Lyra mengendikkan bahu. "Tidak tahu." Kemudian ia menyodorkan mangkuk kecil di tangannya. "Wanna try it, Mr. Park?"

Tanpa menjawab apa pun, Jae mengambil satu cumi kering yang ukurannya kecil. Menguyahnya sebentar lalu menelannya. "Not bad," ungkap Jae. Rasanya tidak terlalu asin tapi enak untuk lidahnya. Selain lobster, ternyata cumi kering juga enak.

"By the way, bagaimana dengan temanmu? Apa dia sudah pindah?" tanya Lyra sambil mengunyah cumi.

Bukannya menjawab, Jae malah bertanya, "Kau tidak punya kegiatan lain? Menjaga kasir atau semacamnya? Menganggu pelanggan tidak akan menjadikanmu pemilik gedung."

Lyra mendecak, lalu menunjuk meja bar. "Aku tidak perlu menjaga kasir. Sudah ada pegawai baru yang melakukannya. Lagi pula ada Taeri yang setia menjaga kafe," ujarnya. "Jadi, bagaimana? Apa kau dan temanmu itu sekarang tinggal bersama?"

"Bukan tinggal bersama. Dia hanya akan tinggal sementara saja. Setelah renovasi apartemennya selesai, hubungan roommate kami selesai."

"Siapa namanya?"

"Dowoon."

"Oh, Dowoon."

"Kau mengenalnya?"

"Tidak."

Jae memutar bola matanya malas. Kalau dipikir-pikir perkataan Lyra ada benarnya. Jae sama sekali belum pernah memperkenalkan keempat temannya itu pada perempuan ini. Sedangkan Lyra malah tertawa melihat ekspresi Jae yang terlihat agak menggemaskan karena mata kecil pria itu.

Obrolan ringan mereka dimulai dengan pertanyaan Lyra. "So, tidak ada yang mau kau bicarakan? Maybe you're meeting someone or cerita aneh pasienmu? Aku akan sangat senang jika kau bercerita tentang pasienmu."

Jae menggeleng sambil menggigit cumi kering. "Dari pada bicara tentang pasienku, lebih baik kita berbicara tentang kau, Lyra."

Jae berbicara dengan mulut sibuk mengunyah cumi kering yang keras. Tangannya mengambil sesuatu dari saku mantel.

"Aku? Nothing special. Mungkin aku han—"

"Ini. Apa yang harus kujawab?"

Kalimat Lyra dipotong oleh Jae. Pria itu menunjukkan chat di ponselnya dengan display name seseorang yang Lyra sangat kenal.

"Tunggu. Ini mantanku yang brengsek? Kapan dia mengirimimu pesan?"

Lyra memajukan badannya untuk melihat keseluruhan chat Jae dengan mantan kekasihnya
. Tidak ada niat untuk merebutnya dan membacanya sendiri.

"Baru-baru ini. Aku juga tidak tahu kenapa mantan brengsekmu mengirimiku pesan."

Keseluruhan chat hanya berisi mantan kekasihnya yang berbasa-basi menanyakan kabar Jae dan sebagainya, tapi kemudian saat tangan Lyra bergerak ke chat yang paling bawah, matanya berubah tajam dan alisnya berkerut.

"Jangan dibalas!"

Isi chat terbaru dari mantan kekasihnya itu adalah menanyakan kabar Lyra. Chat itu sudah terkirim dari kemarin yang artinya sampai sekarang Jae belum membalasnya dan Lyra bersyukur akan hal itu.

Days Gone ByWhere stories live. Discover now