21. Penolakan

1.3K 155 48
                                    

Happy Reading!

.............

"Ini rumah siapa?" tanya Sherly. "Gede banget gila!"

Delvin terkekeh bangga. "Rumah gue dong."

Sherly menganga, matanya mengerjap lucu. Delvin yang melihat itu segera menoyor kening Sherly.

"Maksudnya, rumah ortu gue." Delvin meralat ucapannya tadi.

Tidak memperdulikan Sherly yang masih terkagum-kagum. Delvin segera membawa Sherly masuk ke rumahnya. Tenang saja, di dalam rumah ada Bi Asih, asisten rumah tangganya dan ada sang Mommy tercinta.

"Uwah ... ada tamu. Sini sayang, sama Mommy!" heboh Mommy Delvin ketika melihat anak semata wayangnya membawa perempuan.

Karena selama ini anaknya itu tidak pernah membawa teman berjenis kelamin perempuan.

Sherly tersenyum canggung lalu menyalimi tangan Mommy Delvin.

"Udah cantik, sopan pula," puji Mommy. "Kita makan yuk sayang! Mommy udah masak tadi."

Delvin memutar bola matanya malas. "Biasa aja kali Mom!" kesal Delvin. "Mom, Delvin bawa dia kesini itu mau obatin lu—"

"Hust! Ganggu aja kamu. Udah sana ke kamar, ganti baju terus turun lagi. Mommy udah siapin makan siang."

"Giliran gini aja, Delvin dilupain. Dasar emak-emak!" gerutu Delvin memelankan di tiga kata terakhir. Lalu berjalan ke kamar dengan mulut yang terus menggerutu.

Setelah selesai mengganti baju, Delvin langsung turun ke bawah atau lebih tepatnya menuju dapur. Saat baru sampai di pembatas antara ruang makan dan ruang bersantai, ia melihat Sherly yang begitu akrab dengan Mommy.

Delvin ikut tersenyum kala melihat Mommynya itu tertawa sampai terbahak-bahak. Entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas Delvin senang ketika Mommynya senang.

"Ekhem," Delvin berdehem agar mereka menyadari kehadirannya.

Delvin segera duduk di salah satu kursi tepat berhadapan dengan Sherly. Sherly memandang Delvin sambil tersenyum tidak enak.

"Lama banget kamu! Kasian Sherlynya kelamaan nungguin kamu," omel Mommy.

"Iya, iya. Astaga! Galaknya Mom," sahut Delvin malas.

Lagi-lagi Delvin dibuat kesal oleh sikap Mommynya itu. Bagaimana tidak? Dirinya saja tidak pernah sampai diambilkan nasi sama lauk, lah Sherly? Yang bukan siapa-siapa diperlakukan istimewa.

Delvin mendengus. "Yang anak Mommy tuh disini siapa si?!" sindirnya. "Perasaan Sherly terus yang dimanjain. Sedangkan Delvin? Di abaikann gitu aja. Nyebelin."

"Kamu tau kan, kalau Mommy itu dari dulu pengen punya anak perempuan? " katanya, lalu tersenyum melihat Sherly yang sedang makan dengan lahap.

"Dan kamu juga! gak pernah bawa calon buat Mommy. Kenalin gebetan kamu aja gak pernah. Sibuk main terus sama dua sekawan kamu itu! Jarang-jarang juga kamu mau ngobrol sama Mommy," gerutu Mommy.

"Kadang Mommy itu kesel di rumah segede ini sendirian. Mentok-mentok paling ngobrol sama Bi Asih. Berhubung sekarang kamu bawa Sherly ke rumah, jadi Mommy mau anggap Sherly jadi anak Mommy. Ya, walaupun cuman sebentar."

Sherly hampir tersedak saat mendengar penuturan Mommynya Delvin. Apa katanya? Delvin tidak pernah membawa perempuan kerumahnya, yang artinya dia orang pertama.

Harus kah dirinya merasa bangga karena jadi perempuan pertama yang di bawa ke rumah Delvin? Ergh! Sherly segera menggelengkan kepalanya pelan.

Delvin diam. Benar juga, selama ini dia sibuk dengan dunianya sendiri tanpa tahu kalau Mommynya itu kadang merasa kesepian.

Story StelaWhere stories live. Discover now