1 : Ultah

57.8K 3.6K 329
                                    

Sejauh apa mengejar jika yang dikejar tidak sudi untuk melirikmu, untuk apa?

•••

Hujatan demi hujatan dilontarkan kepada seorang gadis yang duduk di bangku pojok paling belakang. Gadis itu hanya diam dengan raut wajah yang datar. Siapa lagi jika bukan Cilla? Seisi kelas menertawainya ketika guru baru saja menegurnya sebelum mengakhiri pelajaran.

“Cewek bodoh! Pantas nggak ada yang suka sama lo!” suara milik Anggun menggema, membuat seisi kelas menertawainya.

“Cewek kayak lo emang nggak cocok buat sekolah disini,” sahut Reyna.

Cilla hanya diam mendengar ucapan teman sekelasnya, percuma, walaupun di melawan pasti akan kalah karena mereka banyak sedangkan Cilla hanya sendiri.

“Apalagi jadi ceweknya Valcano, cuih, sadar nggak sih kalau dia itu beda level,” celetuk Layla.

“Gue kasihan sama Valcano dapat cewek buruk rupa kayak dia, gue aja nggak sudi sebut namanya apalagi Valcano? Heran gue kenapa betah dia sama cewek kayak dia.” Afkar ikut berkomentar.

Dalam hati, Cilla memaki mereka semua dan menyumpah serapai mereka. Tapi, dia tidak ambil pusing dengan hal itu karena dia sudah terbiasa.

Hingga akhirnya, bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring. Semua anak bersemangat untuk kembali ke rumah tapi berbeda dengan Cilla yang tampak lesu. Gadis itu mengemasi semua barang-barangnya lalu menunggu teman sekelasnya untuk pergi.

Tiba-tiba ada yang mengusap surai rambutnya, Cilla menatap siapa pelakunya lalu tersenyum. “Valcano.”

Valcano Radiyatma Adnata. Lelaki dengan tubuh tegap dengan paras tampan yang digilai siswi-siswi di SMA Cendana. Cilla berdiri menatap Valcano sendu.

“Kenapa kamu disini? Mau antar aku pulang?” tanya Cilla.

Valcano terkekeh.

“Valcano, ayo gue udah balikin vas bunga dikelas.”

Cilla mendengus kasar mendengar suara itu, siapa lagi jika bukan Messalina Tedora. Gadis itu masuk ke dalam kelas Cilla dengan seenaknya sendiri lalu memegang lengan Valcano.

“Katanya lo mau nganterin gue pulang, Val.”

Valcano berdehem sebagai jawaban atas ucapan Messa. Cilla membuang mukanya, enggan menatap kedua orang yang ada dihadapannya ini.

“Gue mau pulang, Cil,” kata Valcano kemudian dia keluar dari kelasnya.

“Hati-hati..” cicit Cilla.

•••

“Silla, hadiah sudah menanti di kamarmu.”

“Wah, beneran Ma? Makasih Mama..”

“Makasih juga sama Papa dong.”

Silla langsung memeluk Papanya. Hari ini adalah ulang tahun Silla dan itu artinya Cilla juga berulang tahun hari ini. Cilla hanya mampu menatap nanar interaksi mereka bertiga, Silla selalu dimanja oleh Renata dan juga Johan. Mereka menganggap jika Silla membawa keberuntungan dan Cilla membawa pengaruh buruk. Orang tua macam apa mereka yang membedakan kasih sayangnya?

Cilla masuk ke dalam kamarnya ketika Silla sudah menaiki anak tangga rumahnya. Dia berjalan ke arah balkon kamarnya. Apakah kedua orangtuanya tidak ingat jika hari ini juga hari ulang tahunnya? Mustahil. Dia menatap handphonenya, apakah Valcano juga tidak ingat jika hari ini hari ulang tahunnya?

ValcanoWhere stories live. Discover now