35

75 19 187
                                    

Setelah dua jam lamanya dalam perjalanan, akhirnya pesawat mendarat di Bandara Internasional Kuala Namu Medan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Setelah dua jam lamanya dalam perjalanan, akhirnya pesawat mendarat di Bandara Internasional Kuala Namu Medan. Kami menuruni pesawat dan menginjakkan kaki di kampung halaman.

Kami berjalan keluar dari Bandara, Ayah melihat ada banyak taxi yang parkir di seberang pintu masuk, Ayah memesan taxi lalu kami menaikinya segera menuju Rumah Nenek.

Suasana kota Medan tetap seperti yang dulu saat aku pergi meninggalkan kota ini, tidak ada yang berubah.

"Ben bangun, kita sudah sampai," ujar Ibu membangunkanku.

Jauhnya perjalanan dari Bandara ke Rumah Nenek membuatku tak sadar kalau aku sedang tertidur. Perlahan aku membuka mata, melihat sekeliling.

Kami menuruni taxi itu, kulihat nenek sudah berada di halaman Rumah menyambut kami dengan bahagia.

"Uwuu cucu nenek akhirnya pulang juga," seru Nenek bahagia sampai-sampai mencubit pipiku.

Tingkah nenek membuatku tersenyum malu, udah gede tapi tetap aja pipi masih dicubit.

Setelah lama beristirahat di Rumah nenek, Aku segera bersiap-siap untuk menemui Wahyu.

"Ayah... Ibu... Ben pergi ke Rumah Wahyu dulu ya," pamitku

"Bah, baru aja sampai hari ini nak, istirahat aja dulu," kata Ayah tak mengijinkan.

"Gapapa dong Andre, dia rindu sama teman-temannya, gapapa nak, pergi saja, hati-hati ya." ijin nenek.

Nenek emang the best deh. Langsung aku pergi ke Rumah Wahyu, sayangnya tidak ada sepeda, jadi harus memesan gojek untuk pergi.

****

S

etelah memesan Gojek dan menikmati angin sepoi-sepoi, akhirnya sampai juga di Rumah Wahyu. Masih seperti yang dulu, daerah Rumah Wahyu sepi dan hening, kalau melempar batu ke atas genteng aja suaranya kedengaran amat.

Kini aku berada di depan gerbang Rumahnya yang tertutup, menatap pintunya yang juga tertutup. Kini saatnya mengeluarkan suara ekstra untuk memanggil anak komplek.

"Wahyuu... Wahyuu..." panggilku

Tak lama pintu pun dibukakan.

"Lah, udah sampai ?" tanya Wahyu

"Belum, ini mimpi,"

Wahyu tertawa cengengesan sambil membuka gerbang, padahal ga lucu.

"Akhirnya kita ketemu kembali Benjol," ucap Wahyu merangkulku.

"Iyaa bro, andaikan aku seterusnya di Medan," aku berandai-andai.

"Ga masalah Jol, kamu bisa pulang kampung aja udah syukur," ujar Wahyu memberi semangat.

DISTANCE [TAMAT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora