20. White Snow

1.4K 310 131
                                    

Senja adalah waktu yang tepat untuk berjalan-jalan di sekitar taman Istana, walaupun taman itu sudah berubah warna menjadi putih karena salju saat ini. Seorang pria muda dengan jubah musim dinginnya, menikmati udara dingin di taman itu sendirian. Merenungi setiap kebenaran yang baru saja dia dengar tadi pagi.

Perasaan pria itu campur aduk, bingung, marah, sedih semuanya menjadi satu. Ayahnya menipunya dan suadara-saudaraya selama ini. Dan kenyataan bahwa dia serta kelima saudaranya baru mengetahui kebenaran ini setelah bertahun-tahun benar-benar membuat hatinya kecewa. Ditambah gadisnya yang menyembunyikan semua rahasia ini darinya, padahal dia sudah mulai mempercayainya.

"Pangeran, anda disini?" Puteri Bisilia yang tiba-tiba sudah berada di sebelah Pangeran Heeseung.

"Puteri? Kenapa anda kemari?" tanya Pangeran Heeseung terkejut.

"Tidak ada alasan khusus, saya hanya berkeliling Istana lalu melihat anda sendirian di sini. Dimana Puteri Elmeira? Saya belum sempat menyapanya," ujar Puteri Bisilia.

"Tidak tahu," jawab Pangeran Heeseung.

Puteri Bisilia seketika bingung harus memberikan reaksi seperti apa dengan jawaban yang diberikan Pangeran Heeseung. Jadi dia menganggukkan kepalanya pelan, lalu kedua matanya kembali mengamati keseluruhan taman Istana, dan juga langit yang semakin gelap.

"Bukankah sudah waktunya makan malam?" tanya Puteri Bisilia.

"Anda bisa masuk terlebih dahulu Puteri." Pangeran Heeseung tersenyum tipis.

"Tidak sopan jika saya masuk mendahului tuan rumah, jadi saya akan menunggu anda Pangeran," balas Puteri Bisilia.

"Baiklah, mari masuk ke dalam, diluar juga sudah semakin gelap. Silahkan Puteri." Pangeran Heeseung memberikan isyarat agar Puteri Bisilia masuk ke Istana lebih dulu.

Puteri Elmeira sudah berada di ruang makan, bersama kelima Pangeran, Pangeran Nicholas dan Pangeran Ben. Puteri Elmeira duduk di kursinya yang ada di ujung meja, tepat di hadapan kursi dimana Pangeran Heeseung akan duduk. Sedangkan Pangeran Nicholas duduk berhadapan dengan Pangeran Ben. Kelima Pangeran mulai mengisi tempat duduk mereka masing-masing, kecuali satu kursi di hadapan kursi milik Pangeran Jake yang sudah kosong selama beberapa hari ini dan akan terus kosong sampai kapanpun, karena pemiliknya tidak akan pernah kembali, kursi milik Pangeran Sunghoon.

Meja panjang itu mulai dipenuhi dengan berbagai macam makanan dan minuman. Dengan beberapa macam piring, garpu dan pisau di masing-masing hadapan para Pangeran dan Puteri Elmeira. Dan di makan malam ini merupakan kali pertama Puteri Elmeira bertemu dengan Pangeran Ben, mereka belum sempat menyapa satu sama lain sebelumnya.

"Izinkan saya memberikan salam saya Puteri Elmeira. Sungguh sebuah kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan anda," salam Pangeran Ben.

"Terimakasih Pangeran. Saya juga merasa terhormat bisa bertemu dengan salah satu Pangeran terhebat dari Yunani," balas Puteri Elmeira sembari tersenyum lembut.

Pangeran Heeseung masuk ke ruang makan Istana bersama Puteri Bisilia di sampingnya. Pangeran Heeseung duduk di kurisnya, tepat di ujung meja panjang itu dan berhadapan langsung dengan Puteri Elmeira di seberang meja. Sedangkan Puteri Basilia duduk di hadapan Pangeran Ni-Ki, dekat Pangeran Heeseung.

"Selamat datang Puteri Bisilia, maaf saya baru sempat menyapa anda. Saya harap anda menyukai Istana kami," ujar Puteri Elmeira yang menyapa Puteri Bisilia terlebih dahulu.

"Tidak masalah Puteri, saya juga ingin meminta maaf karena saya baru sempat menyapa anda. Dan tentu saya menyukai Istana ini, saya harap saya bisa tinggal disini," balas Puteri Bisilia dengan senyuman ceria. Dan Puteri Elmeira hanya membalasnya dengan senyuman ramah yang dipaksakan.

Elmeira's Love   ||Completed✓Where stories live. Discover now