BAB 04: Masih Di Sekolah

616 56 0
                                    

Gilang memasukkan kedua tangannya pada kedua saku celana saat menyusur koridor sekolah. Rencananya hendak menyusul Desri rekan baiknya yang keluar lebih dulu karena Gilang membela adik kelasnya itu.

Desri rupanya menyendiri di kantin seraya menikmati minuman jeruk, sesekali melirik Gilang yang jalan menghampiri, Desri pura-pura tidak melihat dengan mengalihkan pandangan ke arah lain.

Gilang melewatinya menuju kulkas. Diambilnya satu minuman botol lekas duduk berhadapan dengan rekannya itu.

"Kenapa?" Tanya Gilang memulai pembicaraan.

Desri diam dia alihkan dengan mengaduk minuman jeruknya oleh sedotan.

"Des?"

"Mau sampe kapan didik mereka kayak gini?" Tanya Desri sesaat diam sedari tadi.

Gilang paham dengan tanyaan rekannya. Dia memutar tutup botol lalu dia teguk setengahnya.

"Jangan terlalu tegas. Santai aja. Lagipula mereka belum tentu kayak kita,"

Desri senyum seringai" Lo harus inget, kenapa gue di sini." Beranjak meninggalkan Gilang seorang diri.

Memutar ke belakang, Desri itu rekan yang masih bertahan dengannya saat angkatan dia lebur karena saling egois juga tak kompak satu tahun lalu. Keduanya meneruskan hanya karena tak ada yang mau bernaung lagi juga tak peduli nasib ke depan ekskul gimana. Gilang tak ingin ekskulnya tak ada penerus juga malu sering jadi bahan obrolan ekskul lain saat rapat. Dia menemui ketuanya, Rizki yang menyerah juga sering menunjuk Gilang agar menggantikannya.

Rizki pindah sekolah karena kepindahan rumah ke Bandung. Kakak sebelas dulu yang kini kelas dua belas saja sudah tak peduli tentang nasibnya karena mereka sudah angkat tangan juga akan fokus menghadapi ujian. Kejadian itu terlaksana saat rapat keseriusan. Pintu dibuka lebar lalu yang mengundurkan diri meninggalkan tempat. Gilang hanya menundukan kepala saat teman juga ketuanya beranjak satu-satu menyisakan kursi berderit lantai saat suasana tegang. Hanya bersisa Gilang juga Desri yang bertahan juga diberi tepuk tangan oleh kelas dua belas.

Gilang terdiam dia menoleh ke belakang saat Desri meninggalkannya seusai memberi komentar tentangnya. Gilang beranjak tak ingin masalahnya terlalu berlarut, dengan beranjak mengambil seribu langkah mengejar Desri yang jalan menyimpan kecewa.

"Des!" Panggil Gilang di koridor berhasil menghentikan langkah Desri. Dari sana, Desri terpegun sesekali menyungging senyum seringai muak.

"Kita bisa kok urus mereka biar mereka enggak kayak kita. Tenang aja," Ujar Desri ramah tak menoleh ke belakang, dia jalan lagi melewati ruangan kumpulan adik kelasnya yang sedang makan di dalam.

Gilang terpaku bahkan kakinya tak melangkah mendekat saat Desri diam tadi. Dia mendengar paparan rekannya padanya. Gilang jalan pelan-pelan menuju ruang adik kelas sembari mengintip ke jendela yang anggotanya sedang menikmati makan siang dengan candaan setelah mereka kikuk sedari tadi.

Arah penglihatan Gilang tertuju pada Bintang yang makan dengan ceria juga bersambung obrolan dengan Adit, teman barunya itu. Gilang sembari jalan mengintip lalu senyum pada bocah itu. Bocah itu yang bikin hatinya tersentuh juga bikin dia memperlakukan lain juga bikin masalah dengan Desri. Keduanya tak akur mungkin itu yang bikin rekannya semakin khawatir soal ketidakompakan dan takut jika nasib anggota Sekarang seperti angkatan dulu.

Gilang memegang daun pintu lalu diputar ke bawah menyisakan celah cahaya dari luar. Derit pintu bikin alih mata junior saling tuju pada kedatangan Gilang, mereka berlaku biasa lagi dengan mimik resah seraya tunduk menikmati makan dengan tak kecuali Bintang yang melihatnya polos seakan tak takut dengan kakak kelasnya.

Under Sunset In Skyline [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang