18. The Brunt Preassure

1.5K 308 43
                                    

Musik yang author rekomendasikan, bisa kalian download dulu kalo mau, tapi jangan diputer sekarang ya. Volumenya jangan terlalu gede, nanti kaget hehe. Enjoy~

"Anda darimana Puteri?" tanya Pangeran Jay yang melihat wajah Puteri Elmeira yang sudah pucat, dengan noda lumpur di gaun tidur berwarna putih itu, dan rambut pirang panjangnya yang terurai hingga ke punggungya.

Puteri Elmeira menatap Pangeran Jay yang sepertinya baru kembali dari tugasnya, dengan jubah tebalnya. Terlihat tatapan putus asa di kedua mata Puteri Elmeira, gadis muda itu benar-benar merasa kehilangan arah saat ini. Yang ada di pikirannya hanyalah, kemana dia akan pergi jika Kerajaan Louciana dan Erish berperang? Pihak mana yang harus dia pilih?

Semuanya benar-benar kacau, tidak ada yang berjalan sesuai harapannya, apakah ini akan berkakhir tanpa sedikitpun kebahagiaan? Kepalanya terasa sangat berat, pandangannya mulai kabur, dinginnya salju diluar membuat kondisinya semakin parah. Sehingga Puteri Elmeira kehilangan keseimbangan, dan akan terjatuh jika Pangeran Jay tidak menangkap kedua pundaknya dengan cepat.

"Saya akan mengantar anda Puteri, jangan khawatirkan pendapat kakak saya, anda sedang sakit saat ini. Maaf atas kelancangan saya." Pangeran Jay menggendong Puteri Elmeira dan membawanya ke kamar gadis itu.

"Apa yang terjadi?" tanya Pangeran Heeseung saat dia melihat Pangeran Jay menggendong istrinya ke kamarnya. Pria itu berada di kamar Puteri Elmeira dengan tujuan menjenguknya, tapi saat dia berada di sana, kamar itu kosong.

"Puteri Elmeira demam, aku melihat dia dari arah danau belakang, padahal di luar sedang turun salju. Dan pakaiannya begitu tipis, wajahnya juga sangat pucat saat aku melihatnya tadi, jadi aku membawanya ke sini," jelas Pangeran Jay, sembari meletakkan Puteri Elmeira di ranjangnya.

"Terimakasih, kau bisa pergi sekarang, aku yang akan mengurusnya," balas Pangeran Heeseung.

"Aku akan membiarkannya kali ini kak, tapi jika aku sampai melihat hal seperti ini terjadi kedua kalinya, maka aku tidak akan membiarkannya begitu saja," ucap Pangeran Jay serius.

"Hubungan kita memag sudah membaik, tapi jika aku sampai melihatmu gagal menjaganya, maka aku terpaksa mengambilnya kembali dan membawanya pergi jauh darimu," lanjut Pangeran Jay.

Pangeran Heeseung menatap intens adiknya itu, begitupun Pangeran Jay. Aura di sekitar mereka menjadi sangat dingin, sedingin salju yang sedang turun di luar Istana. Pangeran Jay menatap Puteri Elmeira terbaring lemah di ranjang, lalu pergi meninggalkan kamar itu. Pangeran Jay keluar dari kamar itu dengan perasaan campur aduk setelah melihat gadis yang dia cintai terbaring lemah tak berdaya.

Sementara itu Pangeran Heeseung menyuruh pelayan untuk mengganti pakaian Puteri Elmeira dan memanggil dokter Istana. Selagi menunggu dokter Istana datang, Pangeran Heeseung menggenggam tangan kanan puteri yang dingin, menyalurkan sedikit kehangatan dari tangannya dan menatap istrinya yang tergeletak dengan kekhawatiran. Kening Puteri Elmeira berkeringat padahal sekujur tubuhnya dingin, Pangeran Heeseung semakin panik setelah melihat hal itu.

"Hormat saya kepada Yang Mulia," salam dokter Istana yang baru saja masuk ke kamar Puteri.

"Cepat periksa Puteri, tubuhnya dingin, tapi dia mengeluarkan banyak keringat di keningnya," ujar Pangeran Heeseung panik, lalu menyingkir dari ranjang Puteri Elmeira, memberikan dokter itu ruang untuk memeriksa keadaan istrinya.

"Suhu tubuh Puteri Elmeira tidak stabil, tubuhnya terkejut karena perubahan suhu yang tiba-tiba. Saya akan membuatkan obat secepatnya, dan memberikannya kepada Puteri saat Puteri Elmeira sudah sadar. Jangan khawatir Pangeran, dengan obat yang saya berikan, kondisi Puteri pasti akan segera membaik, untuk malam ini pastikan perapiannya tidak padam, dan mungkin anda harus menemani Puteri malam ini," ujar dokter Istana.

Elmeira's Love   ||Completed✓Where stories live. Discover now