MILAGRO || 02

18.4K 4.2K 2K
                                    

02. Jadilah kuat, agar tidak mudah dihancurkan

•••

Arion berusaha menstabilkan napasnya, membiarkan buliran keringat menghiasi pelipis. Beberapa kali mengerang menahan sakit sampai tak sadar wajahnya berubah pucat pasi kalau tidak melihat pantulan dirinya di cermin wastafel.

"Sial!"

Arion mengumpat saat mengangkat kausnya. Melihat luka jahitan yang basah dengan darah. Sampai perban putih yang membalut pun berubah warna menembus baju.

Sepertinya, cewek tadi tak sengaja menekan luka Arion. Membuat luka yang terbilang cukup baru ini kembali mengeluarkan darah.

"Rion, Rion. Lo beneran haid? Mau gue beliin roti? Mau rasa apa, bro?"

Axelle masih kekeh dengan pendiriannya di awal. Meraung-raung di depan pintu toilet sambil cengar-cengir tak jelas. Agaknya, kesadaran cowok itu mulai terkikis karena terlalu banyak meneguk minuman beralkohol.

"Bacot lo!" sahut Arion kesal. Menyalakan keran untuk membersihkan tangannya, lalu membawa air ke wajah mengalirkan keringat yang menempel.

"Rion main yuk? Kita main masak-masak. Saling lempar pisau biar romantis ihiw."

Arion memakai kemeja flanel nya kembali yang semula dia lepas. Kali ini dikancing untuk menutupi baju dalamnya terdapat bercak darah.

"Anying Arion! Keluar lo!" Axelle semakin menjadi di luar sana. Membuat hidung Arion kembang kempis menahan kesal.

Menarik napas lebih dulu, Arion keluar dari toilet menemukan Axelle sudah terlentang menunjuk langit-langit. Untungnya lorong ini hanya diperuntukan untuk karyawan kelab.

"Ucul bingit bintangnya, Rion," seru Axelle memberitahu dengan senyuman girang.

Arion mengikuti arah telunjuk Axelle, berganti dengan tatapan mencela saat melihat objek yang dimaksud. Di mana seekor cicak anteng menempel di langit-langit. Sepertinya, tengah menikmati kebodohan si cowok penuh tato itu.

"Bangun lo!" Arion menendang bokong Axelle. Malah meringis karena gerakan spontan itu membuat perutnya kembali berdenyut.

"Mana si Rae?" Arion bertanya kali ini. Sebab, tak melihat keberadaan Raefal disana. Dan membiarkan Axelle berkeliaran sendiri dalam keadaan mabuk seperti ini.

"Aing pun~ tak tau~"

"Lo pulang sono. Gue masih ada kerjaan."

Axelle memiringkan tubuh. Menyangga kepala seperti ibu menyusui. Menunjuk-nunjuk Arion. "Jangan ngelonteh, ah, Rion. Gak like aku tuh."

"Lo udah masuk jam-jam bego kayaknya, Xell," hujat Arion. Lelah. "Resek kalau udah mabok gini."

Arion menarik ponsel dari saku celana. Menekan kontak Raefal lalu membawa benda tipis itu ke depan telinga. Menunggu teleponnya diangkat, satu cewek dengan pakaian khas bartender melintas yang langsung Arion tahan.

"Sel, minta lipstik dong," pinta Arion tanpa basa-basi.

"Gue gak punyaa," sambar Axelle yang kali ini sudah menyandarkan tubuhnya di tembok.

MILAGRODonde viven las historias. Descúbrelo ahora