MILAGRO || 13

10.1K 3.1K 1.9K
                                    

13. Rindu

•••

Tak pernah Axelle bayangkan dia akan melakukan tindakan yang bertentangan dengan kemauannya. Yang bisa meruntuhkan harkat martabatnya sebagai cowok sejati.

Tapi, untuk sekarang Axelle maklumi karena sedang kepepet.

Iya, pokoknya dimaklumi.

Saatnya bilang, "TOLONGGGG! WOI TOLONGIN GUE ADA YANG MAU MEMPERKAOS GUE INII!"

"Heh!" sentak Mira. Ketiga cewek itu membelalakkan mata kaget mendengar teriakan cewek cupu di depannya.

"Enak aja! Emangnya kita cewek apaan?!"

"Jangan sembarangan, lo!" tambah Dona. Melirik ke arah Zia langsung mengangguk, seakan sudah mengerti.

"Kayaknya, gue perlu liatin beberapa ilmu taekwondo gue ke elo, Mega," kata Zia meraih dagu Axelle lalu menghempaskannya.

Zia menyeringai, siap dengan posisi kuda-kudanya. Axelle lekas berdiri, mewanti-wanti. Namun kedua tangannya lebih dulu ditahan Mira dan Dona di masing-masing sisi.

"Sial!" Axelle mengumpat. Berusaha berontak namun tidak ada hasil. Tenaga tubuh yang dihinggapi Axelle ini sangat lemah. Benar-benar lemah!

"Jangan ngadi-ngadi!" seru Axelle memperingati saat Zia bersiap hendak menggunakan teknik momtong jireugi, yaitu pukulan mengarah ke tengah, lebih tepatnya pada ulu hati.

Shit! Tidak ada kah orang yang mampir ke toilet? Padahal waktu Axelle di sekolah menengah dulu, dirinya bisa beberapa kali izin ke toilet saat di kelasnya sedang melakukan kegiatan belajar mengajar.

"Jangan banyak bacot!" sentak Dona.

Mira menambah, "langsung aja, Zia! Biar anak ini tau rasa. Gak berani ngelawan lagi!"

Zia mengangguk. Siap melayangkan serangan.

Baiklah, Axelle pasrah saja. Memejamkan mata saat melihat Zia mulai dengan aksinya.

Namun, beberapa saat menunggu, tubuhnya tak merasakan apapun.

"Apa tujuan lo belajar taekwondo cuma buat gini?"

Mendengar suara berat menguar di toilet. Kedua kelopak Axelle mulai terbuka.

Matanya tak berkedip saat melihat sosok cowok di depannya. Begitupun Dona dan Mira yang mendadak terdiam.

"Lo ngapain sih, J?!" Zia berusaha melepaskan tangannya yang dicekal Raefal. Jantung nya berdetak cepat, menyembunyikan sesuatu yang terjadi pada dirinya.

"Ini toilet cewek, lo ngapain ke sini?!" berang Mira.

Raefal tak menjawab, semakin erat mencekal tangan Zia sampai membuatnya meringis kesakitan. Tanpa sadar, keringat dingin muncul di pelipisnya.

"Kalo gak mau tangan temen kalian patah, lepasin cewek itu!"

"Aduhh! Sakit!" teriak Zia. Tangannya sampai memerah.

"Lepasin woi!" teriak Axelle pada cowok itu.

Tak ingin membiarkan Zia lebih kesakitan lagi, Mira dan Dona segera melepaskan cewek cupu itu. Dan Raefal pun, melepaskan cekalannya sampai terlihat tangannya tercetak merah keunguan karena ulah Raefal.

Satu sisi, tiga cewek itu bertanya-tanya, sejak kapan seorang Jean tertarik mengurusi hal merepotkan seperti ini?

"Cabut, guys!" Instruksi Dona. Melayangkan tatapan tajam pada si cupu, melewati Raefal begitu saja diikuti dua cewek lainnya.

MILAGROWhere stories live. Discover now