15

226 160 140
                                    

Kami mulai mengayuhkan sepeda dengan cepat, rasa pegal di kaki mulai terasa tapi kami tidak menghiraukan itu, karena kemenangan itu lebih penting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kami mulai mengayuhkan sepeda dengan cepat, rasa pegal di kaki mulai terasa tapi kami tidak menghiraukan itu, karena kemenangan itu lebih penting.

Ada 5 sepeda tepat di depanku termasuk sepeda Mira, aku melajukan kecepatan sepedaku supaya bisa mengimbangi Mira yang kini berada di posisi kedua.

Kini sepeda Mira ada di depanku, alias aku sudah di posisi ketiga. Ia menoleh ke belakang setelah menyadari kalau aku ada di belakangnya ia buang muka lalu melajukan sepedanya.

Sudah satu putaran, masih ada dua putaran lagi, aku yang mulai kelelahan merasa tidak sanggup lagi mengayuh sepeda dengan kencang, aku memperlambat ayuhan sepedaku hingga aku tertinggal jauh, sedangkan Mira sudah di posisi pertama.

Mira kuat bener kaya pejantan tangguh.

Awalnya aku ingin menyerah, tetapi setelah mengingat solusi dari Aris semalam, aku kembali bersemangat dan tidak akan membiarkan Mira menang.

Walau lelah, aku mengayuh sepeda sekuat tenaga sampai melewati delapan sepeda. Kini hanya Mira saja yang ada di depanku.

Aku mencoba untuk bisa sejajar dengan Mira dan akhirnya bisa juga. Ia menatapku, mulutnya menganga seketika.

"Awas masuk lalat haha," ledekku

"Iih..." kesal Mira

Akhirnya aku bisa juga melewati Mira dan menempati posisi pertama, dengan tertawa lepas aku mengayuh sepeda dengan semangat.

Dua putaran sudah dilalui, tinggal satu putaran lagi, putaran terakhir.

Aku dan Mira kini memperebutkan posisi pertama, kelihatan Mira sudah tarik ulur nafas karena kelelahan mengayuh sepeda. Tetap saja aku melaju cepat tidak membiarkan Mira melewatiku.

Garis finish sudah di depan mata, perlombaan akan segera berakhir, sebelum melewati garis finish  aku menoleh ke belakang memastikan siapakah yang ada di belakangku saat ini.

Ternyata Mira masih ada di belakangku, aku tersenyum padanya, lebih tepatnya senyum ejekkan.

Kembali aku mengalihkan pandanganku ke depan, ke garis finish yang hanya tinggal sejauh 15 meter lagi.

Aku tersenyum memejamkan mataku, memperlambat ayuhan sepedaku hingga sepedaku berjalan lambat.

Mira berhasil melewatiku, ia melihatku dengan penuh rasa kebingungan dan akhirnya ia berhasil melewati garis finish terlebih dahulu alias menjadi juara pertama lomba balap sepeda, dan aku menjadi juara dua.

"Selamat buat Mira... yang menjadi juara pertama lomba balap sepeda !" seru panitia lomba yang mengumumkan pemenang lomba.

"Hore... Mira menang.... !" seru Ayu bahagia sambil berlari melewatiku untuk menghampiri Mira lalu memeluknya.

Aku tersenyum menggaruk kepala melihat Ayu yang bahagia, lalu melihat Wahyu yang tersenyum.

Ia berjalan menghampiriku, tersenyum sambil menepuk pundakku.

Aku melihat ke samping, tampak Aris yang berdiri disana dengan penuh kekecewaan, aku yakin dia sangat kecewa denganku.

Aku berjalan bersama Wahyu sambil mendorong sepeda ke parkiran.

"Benjol," terdengar suara panggilan dari belakang.

Kami balik ke belakang melihat orang yang memanggilku, ternyata Mira yang memanggil.

Ia berjalan menghampiri kami.

"Mencoba mengalah untuk mendapat simpatiku ya ?" tanya Mira

Aku diam saja melihatnya datar.

"Atau supaya bisa berteman lagi denganku ?" sambung Mira bertanya

Aku tetap diam, tidak ingin menjawab pertanyaannya karena tampak dari wajahnya kalau ia sedang meledek.

"Trikmu basi tau haha," ledek Mira tertawa sinis lalu pergi meninggalkan kami.

Tingkahnya membuat kami menggelengkan kepala lalu lanjut jalan ke parkiran.

****

Perlombaan lainnya masih berlanjut, tetapi aku lebih memilih untuk duduk santai di dalam kelas daripada melihat lomba. Lelah tau, mengayuh sepeda sampai tiga putaran, harus cepat pula lagi, jadi aku lebih memilih istirahat bersama Wahyu yang menemaniku.

Kami sengaja menutup pintu kelas biar tidak ketahuan sedang di kelas.

Tok... tok... suara ketukan pintu.

kami melihat ke arah pintu, takut kalau ada guru yang masuk ke kelas.

Setelah pintu dibuka, kami pun merasa lega, ternyata Aris.

"Waah superhero lagi duduk santai ternyata haha," tawa Aris meledek.

Aku hanya membalas ledekannya dengan senyuman.

Aris menghampiri kami lalu duduk bersama kami.

"Ini teh manis dingin, yuk minum bareng," Aris memberikan plastik kresek berisi tiga teh manis dingin.

Kami pun meneguh teh manis dingin bersama.

"Hmmm baru adem," kata Wahyu menikmati teh manis dingin itu.

"Hahaha," tawa kami bersama

"Ada apa ni ris ? masuk ke kelas pakai acara bawa teh manis segala haha," tanyaku

"Iya kan kita mau rayakan kekalahanmu," jawab Aris

"Rayakan kekalahan ?" tanyaku bingung

"Iya kekalahan, jangan kemenangan atau kesuksesan aja yang dirayakan. kekalahan dan kegagalan juga, biar semangat untuk jadi pemenang kedepannya," kata-kata mutiara Aris sempat mengagumkan warga Cirebon.

"Hahaha iya-iya," aku tertawa mengiyakan perkataan Aris

"Jadi sekarang aku mau bertanya ?" tanya Aris

"Iya tanya aja," Wahyu mempersilahkan.

"Kenapa Benjolman, superhero kita yang satu ini bisa mengalah di detik terakhir ? Padahal udah janji sama aku kalau dia bakal memenangkan lomba," tanya Aris

"Ok biar aku ceritakan," aku hendak bercerita.

Aku menceritakan kepada Aris alasan aku mengalah dalam lomba.

.
.
.

Hello Guys... Akhirnya Distance update lagi setelah dua hari tidak update 😄

Pada penasaran kan kenapa Ben tiba-tiba mengalah waktu lomba ?

Ayo terus  ikutin kelanjutan cerita DISTANCE ya 😉

DISTANCE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang