MILAGRO || 30

10.3K 2K 882
                                    

30. Changes, Stickers and Memories

•••

"Thanks ya, udah mau nemenin gue beli buku," ucap Aeera mengangkat keresek putih dengan logo Gramedia di depannya. Berjalan beriringan dengan cewek yang rambutnya diikat satu, lengkap dengan kacamata bulat khasnya.

"Santuyyyy."

Aeera terkekeh kecil. Awalnya dia mengajak Hana, tapi teman sebangku sekaligus tetangganya itu tidak bisa karena ada acara keluarga di Bogor. Terpikir, akhirnya Aeera mengajak Mega untuk menemaninya.

Niat keluar untuk meredam kesedihan, malah diluar ekspektasi Aeera karena ternyata, cewek di sampingnya ini sangat menyenangkan. Bahkan beberapakali Aeera dibuat tertawa oleh Mega.

"Tau nggak, Ra? Kemarin gue diisengin lagi sama si Dona. Dia naruh lem di kursi gue. Tapi gue duduk aja, mana mukanya puas banget itu curut. Tapi gue, kan, smart. Sambil duduk gue taruh saputangan yang gue bawa, jadi pas berdiri dia kaget gue fine-fine aja ahahaha!" Axelle tertawa puas menceritakan kejadian itu.

"Gue lebih suka lo yang sekarang."

"Hah?" Repleks Axelle ber-hah ria. Walaupun sudah jelas dia mendengar perkataan cewek di sampingnya namun respons itu yang meluncur.

"Sekarang lo lebih kuat, gak kayak dulu kalau dirundung gak berkutik sama sekali. Jangan mau diperlakukan rendah kayak gitu lagi, ya?"

Setiba di area food court, Axelle membiarkan Aeera memesan dua boba. Untungnya tidak harus mengantre jadi tidak perlu menunggu lama.

"Iya. Gue gak suka orang lemah," balas Axelle tanpa mengalihkan pandangan dari Aeera.

Tersenyum, Aeera mengucapkan terimakasih dan membayar lebih dulu dua boba di tangannya. Lalu dia sodorkan pada Axelle sebagai ucapan terimakasih karena sudah meluangkan waktunya. Menemani Aeera sampai malam seperti ini.

"Lo berhak bahagia, Mega."

Dari dua bola mata cokelat terang Aeera, penglihatan Axelle turun saat pergelangan tangannya dipegang— tepat setelah menerima boba.

"Jangan lakuin ini lagi, ya. Jangan nyakitin diri sendiri. Lo gak sendiri, ada gue, ada orangtua yang pengen lihat anaknya bahagia. Lo bisa bayangin, kan? Gimana hancurnya kalau mereka tahu anaknya berantakan kayak gini?"

Axelle menarik lengan bajunya supaya bekas goresan di tangannya tertutup. Aeera ikut tersenyum saat Mega menarik lekukan bibirnya sambil mengangguk.

Menandakan kalau Mega ... Memang siap bahagia.

•••

Raefal sudah terbiasa dengan runitas barunya. Pagi-pagi dia akan jogging bersama Nia walaupun masih susah dibangunkan, bermain dengan landak mini milik Jean, membantu Nasha memasang sepatu dan menguncir rambutnya jika Kaynara sedang repot, lalu mengantarkan Vian ke sekolah menengah pertama.

Semua hal itu terasa menyenangkan jika sudah dilakukan. Sungguh. Raefal semakin merasa nyaman dengan situasi dan kondisinya saat ini. Terkadang, Raefal ingin egois. Dia ingin menetap di tubuh Jean dengan semua yang dimilikinya sekarang.

Tapi, bagaimana dengan Jean?

"Woi, bro! Tumben nggak sama si cantik." Dika tiba-tiba datang merangkul pundak Raefal dari arah kanan.

"Si cantik siapa?"

"Alahh pura-pura amnesia apa gimana, nih, Pak." Kali ini Dino datang merangkul dari sebelah kiri, menghimpit Raefal yang langsung mendorong jauh keduanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 19, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MILAGROWhere stories live. Discover now