MILAGRO || 24

13.1K 3.1K 1.7K
                                    

24. Ketidakpahaman

•••

"Ra, kita duluan ya. Dahh."

"Iyaa. Hati-hati," balas Aeera. Menyimpan lebih dulu sapu ke belakang kelas. Tepatnya di pojok kanan, dekat lemari tempat di mana alat-alat kebersihan bersemayam.

Setelah membersihkan tangan dengan tisu basah, Aeera menggendong tas nya lalu mulai berjalan meninggalkan kelas. Ia ada jadwal piket hari ini, tapi tidak sejadwal dengan Hana. Biasanya Hana selalu menunggu untuk pulang bersama, tapi dia ada keperluan jadi bergegas lebih dulu. Jadinya, Aeera tak ada teman pulang.

"Pulang bareng?"

"Astaga!" Aeera terkejut, repleks mengelus dada sembari memutar kepala ke samping. Di mana si pelaku sedang menyandarkan tubuh di belakang pintu dengan satu tangan masuk ke dalam saku.

"Mau pulang bareng gue?" ulang Raefal berjalan mendekat. Menahan senyum geli melihat ekspresi Aeera yang belum terkondisikan.

"Nggak. Mau naik angkot," tolak Aeera setelah tersadar.

"Gue temenin." Raefal menyusul Aeera yang sudah berjalan lebih dulu. Menyejajarkan langkahnya dengan cewek ini.

"Nggak perlu."

"Perlu, Ra. Sekarang dimana-mana harus waspada, kasus kejahatan makin meningkat, apalagi di angkutan umum," papar Raefal. "Lo sendiri lagi, cewek. Bukannya ngedoain yang nggak-nggak, tapi jaga-jaga aja."

Aeera nampak menimbang sesuatu, apalagi perkataan Jean membawa ingatannya kembali soal cerita teman-temannya tempo lalu. Di mana, lebih dari satu teman Aeera, mendapat perlakuan yang tidak mengenakan saat berada di angkutan umum. Iya, pelecehan seksual dengan berbagai motif.

Yang tanpa sadar membuat Aeera mencengkeram sisi rok nya dengan telapak tangan yang basah.

"Iya! Temenin gue, J!" seru Aeera terlampau keras, terbawa suasana menyeramkan dari cerita-cerita temannya. Pelecehan seksual bukan hal yang perlu disepelekan.

"Iya. Sekalian jagain lo."

Balasan Raefal sukses membuat Aeera seketika mendongak, menatap manik cowok di depannya dengan bongkahan pertanyaan besar yang terus menghantui pikirannya.

"Ayo."

"J," panggil Aeera membuat langkah Raefal terhenti. Ia memastikan. "Lo bawa motor?"

Seolah mengerti dengan arah pembicaraan Aeera, Raefal menjawab, "kita naik bus."

Aeera mengangguk lalu melanjutkan langkahnya. Meninggalkan Raefal yang langsung mengeluarkan ponsel untuk mengirim pesan pada seseorang di seberang sana.

Ia tahu, Aeera tak akan pernah mau naik motor. Karena waktu SMP, ia pernah kecelakaan hebat sampai harus terbaring di rumah sakit, berkendara dengan temannya yang kebut-kebutan.

Ditambah soal Raefal yang kecelakaan saat balapan, membuat Aeera semakin tidak ingin berkendara dengan motor. Seakan menjadi trauma. Terlampau takut dengan semua kemungkinan yang akan terjadi.

 Terlampau takut dengan semua kemungkinan yang akan terjadi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MILAGROWhere stories live. Discover now