36. Stela drop

2K 155 66
                                    

Happy Reading!

.......

"Stela, kantin yuk!"

Stela bergeming, tatapanya tetap lurus pada papan tulis di depan sana. Sherly menghela nafasnya pasrah, sudah tiga hari dia seperti kehilangan Stelanya yang ceria.

"Stela," panggil Sherly pelan. "Sampai kapan lo mau kayak gini terus, sih? Kasihan tau ... sama cacing-cacing yang ada di perut lo. Memberontak minta dikasih jatah," gurau Sherly mencoba menghibur Stela.

Stela menoleh, menatap Sherly lelah. Dia tidak tega melihat Sherly dari kemarin-kemarin yang terus membujuknya.

Stela mengangguk, lalu gadis itu bangkit. Dia tidak mau Sherly sampai pergi meninggalkannya hanya karena dirinya cuek pada Sherly.

"Ayo!"

Sherly tersenyum begitu lebar. "Nah! Gitu dong. Ini baru namanya Stela."

Stela menggelengkan kepala sembari terkekeh. Beruntung Sherly masih ada di sampingnya dan selalu memberi kekuatan untuknya. Jika tidak, mungkin dari kemarin-kemarin dia sudah mengakhiri hidupnya.

"Kalian mau kemana? Aku ikut ya," pinta seorang gadis yang tiba-tiba datang dari bangku belakang.

Sherly mendengkus samar. "Kantin. Lo gak bo—"

"Iya," sela Stela cepat.

Liana meloncat kegirangan. "Yeay! Akhirnya aku bisa ke kantin bareng kalian," katanya terlampau senang.

Sudah dari tiga hari yang lalu Liana menjadi siswa di sekolah Citra Bangsa dan menjadi anak didik baru Bu Tia dikelas XI Ipa 3.

Sungguh suatu kebetulan yang sangat indah. Haha. Mengingat itu rasanya membuat luka di hati Stela kembali terbuka semakin lebar.

Kini, ketiga gadis cantik itu berjalan berdampingan menuju kantin. Saat telah sampai, mereka langsung duduk di kursi yang kosong. Dan mereka kebagian tempat yang berada di tengah-tengah kantin.

Kantin hari ini begitu ramai sehingga hampir semua meja sudah terisi penuh.

"Kalian mau makan apa? Biar aku yang beliin," tanya Liana. Dalam hati Sherly berdecih melihat Liana yang sok baik kepadanya dan kepada Stela.

"Gak usah, biar aku aja yang beli. Kamu sama Sherly tunggu di sini," sanggah Stela. Lalu gadis itu bangkit setelah Sherly dan Liana menyebutkan pesanan mereka.

Selepas kepergian Stela, mendadak Sherly mencibir dalam hati. Malas sekali dia harus berduaan disini dengan wanita ular seperti Liana.

"Lo ngapasi, ngintilin kita berdua mulu? Gedek tau gue liatnya," ujar Sherly terang-terangan memandang Liana malas.

Liana sedikit sakit hati atas pernyataan frontal yang keluar dari mulut Sherly. Namun, karena hanya Stela dan Sherly yang mau menerima kehadirannya, ia harus tetap bersikap baik agar tidak kehilangan mereka berdua.

"Dari dulu aku pengen banget punya sahabat cewek. Dan aku beruntung waktu aku tau kalian mau menerima kehadiran aku di saat yang lain nuduh aku udah rebut Ervin dari Stela," jawabnya dengan nada sedih.

"Emang gitu kan kenyataanya? Lo udah rebut Ervin dari Stela! Dan hanya karena kita satu meja, bukan berarti gue mau nerima kehadiran lo."

"Enggak! Aku gak rebut Ervin! Sebelum Stela kenal sama Ervin, aku lebih dulu kenal sama dia! Jadi yang berhak dapatin Ervin itu cuma aku, Sherly! Cuma aku!"

"Buktinya Ervin itu tetep sayang dan perhatian sama aku walaupun aku sempat tinggalin dia selama hampir 3 tahun. Itu udah jelas jadi bukti kalau Ervin itu cinta sama aku. Bukan sama Stela," paparnya.

Story StelaWhere stories live. Discover now