20 : Cilla lemah

36.7K 2.4K 120
                                    

aku berharap kalian bisa mencintai cerita ini ❤️

___

Ketenangan itu berteman dengan kesepian.

•••

Renata tengah menangis di pelukan Johan, dia mendapat kabar jika Cilla kecelakaan. Asti menatap menantunya tidak suka, karena menangisi Cilla. Wanita itu duduk di samping Silla yang sedari tadi diam saja.

"Kenapa kamu menangisi anak itu, Renata? Kamu membuang air matamu secara percuma untuk menangisi anak tak berguna itu!" Seru Asti sambil beranjak dari tempat duduknya.

Renata menatap ibu mertuanya dengan tajam. "Dia anak saya, Ma! Saya yang lahirin dia! Dan sekarang dia terbaring lemah disana, bahkan saya juga nggak tahu apa dia mampu melawan semua ini!"

"Renata!" Tegur Asti.

"Memang benar apa yang dikatakan oleh Cilla, seharusnya saya tidak perlu mempercayai hal kuno itu dan menyiksa kehidupan anak saya! Mungkin waktu itu semuanya sudah di rancang oleh Tuhan." Renata marah. Marah kepada Asti dan juga pada dirinya sendiri.

"Johan, tegur istrimu!"

"Mama.. Semua ini salah! Tidak seharusnya kita seperti ini, Cilla tersiksa, Ma.."

Asti menarik nafas. "Anak itu tidak berguna, kalian sadar tidak? Dia hanya merepotkan kalian."

Silla yang melihat itu merasa kesal karena kedua orang tuanya berdebat dengan Asti hanya karena membela Cilla, yang ditakutkan oleh Silla saat ini adalah kasih sayang yang terbagi, dia tidak ingin Renata ataupun Johan menyayangi Cilla.

Dokter kemudian keluar, Renata dan Johan langsung berada di garda terdepan untuk menanyai kondisi Cilla, putri mereka yang dilupakan.

"Kondisi putri kalian kritis, kita juga perlu melakukan operasi transplantasi ginjal, karena penyakit gagal ginjalnya," kata Dokter itu.

Renata lemas seketika, bahkan dia tidak tahu jika anaknya mengalami sakit keras. Dokter tersebut kemudian berbalik untuk menangani pasien lain yang ada di ruang ICU. Johan menatap Asti dengan tatapan tajam, dia merasakan apa yang dirasakan oleh Renata.

"Bahkan kami tidak tahu jika Cilla mengidap penyakit serius, Ma! Itu karena kami terlalu menurut sama Mama!" Bentak Johan.

"Kamu nyalahin Mama, Johan? Sama seperti Renata?" Tantang Asti. "Memang itu kan kenyataannya, kamu tidak ing-"

"Kejadian itu sudah lama, Ma! Johan sudah berkeluarga, seharusnya Mama tidak ikut campur dengan masalah rumah tangga Johan!"

Di lain sisi, ruang ICU, Metta juga lemah dan kritis karena kehilangan banyak darah. Dua dokter sekaligus menangani beliau dengan serius, ingin menyelamatkan nyawa Metta.

"Dokter Ade, Ibu ini kehilangan banyak darah. Tidak sampai satu persen skala keselamatannya," kata Dokter yang tadi menangani Cilla.

Metta sudah pasrah dengan hidupnya. Dia merasakan sakit yang amat sakit, tak pernah sebelumnya dia rasakan. Dia sudah tak kuat lagi. "Be-be-rikan.."

"Suster pasien ingin bicara, rekam untuk ditunjukan kepada keluarganya nanti," suruh Dokter Ade.

"Baik, Dok."

"Be-be-rikan ginjal sa-sss-ya unshh-untuk Cilla.."

Tit

Dokter Ade dan Dokter Abi langsung menangani Metta dengan alat khusus. Berkali mereka mengarahkan alat itu ke area dada Metta, namun tidak ada sahutan apa-apa dari beliau.

ValcanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang