“Lucu..”

Cilla mengelus hamster kecil milik Valcano, siapa sangka jika lelaki berandal itu mempunyai peliharaan, hamster berjenis kelamin laki-laki itu diberi nama Vodka oleh Valcano.

“Kenapa dikasih nama Vodka?” tanya Cilla, menatap Valcano yang sedang memasak mie.

“Karena gue suka minum Vodka,” kata Valcano.

“Aneh, tapi lucu,” kata Cilla.

“Lo suka?” tanya Valcano sambil membawa dua mangkuk berisi mie instan lalu menaruhnya di meja. Setelah itu, dia duduk di dekat Cilla yang sedang memegang kotak kaca berisi Vodka—nama hamster.

Cilla mengangguk. “Suka.”

“Makan, Cil.” suruh Valcano.

Cilla mengangguk, menurut. Sebenarnya Valcano heran kenapa Cilla mengajaknya jalan pagi-pagi seperti ini, dia ingin bertanya tapi malas, yang jelas dan yakin, pasti Cilla sedang tidak baik-baik saja.

Cilla memakan mie itu dengan lahap, gadis itu tak luput dari perhatian Valcano. Lelaki itu memandangi Cilla terus-terusan, begitu cantik dimatanya. Sempurna.

“Kalau aku bawa Vodka pulang gapapa?” tanya Cilla sesudah makan, dia membawa piring kotor ke arah dapur kecil yang ada di apartemen milik Valcano.

“Jangan.. Gue beliin aja deh gimana?”

“Aku maunya Vodka.”

“Jangan.. Kapan-kapan kita beli terus kita beri nama Whisky. Vodka sama Whisky aduh serasi kayak kita,” kata Valcano. Tengil sekali.

“Iya, kalau nggak ada Messa.”

Valcano terdiam. Dia sadar jika topik ini diteruskan akan semakin sensitif dan membuat Cilla sakit hati.

Drrt. Drrt. Drrt.

Mata Cilla jatuh pada handphone milik Valcano yang ada di nakas. Valcano mengangkat telefon tersebut.

“Valcano, jemput gue dong. Anterin gue ke tempat senam gue.”

“Oke.”

“Siap, gue tunggu yaaa..Jangan lama-lama ganteng.”

“Iya.”

Cilla memperhatikan aktivitas kekasihnya, setelah dirasa sudah selesai telefon, gadis itu mendekati Valcano. Dengan alis yang naik, dia bertanya, “Siapa?”

“Messa,” kata Valcano sambil menyambar kunci motornya. “Gue mau antar dia dulu, lo di apartemen aja. Jangan kabur.”

Cilla tidak menggubris perkataan Valcano, dia masih diam di posisinya, kenapa Messa selalu bergantung kepada Valcano?

• • •

“Lama banget sih,” cetus Messa ketika melihat motor Valcano sudah

Valcano berdehem. “Sorry, tadi di apartemen gue ada Cilla.”

Valcano melihat wajah Messa yang terkejut, sepertinya pikiran gadis ini traveling. “Oh ayolah, gue nggak melakukan hal itu dengan Cilla.”

“Sial, gue udah aneh-aneh mikirnya.” Messa menaiki motor Valcano dan tanpa permisi dia memeluk Valcano. “Jalan! Gue udah telat.”

“Ya.”

Valcano mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Sampai akhirnya motor besar bewarna hitam itu berhenti di sebuah tempat senam “Robeo”.

“Terima kasih ya,” kata Messa.

“Cie.. Ciee.. Memes datang sama cowoknya tuh.”

Lengkingan suara itu membuat dua insan menoleh ke asal suara, teman senam Messa sedang terkikik geli disana. Valcano melirik Messa sekilas lalu kembali menatap teman senam Messa, menatapnya dengan tatapan tajam seperti elang sehingga membuatnya berhenti terkikik.

“Nggak usah didengerin, dia emang agak freak,” kata Messa.

Valcano mengangkat bahunya acuh.

“Satu kecupan?” pinta Messa.

Valcano menatap Messa. “Hah?”

“Cium dahi gue!” perintah Messa.

Valcano melongo, permintaan Messa tidak bisa di kabulkan kali ini.

Just dahi, yeahh.. Lo juga se—”

Cup.

Valcano mencium dahi Messa yang membuat gadis itu mati kutu. Sial, bagaimana Valcano bisa kelepasan melakukan ini? Walaupun ini bukan masalah besar tapi dia sadar jika seharusnya dia tidak melakukan ini.

• • •

Cilla masih bermain dengan Vodka di dalam kamar Valcano. Hamster bewarna putih dengan oranye itu mengendus di dalam rumahnya. Entah kenapa dia begitu suka dengan hewan yang hampir sama seperti tikus.

“Vodka, kamu sejenis tikus anggora ya?” gumam Cilla sambil mengetuk kaca. Membuat hamster tersebut berlari-lari di dalam kotak tersebut.

“Kalau Valcano bakal beliin aku hamster, dikasih nama Whisky.. Kamu suka nggak?”

“Kalau suka.. Nanti aku usul ke Valcano buat beli yang betina ya? Emang kamu nggak kesepian sendiri di dalam kotak ini?”

Pintu kamar Valcano terbuka, menampilkan Valcano yang terkejut saat melihat Cilla. Sedetik kemudian dia bernafas lega.

“Gue kira lo kabur.”

“Kok cepet?”

“Iya lah, cantiknya gue ada disini.”

Pipi Cilla bersemu.

“Jangan salah tingkah gitu napa.” Valcano duduk di samping Cilla.

“Enggak..” Cilla cemberut. Setelah itu, dia menaruh kotak Vodka di kasur Valcano. “Valcano, kayaknya Vodka kepingin punya pacar deh..” kata Cilla sambil memainkan jarinya di lengan Valcano.

“Whisky ya.”

• • •

#menantiwhisky
#kawalvodkasamawhisky

#menantiwhisky#kawalvodkasamawhisky

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
ValcanoOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz