35. Hari yang buruk

1.5K 156 77
                                    

Aku saranin bacanya pelan-pelan aja biar ngena. Dan jangan lupa puter lagu yang sedih.

Happy Reading!

...........

Bugh!

Delvin baru saja melayangkan satu pukulan telak pada perut Ervin. Dia sangat marah atas tindakan dan juga perilaku lelaki itu pada pacarnya sendiri.

Tadi saat melewati parkiran dan koridor, Delvin tidak sengaja mendengar bisik-bisik tentang Ervin dan murid baru bernama Liana.

Dia jelas sangat tahu siapa perempuan itu. Yang tak lain adalah seseorang dimasa lalu Ervin sekaligus seseorang yang menjadi penyebab utama sikap Ervin berubah selama hampir 3 tahun kebelakang dan sebelum kenal Stela.

Alvin yang melihat Delvin akan kembali memberi pukulan pada Ervin pun dengan segera mencekal lengan Delvin. Menahannya.

"Stop woy!" pekik Alvin kuat. "Jangan pake cara kekerasan bisa gak sih?!"

Delvin jelas memberontak, lalu menarik paksa lengannya yang masih dicekal Alvin sehingga cekalan itu terlepas.

Delvin berdecih seraya menatap nyalang Alvin.

"Lo diem! Ni anak emang harus dikasih pelajaran. Dia udah keterlaluan sama Stela!" teriak Delvin dengan nafas tersengal-sengal.

Ervin meringis, tendangan yang diberikan Delvin bukan main-main sakitnya. "Tapi kenapa harus gue yang dipukul dan disalahin?" tanyanya berang.

Delvin berdecak. "Itu karena lo salah, Ervin! Gak seharusnya lo cuekin Stela kayak tadi. Hanya karena dia, lo sampe abaikan Stela yang statusnya masih jadi pacar lo."

"Lo sadar gak sih kalau perbuatan lo itu salah, hah? Jangan sampai mengulang yang lalu, Vin! Atau lo harus siap nanggung konsekuensinya."

"Jangan bawa-bawa Liana!" gertak Ervin tajam.

"Kenapa? Lo gak suka? Emang bener 'kan ini semua gara-gara dia, makannya lo jadi cuek sama Stela?"

Delvin tak habis pikir dengan sahabatnya satu ini. Bisa-bisanya dia membela Liana yang statusnya hanya sebatas masa lalu di banding dengan Stela.

"Gue bilang jangan bawa-bawa Liana, bangsat!"

Delvin menatap Ervin tidak percaya. "Jadi lo lebih pilih Liana daripada Stela pacar lo sendiri, Vin?" Lelaki itu menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

Alvin hanya berdiri menatap datar kedua sahabat yang sedang bertengkar mulut itu. Dia menyandarkan punggungnya pada pembatas rooftop.

Sebenarnya, dia juga kecewa dengan Ervin. Di saat banyak lelaki yang menginginkan memiliki Stela, Ervin malah menyia-nyiakannya.

"Lo jelas tau jawabannya," ucap Ervin santai.

Lalu lelaki itu mendaratkan bokongnya di sofa yang sudah usang. Mengambil rokok di saku seragamnya dan mulai menyalakannya dengan korek api gas. Setelahnya, Ervin menghisap benda nikotin itu.

"Lo bener-bener bajingan!" desis Delvin menahan amarah.

"Terserah. Lo sendiri yang setuju sama keputusan gue waktu itu, buat pacarin Stela sebagai pelampiasan," kata Ervin dan sengaja memelankan satu kalimat diakhir agar Alvin tak mendengar.

Delvin menyesal telah setuju dengan rencana brengsek Ervin saat itu. Jika tau, Stela adalah gadis yang sangat berharga dan baik hatinya. Delvin pasti akan melarang dan menghentikan rencana sialan Ervin pada saat itu.

Story StelaWhere stories live. Discover now