T I G A P U L U H E M P A T

302 21 1
                                    

Happy reading

Kelihatannya memang terlihat baik-baik saja, coba kamu dekatinya apakah dia benar-benar baik-baik saja atau cuman terlihat baik untuk menyembunyikan kesedihannya.

Selamat hari raya idul fitri

Minal aidzin walfaidzin semuanya🙏

Sesuai janjinya yang kemarin malam, Dion pun sudah berada di depan rumah Marsha. Rumah yang selalu terlihat asri di matanya. Dion pun mulai mengetukkan pintu rumah dan mendapati seorang wanita paruh baya berpakain biasa membukakan pintunya.

"Loh ada den Dion, mau cari Marsha den?" tanya bi Jumi.

"Iya bi, Marshanya ada."

"Ada, silahkan masuk den," ucap bi Jumi mempersilahkan Dion untuk masuk.

"Nggak usah bi, disini aja," tolak Dion dengan halus, yang merasa tidak enak untuk masuk ke dalam.

"Siapa bi," teriak Devi yang segera melihat ke depan dan mendapati seorang laki-laki berpakain sekolah yang sama dengan putrinya.

"Kamu siapa ya?" tanya Devi yang melihat penampilan Dion dari bawah sampai atas.

Dion yang melihat ada ibu Marsha di hadapannya segera menyalaminya, "saya Dion tante, temannya Marsha."

"Kenapa di situ aja, sini masuk," ajak Devi yang dapat gelengan dari Dion.

"Nggak usah tante, disini aja."

"Nggak usah nggak enakan gituh, kalau sama tante aman-aman aja kok," kekeh Devi yang melihat wajah tegang Dion yang berbicara dengannya.

"Hehe, iya tante," cengir Dion yang mulai memasuki rumah besar Marsha.

Marsha yang baru saja menruni anak tangga untuk sarapan, menatap terkejut kala melihat Dion sudah ada disana.

"Pagi mamah, ibu, Dion, kak Salsa," sapa Marsha kepada semua orang yang berada disana.

"Pagi juga sayang."

"Pagi juga non."

"Kok Fisa manggil mamah aku dengan kata mamah si mah, terus kenapa dia tinggal disini," ucap Salsa memeluk lengan Devi takut.

Devi lupa bahwa ia tidak membicarakan hal ini kepada Marsha, "gini ibunya Fisa, nitipan Fisa untuk tinggal disini. Jadi, mamah nggak mau Fisa terus inget sama mamahnya, jadi mamah suruh Fisa aja deh manggil mamah dengan sebutan mamah," jelas Devi yang tidak tahu alibinya ini dapat dipercayai atau tidak oleh Salsa.

Dion yang mendengar itu hanya diam, ia tahu bahwa Marsha menutupi identitasnya dari kakaknya selama ini.

"Yeay berarti Fisa bisa sama aku dong, main barbie," ucap Salsa menepuk-nepukkan tangannya senang.

"Iya sayang, kamu bisa main sama Fisa."

"Yuk, kita sarapan," ajak Devi mengubah suasana yang tadinya hening kembali lagi menjadi ramai.

"Ayok Fisa kita makan sama-sama," ucap Salsa mengenggam tangan Marsha menariknya untuk ke meja makan bersama.

Hati Marsha merasa senang kala kakaknya mau mengenggam tangannya lagi, sudah beberapa tahun ia mengharapkan itu semua
dan akhirnya keinginannya bisa terkabulkan.

MarshaWhere stories live. Discover now