"stres tak tertolong Letta," sambung Shyka lalu mereka berdua tertawa bersama, mengabaikan Adel yang sudah memasang wajah masamnya.
Tak lama dari itu Kean datang bersama Alfra, seperti biasa, mereka berdua dari ruang OSIS.
Alleta mendekat kearah Kean, "gue pinjem ruang OSIS ya?" tanyanya pelan.
Kean menatap Alleta, "buat apa?"
"lo tau Agam kan? si anak Band ituloh."
Kean mengangguk singkat.
"gue mau jodohin dia sama Chelsea, jadi pinjemin ruang OSIS ya," pinta Alleta sekali lagi.
"gak,"
Alleta melotot tidak percaya, mengapa Kean menolaknya? padahal Chelsea sangat bahaya buat hubungan mereka berdua, kecuali jika Kean memiliki rasa pada Chelsea sehingga tidak menyetujui idenya yang sangat cemerlang.
"kenapa? lo suka ya sama Chelsea?" tanya Alleta keras sehingga beberapa murid di kelas mereka menoleh, tak terkecuali Adel dan Shyka yang sibuk memakan bekal Budi.
Kean langsung memberikan Alleta tatapan tajam, "enggak!" jawabnya tegas.
"terus apa?"
Adel menatap Shyka, "asik ribut," lirihnya peln yang diangguki Shyka dengan semangat.
"taruhan?" tanya Adel lagi.
"oke, ayo."
"mereka berantem," ujarnya yakin sambil meletakkan uang merah diatas meja.
"ih, gak jadi berantem, udah fiks ini." ujar Shyka berbeda pendapat dengan Adel, cewek itu tahu sebucin apa Kean pada Alleta akhir-akhir ini.
membayangkan dapat uang dari Adel untuk memborong jajanan dikantin lumayan bukan? walaupun di dalam dompetnya sudah ada black card dari Gerald, tapi tetap saja lebih menyenangkan menggunakan uang Adel.
mereka berdua kembali menatap Alleta dan Kean yang sedang berhadapan.
"jangan diruang OSIS,"
Alleta bersedekap, menatap sebal kearah Kean. "bilang aja gak mau Chelsea sama cowok lain."
"Letta-"
"dasar cowok, gak cukup satu cewek. liat yang bening aja langsung jadi buaya,"
"Letta,"
"apa ha? kita sampe disini aja gimana?" tanya Letta sebal.
dibelakang sana ada Adel yang bersorak senang, tidak sabar menunggu Kean menjomblo. sahabat seperti ini pantas dibuang ke segitiga bermuda.
Kean menarik nafas panjang, kelas jadi hening seketika.
"tarik kata terakhir lo," ujarnya rendah.
Alleta membuang muka, sedikit takut dengan wajah dingin Kean serta mata tajam yang tengah menyorot dirinya.
"ogah,"
Kean berdehem, mencoba merendam rasa marah dan takut. cowok itu langsung memeluk Alleta, tidak peduli dengan teman sekelasnya yang berusaha untuk tidak berteriak.
"gue suka sama lo, cuma lo Alleta Almeera."
Alleta menggigit bibirnya, merasa wajahnya memanas bahkan Ia tahu jika sudah muncul semburat merah dipipinya. bodohnya lagi Alleta lupa jika dikelas ini bukan hanaya mereka berdua, tapi ada banyak orang.
"gue malu bego, banyak orang."
Kean terkekeh, tidak peduli dengan teman-temannya, cowok itu langsung membawa Alleta keluar dari kelas dengan menggendong Alleta yang masih menutupi wajah merahnya.
YOU ARE READING
PSEUDO (END)
Teen Fictionhidup di rumah besar yang berisi kakak dan juga maid tidak membuat Alleta senang, disekolah tersenyum senang namun dirumah ia terpuruk. seolah memiliki dua jiwa dalam satu raga. ini tentang Alleta, gadis yang berusaha memecahkan misteri penyebab kem...
PSEUDO 30
Start from the beginning
