10. Kagum 2

116 95 95
                                    

Vote sebelum membaca!
Komen sambil membaca!
Follow setelah membaca!

"Lo itu cuma sekedar kagum Alexa" - Michael

Sreett!

Sreett!

Sreett!

Sreett!

Leher Tania sudah tak berbentuk lagi. Darah mengucur deras dari lehernya. Dia telah meninggal. Sedangkan gadis yang membunuh Tania tersenyum penuh kegembiraan. Kania yang melihat kejadian itu berteriak histeris.

"Tania! Bangsat lu,"maki Kania "Gue bakal bunuh lu" Kania memberontak mencoba melepaskan tali yang mengikat dirinya.

Gadis itu menunjukkan smirknya. "Elo bunuh gue, nggak akan pernah terjadi!!" Ucap gadis itu mengarahkan pisau yang ada di tangannya kearah kaki Kania.

Sreett!

Sreett!

Sreett!

Kania pingsan saat melihat darah mengucur deras dari kakinya. Gadis itu tersenyum, senyuman yang sulit untuk diartikan.

"Kubur gadis itu!" perintahnya kepada kedua anak buahnya, menunjuk kearah Tania yang sudah tak bernyawa.

Gadis itu mengambil tas ransel yang berada di meja kemudian berjalan kearah pintu. Namun sebelum keluar ia berbalik.

"Awasin gadis itu, jangan sampai dia kabur" perintah gadis itu yang berada di ambang pintu.

"Baik bos" ucap mereka serentak

***

Sudah seminggu berlalu setelah kejadian kecelakaan itu. Dan juga sudah hampir seminggu pula Kania dan Tania menghilang. Paman dan Bibi Alexa sudah mencari mereka dan melaporkan hal ini kepada polisi. Namun polisi juga tidak dapat menemukan mereka berdua. Mereka seperti hilang ditelan bumi. Tidak ada satu pun petunjuk keberadaan mereka.

Paman dan Bibi sangat sedih. Alexa juga sudah membantu mencari sesupunya yang hilang, tapi ia juga tidak menemukan. Paman dan Bibi juga sudah menyuruh Adit, ketua geng motor untuk mencari kedua putrinya. Namun hasilnya tetap sama, nihil.

Semenjak kejadian itu juga, Alexa dan Michael tidak pernah bertemu lagi. Michael selalu saja menghindar dari Alexa. Bahwa walaupun mereka satu meja, mereka tidak lagi mengobrol seperti biasanya.

Kembali seperti dulu Michael yang dingin tak tersentuh. Pelajaran sedari tadi telah dimulai. Namun Michael memilih untuk tidur di bangkunya. Tidak memperhatikan penjelasan yang Bu Dewi berikan.

Sesekali Alexa menatap Michael yang tertidur pulas. Mengapa Michael belakangan ini selalu saja tertidur di kelas?. Apa yang dia lakukan sampai sampai dia terlihat  kelelahan?. Banyak lagi pertanyaan yang ada dipikiran Alexa. Tapi ketika Alexa memperhatikan lebih serius Michael. Tak dapat  ia dipungkiri bahwa Michael memiliki wajah yang tampan melebihi Devrin.

Kriiiing

Jam istirahat pun tiba. Semua murid bergegas menuju ke kantin, untuk mengisi perut yang kosong karena lelah berpikir selama jam pelajaran berlangsung.

Gara menghampiri meja Alexa. "Chael bangun, udah istirahat" Gara mencoba membangunkan Michael sambil menggoyang badannya.

Akhirnya Michael bangun. Ia melihat kearah Alexa sesaat kemudian mengalihkan pandangannya.
Alexa bangkit dari bangku yang ia duduki. Berjalan meninggalkan kelas.

***

Setelah mencuci muka, Michael dan anggota Alpha Team berjalan menuju kantin. Sahut sahutan terdengar jelas saat mereka berjalan di koridor sekolahan. Sesampai di kantin, Michael duduk di bangku paling pojok agar tak diganggu oleh siswa lain.

Jujur saja saat ini pikirannya sangatlah targanggu. Banyak perkerjaan kantor yang harus ia kerjakan. Belum lagi ia harus memantau cafe miliknya dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Walaupun Alpha Team terlihat nakal, mereka tidak senakal itu. Mereka selalu mengerjakan tugas walaupun mereka selalu mengumpulkannya di hari terakhir.

"Eh, Chael Lo mau pesan apa? Biar gue pesenin",tanya Gara berdiri dari duduknya

"Samain sama lo aja gar" balas Michael dan menyerahkan tiga lembar uang seratus ribu rupiah kepada Gara.

Michael selalu memberikan uang lebih. Katanya uang tidak dapat membeli persahabatan mereka. Michael tahu Aksara tidak memiliki uang sebanyak dirinya. Aksara selalu menolak tapi Michael mengancam akan memecat dirinya dari cafe.

"Kalo Lo kas, pesan apa?"tanya Gara

"Gue nggak lapar" balasnya cuek, "Chael gue ke ruangan kita dulu yah, kepala gue sakit." pamit Aksara kemudian berjalan menjauh dari area kantin.

***

Dilain tempat terlihat seorang gadis yang sedang berjalan membawa satu kotak makanan. Dia adalah Bella.

Hari ini dia membawa kotak makan itu untuk Aksara. Ia berjalan menuju kelas Ipa³, namun tidak menemukan Aksara. Kemudian ia berlari ke ruangan khusus Alpha Team, berharap Aksara berada di sana.

Bella telah berada di depan ruangan itu.  Ruangan itu tidak terkunci. Bella masuk, meletakan makanan yang ia bawakan di atas meja. Lalu mengambil selembar kertas dan pulpen yang ada di sakunya. Ia sedang menulis sesuatu.

Aksara jangan lupa dimakan yah. Jangan sampai dibuang, harus dihabisin ya:)

Bella

Saat ingin keluar mata Bella menangkap sesuatu, sebuah gitar yang berada di atas lemari. Entah dorongan dari mana, ia tertarik melihat lebih dekat gitar itu. Ia berjalan kearah lemari itu, lalu mengambil kursi yang ada di samping lemari untuk dinaikinya. Karena ia tidak dapat menggapai gitar itu.

Walaupun menggunakan kursi, Bella tetap sulit menjangkau gitar itu karena tubuhnya yang pendek. Tidak sadar kursinya mulai oleng. Dengan refleks Bella menarik gitar itu. Ia jatuh bersama gitar itu. Suara dentuman terdengar kuat saat ia terjatuh.

"Aduh, sakit banget ngab!"ucapnya sambil membersihkan rok nya yang sedikit berdebu.

Bella bangkit, dan menaruh gitar  di samping lemari tanpa melihat kondisi gitar itu. Ia tersentak, ingat dengan ketiga teman yang sedang menunggu dirinya.

Ia segera bergegas berlari meninggalkan ruangan itu. Tak berselang beberapa menit, Aksara datang dan masuk ke ruangan itu, ruangan khusus Alpha Team.

Saat sudah berada di ruangan itu, ia mencari gitarnya di atas lemari, tetapi ia tidak menemukan. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Dan  ia menemukan gitarnya, yang berada di samping lemari.

Gimana gimana?
Ceritanya lanjut cepat atau lama.
Vote dan Komen dong yang banyak biar semangat update ceritanya.

Bye bye👋

Salam hangat

Rebeca😊

Love And HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang