MILAGRO || 20

9.5K 3.1K 2.7K
                                    

20. Milagro

•••

Arion berontak sekuat tenaga. Penglihatannya masih gelap dan Arion tidak tahu ke mana dirinya akan dibawa. Berhubung mulutnya pun dibekap, Arion tidak bisa bersuara. Hanya erangan yang keluar.

Arion merutuk gigi depan Barat yang tak ada alias ompong tengah. Jadinya, dia susah untuk menggigit daging yang menutup mulutnya.

Tapi, Arion tak kehilangan akal. Bocah itu menjilat sesuatu yang menutupi mulutnya, langsung mendapat reaksi dari seseorang dengan hiperbola.

"Anying jigong! Bau jigonggg! Aaaaa!"

"Heh. Kalem!"

"Bocah blekok!" Axelle mengusap-usap telapak tangannya ke benda di sekitar. Bahkan, mengelapkan pada seragam Arion dengan kasar.

Jtak! Lalu tanpa ampun, dia menjitak kepala Arion.

"Berani lo sama gue?" Arion sewot setelah mengusap kepala yang jadi sasaran cewek dengan kacamata bulat. Dengan gaya selangit, dia menggulung lengan bajunya ke atas.

"Nantangin lo?" Berkacak pinggang, Axelle ikut nyolot.

"Emangnya gue takut sama lo? Jangan mentang-mentang badan gue kecil— eh turunin gue! Iya ampunnn mbak ampun!"

"Manggil apa lo barusan hah?!"

"Mbak!!"

Arion meronta saat tiba-tiba Axelle mengangkat tubuh kecilnya. Sekarang, mereka berada di jembatan penyeberangan orang. Cukup mudah bagi Axelle untuk melemparkan bocah ini ke bawah dengan kekuatan yang tak seberapa.

"Panggil gue baginda raja!" titah Axelle.

"Iyaaa baginda raja maaf! Turunin gue. Gue gak mau matiii!"

Di sela kepanikan nya, Arion mengerjap menyadari sesuatu. Bergumam pelan, "ya walaupun gue udah mati, sih. Tapi jangan dimatiin dua kali!"

Kelakuan Arion dan Axelle sukses membuat Raefal memijat pelipis. Ikut malu saat orang-orang yang menyeberang menyaksikan. Untungnya, mereka masih mengenakan seragam sekolah. Orang yang melihat pasti berpikir mereka adalah saudara.

"Udah woi!"

Axelle akhirnya menurunkan Arion. Seragam bocah kelas satu sekolah dasar itu tampak berantakan, dengan rambut acak-acakan. Axelle melotot sambil membenarkan letak kacamata yang melorot.

Tatapan Arion yang sudah kesal, tambah kesal saat menyorot bergantian saat sadar siapa yang menculik dirinya. "Kalian nyulik gue?!"

Sembari berdecak takjub, Raefal dan Axelle kompak menggeleng-gelengkan kepala.

"Nyolot banget bocil ye. Gak ada manis-manisnya," ledek Raefal.

"Ho'oh. Bukan le mineral berarti."

Raefal menoleh, ingin heran tapi ini Axelle.

"Gue bilangan Daddy gue mampus kalian!"

"Widihhh Daddy."

"Sekarang mainnya aduan. Cepu!"

Raefal dan Axelle terus menggoda Arion. Membuat anak umur 7 tahun itu semakin jengah. Terlebih saat melihat senyum menyebalkan kedua orang di depannya.

Arion mendengkus pasrah. Tidak tahu alasan dua orang ini membawanya ke sini. Mata Arion melihat ke sekitar, JPO ini terlihat tidak asing. Beberapa saat kemudian, dia menyadari sesuatu.

"Ngapain kalian bawa gue ke sini?" tanya Arion memastikan.

"Bocil gaul ya panggilannya udah lo-gue. Coba tebak, Cil, kenapa lo diangkut ke sini?" balas Axelle melipat tangan di depan.

MILAGROWhere stories live. Discover now