32

53 18 83
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Perlahan sepedaku memasuki halaman Rumah, aku memarkirkan sepedaku lalu berjalan memasuki Rumah.

Aku memasuki Rumahku dengan kekhawatiran yang terus menghantui. Aku mengkhawatirkan apa yang akan Ayah dan Ibu rasakan nanti setelah aku mengatakan kalau aku sudah mulai bekerja besok.

Namun, aku tetap harus mengatakannya, aku tidak ingin menyembunyikan sesuatu dari mereka.

Ayah dan ibu sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba Ayah melihat ke arah pintu, melihatku yang baru saja masuk.

"Eh anak ayah sudah pulang," sambut Ayah

"Hehe, iya yah," sahutku tersenyum tipis.

"Yuk cepat ganti pakaianmu, kita makan bersama hari ini," pinta Ayah

"Baik yah," turutku lalu berjalan hendak mengganti pakaian.

Setelah aku selesai mengganti pakaian, aku kembali ke ruang depan, duduk bersama Ayah dan Ibu lalu kami makan bersama.

Suasana begitu hening sejak kami mulai makan sampai selesai makan. Tampaknya Ayah sangat menikmati makanan masakan ibu hari ini.

Karena sudah selesai makan, Aku rasa inilah waktu yang tepat untuk mengatakannya.

"Ayah," Aku memanggil Ayah

"Iya nak," sahut Ayah.

"Mulai besok aku akan mulai bekerja yah," kataku dengan perlahan dan santai.

"Bekerja ? Maksud kamu ?" tanya Ayah bingung

"Aku diterima bekerja di studio foto yah, jadi cleaning service disana," jelasku

"Tapi, kenapa kamu harus bekerja ?" tanya Ibu, wajah Ayah mulai kelihatan ketat.

"Ben ingin mandiri bu, Ben gak mau jadi  beban Ayah dan Ibu," jawabku.

"Kamu anak kami Ben, bukan beban kami, Kamu tidak perlu bekerja, kamu masih sekolah, fokus saja sama pendidikan kamu !" tegas Ayah

"Tapi keadaan keluarga kita sekarang tidak seperti dulu lagi yah, Ayah bahkan kesulitan untuk bayar tagihan listrik setiap bulan kan ?!" balasku membantah Ayah.

Ayah menatapku kecewa.

maafkan kata-kataku yang kali ini menyakitimu yah. batinku, menundukkan kepala merasa menyesal.

"Ayah minta maaf nak, Ayah gagal untuk membahagiakan kalian dan karena itu kamu sampai harus bekerja, " sesal Ayah

"Jangan katakan itu yah, Ayah tidak salah, Ben cuma mau mandiri yah, bisa membiayai pendidikan Ben sendiri, ijinkan Ben untuk bekerja yah," hiburku

Ayah diam sejenak, menatapku.

"Biarkan saja dia mandiri yah," dukung Ibu

"Apa kamu yakin ini hal yang benar ?" tanya Ayah pada Ibu.

DISTANCE [TAMAT]Where stories live. Discover now