16. Funeral Day

1.5K 323 76
                                    

Rekomendasi lagu dari author~! Enjoy~

Langit jingga senja itu menghiasi suasana di sekitar danau, bayangan matahari jingga yang terpampang dengan jelas di air danau yang begitu tenang. Keenam Pangeran dengan satu Puteri berdiri di hadapan gundukan tanah yang masih baru. Menatap salah satu suadara mereka yang sudah terkubur di dalam sana, tepat di samping makam Puteri Ariadne.

Satu buket bunga lily putih ditempatkan di masing-masing makam. Pangeran Sunghoon berhasil menepati janjinya kepada Puteri Ariadne. Pria itu berhasil membawa kelima saudaranya mengunjungi makam Puteri Ariadne, walaupun saat ini dia juga harus beristirahat disana.

"Bukankah itu terlalu berat untuknya? Menanggung semuanya sendirian, tanpa ada yang mengetahuinya dan membantunya," ujar Pangeran Jay, sembari menatap gundukan tanah itu dengan tatapan kosongnya.

"Bahkan dia menutupi semua itu dengan candaannya," lirih Pangeran Jake.

"Kak Sunghoon juga tidak memberitahu kita perihal makam Puteri Ariadne, dia terlalu banyak menyembunyikan rahasia," ujar Pangeran Sunoo.

"Dia ingin memberitahu kalian saat rencananya berhasil, tapi siapa yang menyangka bahwa sebelum rencananya berhasil, dia sudah lebih dulu membawa kalian kemari," balas Pangeran Heeseung.

Puteri Elmeira menghampiri makam Puteri Ariadne, duduk di samping makam Puteri Ariadne. Tangannya menyentuh gundukan tanah yang ditumbuhi sedikit rerumputan itu. Butiran bening perlahan turun di kedua pipinya, sekali lagi perasaan bersalah dan gagal itu datang menghampiri hati Puteri Elmeira. Dia juga merasa kehilangan dengan kepergian adik iparnya itu, padahal baru beberapa bulan dia mengenalnya, tapi sekarang adik iparnya itu sudah harus pergi.

"Dia pergi ke tempatmu di saat aku baru merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang kakak," lirih Puteri Elmeira.

"Belum sempat aku memanggilnya adikku, dia sudah pergi lebih dulu. Adikmu itu sangat merindukanmu, jadi tolong pastikan dia bahagia di hari ulang tahunnya nanti ya Puteri," lirih Puteri Elmeira.

Pangeran Sunoo menghampiri makam Puteri Ariadne, makam yang selama ini sudah dia cari. Pria itu duduk di samping Puteri Elmeira, menatap kosong makam kakaknya itu, makam yang sudah berumur sepuluh tahun. Dia baru bisa melihatnya setelah kepergian salah satu kakak laki-lakinya.

Hatinya terasa hancur saat melihat kedua makam kakaknya berdampingan di depan matanya. Pergi meninggalkannya secara tiba-tiba, tidak ada yang menyangka bahwa Pangeran Sunghoon akan pergi secepat ini dan menemani Puteri Ariadne di sana.

"Kak Ariadne, kau tahu, aku sudah mencari makam milikmu selama ini. Tapi jika aku tahu bahwa aku akan menemukan makam milikmu dengan cara seperti ini, lebih baik aku tidak menemukan makam milikmu selamanya," isak Pangeran Sunoo.

"Kenapa kau harus membawa Kak Sunghoon bersamamu, bukankah kau dulu meminta kami untuk terus bersama? Lalu kenapa kau mengambilnya lebih dulu?" butiran bening terus mengalir deras di kedua pipi Pangeran Sunoo.

"Kak Ariadne tidak membawanya, tapi Sunghoon yang pergi menemuinya. Dia sudah cukup menderita, biarkan dia bahagia di sana," ujar Pangeran Heeseung.

Air mata mereka semakin mengalir deras, bahkan langit pun ikut menangis seolah-olah ikut merasakan kesedihan yang menimpa mereka. Hujan rintik-rintik membasahi kedua makam yang ada di samping danau itu, aroma tanah yang tertimpa air hujan menyeruak hingga ke indera penciuman mereka. Udara yang semakin dingin berhasil membuat keenam Pangeran dan Puteri Elmeira pergi meninggalkan makam Puteri Ariadne dan Pangeran Sunghoon disana.

Elmeira's Love   ||Completed✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ