala Devrin yang berlumur darah.
Devrin hanya bisa diam menahan rasa sakit yang dia rasakan, sampai akhirnya dia memejamkan matanya. Hal ini membuat Alexa semakin khawatir dan panik.

Tak lama Gara datang, dengan segera Michael mengangkat Devrin dengan bantuan dari Gara. Selama di perjalanan Alexa tak berhenti memengang tangan Devrin. "Lo harus selamat demi gue!" ucap Alexa mencium tangan Devrin.

Michael yang melihat hal itu mengalihkan pandangannya keluar. Ada rasa cemburu ketika melihat Alexa bersama dengan Devrin walaupun hanya sebentar. "Udah adegan mesranya?" tanya Michael dengan raut wajah dingin tak bersahabat.

Gara yang melihat wajah Michael tertawa. "Lo cemburu yah chael" Michael langsung menatap tajam ke arahnya membuat Gara mendengus kesal.

"Kalo suka ngomong jangan diam aja. Banyak orang kehilangan karena telat mengungkapkan perasaannya" sindir Gara mampu membuat Michael tampak memikirkan apa yang dia katakan.

"Iyah gue suka sama lo. Tapi apa lo juga suka sama gue?"-batin Michael

Alexa menghela nafas panjang. "Iyah lo benar gar, gue terlalu bodoh untuk menyadari perasaan gue. Sebenarnya gue suka sama Kak Devrin tapi gue aja yang nggak mau melibatkan perasaan, gue bodoh, gue bodoh!" tutur Alexa membuat Gara dan Michael terkejut.

Hening!

"Lo suka sama Devrin?" tanya Gara kepada Alexa setelah beberapa lama memikirkan takut membuat Michael tersinggung. "Iyah gue suka sama dia" jawab Alexa yang masih sentiasa memegang tangan Devrin.



Gimana gimana?
Ceritanya lanjut cepat atau lama.

Vote dan Komen dong yang banyak biar semangat update ceritanya.

Salam hangat

Rebeca😊

Love And HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang