MILAGRO || 28

7.8K 2.3K 889
                                    

28. Sebab-akibat

•••

"Lo bisa ngepang, Xell?" Sebelah tangan Raefal mengangkat rambut Axelle yang dikepang satu. Masih berjalan beriringan di halaman sekolah.

"Nggak. Ibu yang ngepangin."

"Kenapa gak diurai aja? Gue yakin lo pasti cantik."

"Anjing?!" Axelle protes dengan mata melotot. "Gue ganteng ya bangsat!"

"Heh! Cewek kok mulutnya kotor gini. Yang anggun, dong!"

"Tuh, udah jadi duta sampo lain."

"Lawak lo." balas Raefal. Menghentikan langkahnya menilik paras Mega dari dekat. "Tapi serius deh, Xell. Gue jamin Mega cantik banget kalau rambutnya diurai, terus kacamatanya dicopot aja."

"Bacot lu! Dasar cowok! Mandang fisik mulu!" sewot Axelle menepis tangan Raefal yang hendak meraih kacamata bulatnya.

"Lo krisis identitas kayaknya, Xell." Raefal menatap prihatin.

"Yang penting jiwa gue tetep lakik!" seru Axelle mengangkat tangannya menunjukkan otot di tangan yang tak terlihat.

Raefal mencibir. Kasihan sekali image Mega tercoreng karena kelakuan Axelle yang bar-bar.

Saat hendak melangkahkan kakinya, tak sengaja obsidian Raefal menangkap dua orang cewek berjalan ke arahnya sembari berbincang ringan. Membuat tangan Raefal bergerak mendorong punggung Axelle ke depan.

"Sana duluan!" titah Raefal sebelum Axelle melontarkan protesan.

Axelle berdecih. Dalam hitungan detik, air muka Axelle berubah menyebalkan setelah sadar situasi. "Jangan terlalu deket. Ntar malah Aeera yang suka sama Jean. Tapi gak papa, lo kan udah mati jadi biar Jean yang jagaian cewek lo."

"Sialan!" umpat Raefal.

Kalimat yang dilontarkan Axelle terlalu gelap!

Raefal membiarkan teman kampretnya itu pergi bertepatan dengan Aeera dan Hana sampai didekatnya.

"Gue duluan apa gimana, nih?" goda Hana mendapat tatapan tajam dari Aeera. "Gue gak mau jadi nyamuk ya, Ra."

"Apaan sih, Na?"

Raefal mengukir senyum. "Bareng aja bertiga. Takut khilaf."

Kini giliran Raefal yang mendapat tatapan tajam dari Aeera. Namun tak bertahan lama karena Aeera sudah membawa kakinya melangkah ke depan. "Ayo, Na. Keburu bel masuk."

"Gak mau bareng Jean?" Hana tambah jahil.

"Yaudah. Gue duluan."

Belum ada tiga langkah, kaki Aeera kembali berhenti saat mendengar suara tamparan yang memilukan. Melihat ke depan di mana Zia dengan mata nyalangnya berdiri di depan Mega— kepalanya sudah tertoleh ke sisi kanan menahan rasa panas yang mulai menjalar.

Sedangkan Mira dan Dona berada tak jauh di belakang Zia mengukir senyum miring. Menikmati aksi di pagi hari yang cerah ini.

"Lo kira gue gak tau?!" Zia berteriak. Seketika membuat atmosfer di sekitar senyap begitu saja.

"Setiap hari lo pasti ngikutin gue, kan? Bahkan sampe ke depan gedung apartemen gue. Maksudnya apa? Mau balas dendam? Iya?!"

"Jawab! Punya mulut tuh gunain, tolol!" Zia mendorong kening Axelle. "Gue risih tau gak?!"

Axelle mengangkat kepala, balas menatap mata Zia dengan berani. Tangannya sudah terkepal kuat. Malah berdampak pada cewek di depannya semakin terbakar. Wajah angkuhnya semakin dibalut rasa amarah.

MILAGROWhere stories live. Discover now