oke, sebenernya otak yang lemot tuh siapa sih?

"lo pada kan tukang bolos, mana mungkin ngerti ginian," balas Chelsea remeh.

"lo nantangin gue?" tanya Adel.

Alleta menarik nafas dalam, mencoba untuk bersabar.

"gue emang sering bolos dan gak paham sama gituan,"

"tapi gue paham namanya orang udah punya pacar itu gaboleh di deketin terus, situ gaada cowok atau emang lo yang gak laku? pacar orang kok di deketin," balas Alleta lalu tersenyum kemenangan

Ia puas ketika melihat raut sebal Chelsea.

"mantep Let, gue buat kata-kata di konten TikTok ntar, " balas Alfra.

"gak laku kali, Let." sambung Adel.

Chelsean terdiam, tidak memblas perkataan Alleta. walaupun dalam hati ingin sekali memaki cewek itu.

"yang mana?" ucap Kean tiba-tiba, cowok itu manatap Proposal di meja, dan hal itu membuat Chelsea tersenyum senang.

Alleta melipatkan tangan di dada, lalu mengambil garpu dan menusut baksonya hingga terdengar bunyi benturan antara mangkuk dan garpu.

"Letta sabar ya," ucap Shyka prihatin.

"sama gue aja Let, jangan sama Kean," tambah Adel.

Aletta memalingkan pandangannya, menatap kearah lain lalu tersenyum cerah.

"Devan!" teriaknya keras ketika melihat Devan yang jalan di barisan depan diiringi oleh teman-teman satu genk nya.

Devan menoleh, tersenyum simpul ketika mendapati Alleta yang tengah melambai kearahnya. mengabaikan tatapan tajam Kean, cowok itu berjalan santai kearah Alleta.

"kenapa?" tanya Devan ketika sudah sampai di depan Alleta.

"anterin gue ke kelas ya, males disini,"

sekilas, Devan melirik kearah Kean yang masih menatap dirinya tajam, memberi senyum kemenangan lalu Ia pergi dari kantin bersama dengan Alleta.

***

"lo lagi berantem sama Kean?" tanya Devan.

"ngga, cuma gue sebel sama dia," jawab Alleta lalu menoleh menatap Devan yang berjalan disampingnya.

Devan tampan, cowok yang mempunyai smiling eyes, manis, tinggi, serta baik pada Alleta, dan juga em err berotot?

namun entah mengapa Alleta tidak bisa menyukai cowok bad boy tersebut, padahal mereka cukup dekat.

"lo mau lanjut bolos?"

Devan mengangguk ragu, menimang nimang karena setelah ini Pak Dheni akan memasuki kelasnya.

"lo mau ikut?"

"ngga, bisa mampus sama Kean kalau gue ikut bolos, kapan kapan deh nanti sama Adel Shyka."

"ehem,"

mendengar deheman tersebut Alleta dan Devan menoleh, mendapati Kean yang tengah bersedekap dan menatap dingin kearah mereka berdua.

Kean menatap Devan, "lo mau bolos kan? gue biarin kali ini, pergi."

"lo siapa nyuruh gue?"

"pergi," datar Kean membuat Devan menghela nafas kasar.

"gue pergi dulu Let, bye."

setelah kepergian Devan, kini Kean ganti menatapAlleta yang tengah mengalihkan pandangannya.

PSEUDO (END)Where stories live. Discover now