19. Love Sight

1.6K 341 90
                                    

Lagu yang author rekomendasikan. Bisa kalian download kalau mau. Enjoy~!

Malam yang sunyi, gelap, namun terasa sangat dingin. Seluruh Istana tertutupi salju yang begitu tebal, sehingga keseluruhan kastil menjadi warna putih. Tiga hari berlalu sudah sejak Puteri Elmeira jatuh sakit, kini kondisinya sudah mulai membaik dan kembali normal. Namun Pangeran Heeseung masih setia menemaninya di kamarnya, dia benar-benar tidak meninggalkan istrinya itu sendirian di kamarnya.

"Kau bisa kembali ke kamarmu Pangeran, keadaanku sudah mulai membaik," ucap Puteri Elmeira lembut.

"Kau mengusirku?" tanya Pangeran Heeseung, tatapannya masih fokus dengan buku yang saat ini sedang dia baca.

"Bukan itu maksudku, tapi aku takut kau tidak nyaman disini," balas Puteri Elmeira dengan raut wajah panik.

"Saya merasa sangat nyaman Puteri." Pangeran Heeseung menutup bukunya.

"Bahasamu terlalu sopan untukku, seolah-olah kita begitu jauh," balas Puteri Elmeira menanggapi kalimat Pangeran Heeseung barusan.

Pangeran Heeseung menghampiri Puteri Elmeira yang duduk di ranjangnya, dia mengambil tempat di samping kiri Puteri Elmeira. Menatap istrinya dengan tatapan yang dalam dan tulus, lalu menaruh kepalanya di pundak Puteri Elmeira, dan mulai memejamkan matanya. Merasakan kenyamanan yang dia dapatkan dari pundak istrinya itu.

Puteri Elmeira sedikit terkejut dengan sikap pria itu secara tiba-tiba, karena ini pertama kalinya Pangeran Heeseung berani bertindak seperti ini. Tapi gadis itu juga tidak menolaknya, lagipula apa salahnya meminjamkan pundaknya kepada suaminya sendiri. Dan sepertinya Pangeran Heeseung sedang membutuhkan sandaran.

"Aku dengar ada tamu dari Yunani, kau sudah menemuinya?" tanya Puteri Elmeira.

"Sudah, Pangeran Ben dan Puteri Bisilia," jawab Pangeran Heeseung.

"Bisilia? Namanya hampir sama dengan nama yang kau berikan kepadaku, Ethan?" ujar Puteri Elmeira.

"Ethan?" Pangeran Heeseung membuka matanya.

"Aku akan memanggilmu dengan nama itu saat kita berdua seperti ini," kata Puteri Elmeira.

Pangeran Heeseung hanya mengangguk pelan, lalu memejamkan kedua matanya lagi. Melupakan semua tekanan dan beban yang belakangan ini terasa lebih berat dari biasanya. Puteri Elmeira bisa mendengar helaan nafas Pangeran Heeseung yang terdengar sangat berat, Puteri Elmeira memaklumi hal itu, karena tugas pria yang sedang bersandar di pundaknya itu benar-benar berat. Ditambah dia harus kehilangan kedua saudaranya sekaligus.

"Tentang namamu Puteri, aku akan mengubahnya, saat itu aku lupa, jadi aku keliru memberimu nama. Nama istri Raja Ptolemeus 1 itu Berenice bukan Basilia, jadi aku mengubah nama panggilanmu mulai sekarang," ucap Pangeran Heeseung dengan suara beratnya yang sudah mulai mengantuk.

"Berenice? Indah, aku menyukainya." Puteri Elmeira tersenyum lembut.

"Syukurlah," suara Pangeran Heeseung semakin mengecil.

"Kau ingin tidur Pangeran?" tanya Puteri Elmeira. Pangeran Heeseung hanya berdeham menjawab pertanyaan gadis itu.

Puteri Elmeira membiarkan Pangeran Heeseung terlelap di pundaknya, dan pria itu sudah berada di mimpinya hanya dalam hitungan menit. Puteri Elmeira tersenyum lembut saat menoleh ke arah Pangeran Heeseung terlelap. Mengamati setiap inci wajah pria itu, wajahnya terlihat begitu polos dan tenang saat terlelap seperti saat ini.

Elmeira's Love   ||Completed✓Where stories live. Discover now