6. Psychopath 1

120 107 31
                                    

Vote dan komen sebelum membaca.

Hehe slogannya ganti😂

"Lo bakal mati ditangan gue, Alexa"- Febri


"Xa lo dari mana aja sih capek tau nyarin elo, eh tau nya di sini pantes gue cari gak ketemu" ucap Febri membuat Alexa terkejut, pasalnya Febri datang secara tiba tiba disaat Alexa tengah fokus membaca.

"Astaga Febri!, gue kirain  setan ternyata lo" jawab Alexa meletakan kembali buku itu ke rak semula.

Tring

Ponsel alexa berbunyi menandakan sebuah pesan masuk. Alexa merogoh sakunya dan membuka pesan itu, ternyata pesan itu dari Devrin.

"Kak Devrin kok tumben ngechat, biasanya langsung cari gue deh kalo mau ngomong sesuatu?" -batin alexa

Kak Devrin👉👈

Xa, gue mau ngomong sesuatu
sama lo. Lo bisa gak sekarang
datang ke ruang bela diri?

Bisa kak.
Otw

Oke gue tunggu


"Feb, gue luan dulu yah" pamit Alexa sebelum menghilang dari lorong rak buku.

"Yah gue sendiri lagi ni" monolog Febri

Febri ingin melangkah pergi namun dicegah oleh kania dan tania "Siapa bilang lo sendiri?" ucap Kania

"Maksudnya kalian apa?"

"Udah deh gak usah sok culun, gue tau kalo lo itu deketin Alexa ada mau nya kan!?" Kania menunjukkan smirknya.

"Terserah kalian mau bilang apa, gue gak peduli" ucap Febri pergi. Dengan cepat kania menjambak rambut Febri mampu menghentikan langkahnya. "Lo gak usah ngeles deh, gue tau lo itu psychopath Lo deketin Alexa cuma buat manfaain dia kan, lo ingin dapatin michael dengan cara memanfaatkan kebaikan dia kan" ucap Kania panjang lebar.

"A-apa buktinya" jawab febri terbata bata yang kesakitan ketika rambutnya ditarik paksa oleh kania.

Kania mengeluarkan sebuah foto dari saku rok nya "ini buktinya!" ucap kania menunjukan sebuah foto ketika Gara dan Alexa berpelukan ketika pertama bertemu.

"Lo gak bisa lagi ngeles, kami nemuin foto ini di buku lo. Opss maksudnya gue temuin ini di buku diary lo, disana ada tulisan lo bakal bunuh Alexa kalo dia gak bisa buat lo deket sama Michael, iyah kan" bentak Kania " Dan satu lagi lo itu Psychopath yang ada di sekolah ini. Lo kan yang  bunuh semua murid yang suka sama michael!?"ucap Tania lantang.

Sebelum Kania menarik rambut Febri semakin erat, Febri berhasil memegang tangan Kania lalu memelintirnya. Hal itu membuat Kania kesakitan, sekaligue membuat mereka terkejut. Bagaimana tidak Febri yang terlihat polos tak berdaya dan memiliki riwayat penyakit dengan santainya melawa mereka berdua.

Febri tersenyum licik, Tania yang ingin menolong saudara kembarnya tetapi ia menghentikan langkahnya ketika menerima tatapan dari Febri.

Febri berdecak pelan. "Kesalahan besar lo ingin ikut campur urusan gue" bisik Febri.

"Sialan lo, lepasin gue. Lo salah pahamin arti ucapan gue. Gue ngomongi masalah ini supaya lo dan gue bisa kerjasama buat bunuh Alexa" jelas Kania mencoba menahan agar tidak menangis, bisa malu ia jika menangis di depan Febri.

Mendengar penjelasan dari Kania Febri melepas tangannya. "Oke kita bicarakan hal ini nanti aja. Gue sibuk, temuin gue setelah pulang sekolah di cafe depan" ucap Febri sambil memperbaikin rambutnya yang berantakan setelah kejadian tadi.

***

Kini Alexa tengah berada di ruang bela diri namun tidak ada orang disana. "Katanya ketemuannya di sini, tapi bang Devrin dimana si"  -batin Alexa

"Lo cariin gue?" tanya Devrin yang tiba tiba muncul dihadapan Alexa, sedangkan yang ditanya hanya mengganggu sebagai jawaban.

"Kakak ngajak aku ketemuan mau ngomong soal apa sih?" tanya Alexa to the point. Devrin memeluk Alexa, "Gue suka sama" bisik Devrin sebelum mengakhiri pelukanya.

Alexa hanya diam mematung mencoba mencerna apa yang baru saja Devrin katakan kepadanya. "Maukah kamu jadi pacar saya?" tanya Devrin menatap mata Alexa mengharapkan sebuah jawaban dari pertannyaannya.

"Maaf Kak. Gue gak pernah suka sama lo" jawab Alexa sambil menundukkan kepalanya.

Kriiinggg

Mendengar suara bel Alexa segera pergi dari ruangan itu meninggalkan Devrin yang diam mendengar jawaban dari Alexa. "Terlalu berharap itu tidaklah bagus Devrin" ucap seseorang lalu berjalan ke arahnya.

"Gue kan udah bilang kalo lo mau dapati Alexa, lo harus kerjasama bareng gue. Tapi lo nya aja yang gak mau, sekarang gimana rasanya ditolak. Sakit gak, sakit gak, sakit lah masak enggak" ejeknya membuat rahang Devrin mengeras.

"Lo!" tunjuk Devrin kepada Febri, "Kalo aja lo bukan perempuan udah habis di tangan gue!" Devrin menatap tajam ke arah Febri.

Setelah dari perpustakaan Febri, segera berlari ke ruang bela diri untuk melihat apa yang terjadi, dan dugaannya benar. Devrin mengutarakan perasaannya kepada Alexa dan ditolak. "Sudahlah lo gak bakal pernah dapatin Alexa" teriak Febri ketika Devrin pergi dari ruang itu. Bahkan tampak sekali diwajahnya jika ia sangat kesal saat ini.

"Kasian juga yang perasaannya selalu ditolak. Gak gue gak lo Dev, sepertinya kita selalu aja gak pernah dianggap" monolog Febri sambil mengeluarkan ponsel dari saku roknya dan menekan sebuah nomor.

"Halo bos"

"Gue punya perintah buat lo. Gue mau lo bawa truk ke belakang sekolah, setelah pulang sekolah."

"Siap bos, akan saya laksanakan"

Tutt

Panggilan telepon dimatikan secara sepihak, oleh dirinya. Febri menghela nafasnya.  "Alexa, Alexa. Huh lo sebentar lagi lo bakal mati. Gue gak butuh lagi lo" monolog Febri sambil melihat foto Alexa lalu merobeknya.






Salam hangat
Rebeca:)

Love And HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang