MILAGRO || 03

15.9K 3.9K 1.6K
                                    

Yokk bisa yok bacanya RA-E-FAL. Biasakan lidah kalian nyebut nama cogan satu ini gaess. Ntar dia ngambek😀

Selamat membaca. Jangan lupa vote, comment, and share cerita ini biar semuanya pada tau🔥

•••

03. Pertama pulang

•••

"Kak Iyonn"

Nasha memekik girang di undakan tangga atas. Kedua mata yang semula asyik dikucek kali ini berbinar melihat sosok Arion tengah berdiri dengan secangkir kopi di dekat sofa.

Langsung saja, Nasha melesat menuruni anak tangga membuat Arion yang melihatnya ngeri sendiri. Takut jika Nasha tersandung lalu terjungkal dengan tidak elite. Kan, tidak rela Arion kalau adik tersayangnya itu ada goresan atau benjolan.

"Jangan lari-lari, dek!" peringat Arion tak Nasha hiraukan. Anak itu malah mengumbar cengiran manis membuat Arion tak tega jika harus memarahinya.

Apalagi, Nasha sudah ancang-ancang merentangkan tangannya. Dengan senang hati pula, Arion menarik tubuh ke bawah menyamakan tinggi dengan Nasha yang langsung masuk ke dalam pelukan. Sebelumnya, Arion sudah menyimpan cangkirnya lebih dulu di meja.

"Tidurnya nyenyak cantik?" tanya Arion menggesek-gesekkan hidung mancungnya dengan hidung minimalis adiknya.

Nasha mengangguk tanpa memudarkan senyumnya. "Nyenyak!"

Arion ikut mengulas senyum. Tangannya bergerak menyelipkan rambut ke belakang telinga Nasha. Cepat sekali panjang rambut adiknya ini.

"Kok belum siap-siap? Kan, sekolah."

"Minggu. Masa Nasha harus sekolah sih, Kak? Libur tauu." Nasha merajuk. Melipat tangannya di depan dengan bibir mengerucut.

Arion menepuk kening dengan mulut terbuka. Merutuki kebodohannya. "Eh, iya. Lupa. Maafin ya cantik."

"Kakakkk." Nasha terkikik geli saat Arion terus mencium pipi bakpaonya. Suruh siapa lucu, makanya Arion gemas ingin menerkam.

"Sarapan dulu, kuy?" ajak Arion.

"Kuyy!" balas Nasha dengan semangat.

Arion tak tahan jika harus menahan cengirannya. Dia terlalu gemas dengan Nasha. Tangannya kali ini sudah bergerak mengacak puncak rambut adiknya.

Mereka bergegas ke meja makan yang tersambung dengan dapur. Ternyata, Arion sudah menyiapkan makanan kesukaan Nasha. Omelet juga segelas susu. Sederhana memang, mengingat keahlian Arion dalam memasak cukup terbatas. Tapi apapun yang Arion masak, Nasha akan menyukainya.

"Makan yang banyak. Biar cepet gede," kata Arion duduk di samping Nasha. Lahap memasukan sarapannya ke dalam mulut.

Arion tak melunturkan senyum sejak tadi. Matanya tak lepas sedetikpun dari adiknya yang terus mengoceh ini-itu sambil makan. Moment seperti ini tidak ingin Arion lewatkan.

Mengingat, mereka berdua jarang menghabiskan waktu bersama karena Arion yang sibuk di luar rumah. Pastinya, untuk mencari uang. Kalau sedang hilaf, Arion kadang main seharian dengan cewek-cewek incarannya. Niat terselubung, meredam sedikit semua masalahnya.

Tapi, tidak jarang Arion selalu membawa Nasha ke tongkrongan. Itu pun segala bentuk hal toxic disingkirkan lebih dulu. Seperti rokok dan alkohol misalnya. Arion tidak ingin membuat Nasha ternodai. Juga tidak ingin melihat kelakuan bejat kakaknya jika di luar rumah.

MILAGRODove le storie prendono vita. Scoprilo ora