Orang-orang memberi julukan pada gadis topeng itu bukan tanpa sebab.

Ragazza Mortale, diambil dari bahasa Italia yang berarti, gadis mematikan.

Yah, mematikan. Karena sampai saat ini, belum ada satupun orang yang pernah mengalahkannya dalam balapan. Entah itu cewek maupun cowok.

Selain itu juga, gadis topeng itu terlihat berbahaya dan menyeramkan. Aura gadis itu sangat kuat. Membuat banyak dari mereka saat bertemu gadis itu, merasa terintimidasi.

Za memang selalu diundang di acara-acara balapan yang besar dan resmi. Mengundangnya adalah suatu kehormatan besar bagi mereka yang mengundang.

Za adalah ratunya balapan.

Saat ini Phoenix terdiam. Laki-laki itu mematung, saat mendengar suara gadis topeng itu yang terdengar familiar baginya.

DEG

Jantungnya mendadak berdegup dengan kencang, saat pikiran mengenai gadisnya, terlintas begitu saja saat mendengar suara gadis topeng ini.

"Nggak mungkin," batin Phoenix menatap tajam gadis topeng itu.

"Bisa dimulai?" pinta Za. Gadis itu melihat seseorang yang sedang menatapnya sangat tajam, membuat ia sedikit gugup.

"Baik nona–"

"No, panggil gue Za aja," potong gadis itu.

"O–oke Za," balas Nathan.

"Peserta bersiap!" ujar Nathan sedikit berteriak.

Semuanya langsung bersiap-siap saat mendengar perintah dari Nathan.

Za menghela nafas pelan saat Phoenix masih menatapnya dengan tajam.

"Bodoamat lah," batin gadis itu.

•••

Pagi hari yang indah. Phoenix sudah siap untuk berangkat sekolah. Hari ini, dia memutuskan untuk tidak menjemput gadisnya.

Laki-laki tampan itu masih ngambek terhadap gadisnya. Ngambek karena kemarin gadisnya tidak menjawab 'love you too' kembali padanya.

Kalau pacaran sama bocah, kira-kira begitulah gambarannya.

Selain itu, Phoenix juga marah terhadap gadisnya karena ada hal lain.

Ngomong-ngomong tentang balapan kemarin. As always, laki-laki tampan itu menang lagi dari Decker.

Setelah sudah siap semua, Phoenix akhirnya berangkat menggunakan mobilnya.

•••

Saat berjalan di koridor sekolah, lengan Kasuari mendadak ditarik oleh seseorang. Gadis itu sedikit terkejut. Saat melihat siapa yang menariknya, gadis itu sedikit memberontak.

"Apa–"

"Diam," potong Phoenix dingin.

Kasuari terdiam saat mendengar nada dingin dari Phoenix. Laki-laki tampan itu terlihat marah. Rahang tegasnya juga mengeras.

Kasuari menghela nafas. Sudah menduga akan seperti ini. Akhirnya gadis itu memilih pasrah ditarik oleh pacarnya.

Ternyata, Phoenix membawa gadisnya ke parkiran mobil. Laki-laki itu membawa gadisnya ke mobil miliknya, dan menyuruh gadis itu masuk.

Setelah mereka berdua sudah masuk kedalam mobil, keheningan melanda mereka.

KLIK

Phoenix mengunci mobilnya. Setelah itu, laki-laki itu menghadapkan tubuhnya kearah Kasuari. Matanya menatap tajam gadisnya.

DANGEREUXحيث تعيش القصص. اكتشف الآن