22. Breathe

1.4K 319 41
                                    

"Kau membunuh ibu?" tanya Puteri Elmeira dengan mata berkaca-kaca.

"Apa maksudmu? Kau yang membunuhnya," jawab Pangeran Nicholas.

"Aku? Untuk apa aku melakukan itu?!" teriak Puteri Elmeira.

"Kondisi ibu terus menurun karena memikirkanmu di sini! Memikirkan kenyataan bahwa kau berada di neraka ini sendirian, membuat kondisi ibu menurun! Kau juga tidak pernah memberikan kabar apapun Elmeira! Apa kau masih merasa tidak bersalah?!" bentak Pangeran Nicholas.

"Kalian yang membuangku! Untuk apa aku merasa bersalah?" suara Puteri Elmeira bergetar.

"Kau yang menutup hatimu sendiri Elmeira, sejak kepergian ayah, kau tidak pernah terbuka dengan kami. Kau bersikap seolah-olah kau adalah orang yang paling tersakiti! Apa kau pernah memikirkan beban yang ditanggung ibu sendirian? Apa kau pernah memikirkan ancaman dari ayah mertuamu itu yang terus-terusan menekan ibu?! Apa kau pernah memikirkannya dalam otakmu itu?!" bentak Pangeran Nicholas lagi.

Puteri Elmeira terdiam, dia tidak mampu mengucapkan kata-katanya lagi. Kedua bola mata biru gadis itu menatap kakak laki-lakinya bingung dengan linangan air mata yang sudah mengalir di kedua pipinya. Hatinya benar-benar campur aduk saat ini, kabar kepergian ibunya yang begitu tiba-tiba membuatnya terpukul. Kedua lututnya lemas, tiba-tiba tenaganya menghilang begitu saja seperti terbawa angin.

"Sekarang terserah padamu, kau akan ikut denganku kembali ke Kerajaan Erish atau tetap di sini menyiapkan pernikahan adik iparmu itu." Pangeran Nicholas meninggalkan adik perempuannya sendirian di kamarnya.

Puteri Elmeira masih terisak di lantai kamarnya, menatap tubuh kakaknya yang sudah menghilang di balik pintu kamarnya. Selang beberapa menit, gadis itu melihat seorang pria dengan postur tubuh yang mirip dengan pria yang dia kenal. Senyuman lembut terukir di wajahnya, tatapan matanya menunjukkan rasa prihatinnya. Pria itu datang, Pangeran Sunghoon.

Pria itu menghampiri Puteri Elmeira yang terduduk lemas di lantai sendirian, Pangeran Sunghoon berlutut, mensejajarkan tingginya dengan gadis itu. Membawa Puteri Elmeira ke dalam pelukannya, pelukan itu terasa sangat nyata bagi gadis itu, dia bisa melepaskan semua emosinya dalam pelukan adik iparnya sekaligus adik sepupunya itu.

"Sudah lama ya kak? Aku kembali karena bibi yang menyuruhku, Ratu Diona sudah bertemu denganku di sana. Paman dan bibi sudah bertemu di sana, begitu juga dengan ibuku, dan Puteri Ariadne." Bisikan lembut Pangeran Sunghoon menghangatkan hati Puteri Elmeira, suara yang sudah lama tidak dia denga. Suara itu terdengar lebih baik dari saat-saat terakhirnya. Tangan kanan Pangeran Sunghoon mengelus lembut surai Puteri Elmeira.

"Sunghoon," isak Puteri Elmeira.

"Kak, kembalilah ke Erish saat ini, pergilah dahulu dari tempat ini, bernafaslah dengan lega untuk sementara di sana, kau lelah kan? Beristirahatlah sebentar, kau sudah terlalu banyak berusaha dan jatuh," ucap Pangeran Sunghoon lembut.

"Namun saat kau sudah bangkit dari keterpurukanmu dan kembali kemari tolong ubah tempat ini. Pastikan kejadian yang menimpaku tidak terulang kembali. Sampai jumpa, kak Elmeira." Pangeran Sunghoon menghilang perlahan, pelukannya terlepas.

Hati Puteri Elmeira semakin sakit, air matanya semakin deras. Pangeran Sunghoon menghampirinya sebentar untuk memberikan pelukannya yang belum sempat diberikan kepada kakak sepupunya itu saat dia masih berada di dunia ini. Pelukan yang hanya berlangsung selama beberapa menit itu benar-benar sangat berharga.

Elmeira's Love   ||Completed✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang