9. The Second Threat

1.6K 334 39
                                    

"Apa kebun bunga lily putih itu masih ada?" tanya Puteri Elmeira dengan suara pelan.

"Tidak, ayah kami membakar habis bunga lily yang ada di kebun itu," jawab Pangeran Sunghoon sembari menahan air matanya, mengingat hari itu.

"Tapi tempatnya pasti masih ada bukan?" tanya Puteri Elmeira.

"Masih, tapi tempat itu sekarang sudah seperti tanah mati, tidak ada apapun disana," jawab Pangeran Jake.

"Aku akan pergi ke sana," ujar Puteri Elmeira.

Puteri Elmeira meminta mereka untuk menunjukkan jalan menuju kebun bunga lily putih itu. Para Pangeran tidak pernah ke sana sejak kejadian itu, karena kejadian itu masih terus menghantui mereka sampai hari ini. Tapi karena Puteri Elmeira ingin pergi ke sana, akhirnya mereka terpaksa mengantarnya ke sana.

Puteri Elmeira melihat tanah lapang yang sangat luas, tidak ada satupun tumbuhan yang hidup di sana. Entah memang tempat itu yang sudah terpencil sejak dahulu atau tempat iru menjadi tempat yang terpencil sejak kejadian itu. Tanah di sana terlihat sangat kering, bahkan saat Puteri Elmeira baru melihatnya saja, dia sudah bisa merasakan betapa menyedihkannya tempat itu.

"Bahkan saat melihatnya saja, aku bisa merasakan betapa sedihnya hari itu untuk kalian," ujar Puteri Elmeira sembari menatap tanah kosong itu dengan tatapan yang menyedihkan.

"Pasti sangat berat ya hari itu untuk kalian." Puteri Elmeira menghela nafasnya, lalu menatap ke tujuh Pangeran yang ada di belakangnya.

"Tapi mulai sekarang kalian memiliki kakak perempuan lagi kan, kecuali Pangeran Heeseung." Puteri Elmeira menatap suaminya itu.

"Tapi tetap saja, kami tidak bisa memanggilmu kakak, karena kau adalah calon ratu, ada peraturan tentang hal itu," ujar Pangeran Jungwon.

"Kalian aku beri kebebasan untuk memanggilku kakak di setiap hari ulang tahun kalian, bagaimana?" tanya Puteri Elmeira.

"Janji Puteri?" tanya Pangeran Sunoo girang.

"Janji." Puteri Elmeira tersenyum lembut.

Mungkin Puteri Elmeira memang tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Puteri Ariadne di hati mereka, namun setidaknya kerinduan mereka akan sedikit berkurang. Walau hanya satu hari, tapi Puteri Elmeira yakin hal itu pasti sangat berharga untuk mereka.

Jika Puteri Elmeira sudah tidak bisa lagi mendapatkan rasa kasih sayang dari kakaknya, maka dia yang akan memberikan kasih sayang seorang kakak kepada adik-adik iparnya. Dia akan berusaha sebaik mungkin agar adik-adik iparnya itu bisa merasakan kembali kasih sayang seorang kakak perempuan yang tulus dan lembut.

Pangeran Heeseung tersenyum lembut menatap isterinya itu, dia merasa bersyukur karena gadis itu juga menyayangi adik-adiknya dengan tulus. Hatinya, sikapnya, tutur katanya, sangat mirip dengan kakaknya. Dia bisa melihat kakaknya itu tersenyum tulus di tanah lapang itu sambil menatap mereka. Dia juga bisa melihat gerak bibir kakak perempuannya itu.

"Kau menemukan pasangan yang tepat adikku." Puteri Ariadne tersenyum lembut lalu menghilang dari pandangan Pangeran Heeseung. Air mata pria itu kembali menetes saat mengingat sang kakak, dia terlalu merindukan kakaknya itu sampai dia berkhayal melihat sang kakak di tanah lapang yang kosong itu.

"Kak, kau baik-baik saja?" Tanya Pangeran Jake.

"Apa lukisannya perlu ku ganti?" tanya Puteri Elmeira.

"Aku baik-baik saja, lukisannya tidak perlu di ganti Puteri, kau sudah bekerja keras untuk itu, aku menghargainya," ujar Pangeran Heeseung, lalu mengusap air matanya.

Elmeira's Love   ||Completed✓Where stories live. Discover now