Adel menginjak kaki kiri Shyka dengan keras, gemas dengan mulut cewek tersebut.
"heh pelan-pelan!"
"ish, sakit Adel!"
Alfra menatap Alleta, meminta kebenaran tentang apa yang diucapkan ketiga cewek tersebut. "bener Chelsea?"
mengedikkan bahunya acuh, lalu menatap kearah kean yang tengah membawa nampan berisi 2 mangkuk bakso dan 2 es teh. ah, makin lama Kean makin menjadi cowok idaman bagi Alleta.
udah kaya, ganteng, baik, tinggi, pinter, siapa lagi kalau bukan Om Gerald?
Kean mah gak seberapa dengan om Gerald.
"makasih Kean, baik deh. gue jadi makin cinta." ucap Alleta ketika baksonya sudah berada diatas meja.
"Letta makin cinta sama Kean?"
"ya nggak lah! makin cinta sama baksonya!" ucapnya lalu mengambil sambal yang berada di dekat Alfra.
"anjir! sambelnya jangan dihabisin Let!"
"lu pikir gue gak pakek sambel apa," tambah Adel sebal, lihat saja sekarang kuah bakso Alleta sudah berwarna merah.
"kan bisa minta ke mang ujang," jawab Alleta tenang.
setelahnya, Alleta dibuat terkejut dengan tindakan Kean, cowok itu menukar mangkuk baksonya dengan punya Kean yang bisa dibilang masih suci, belum tercampur sambal ataupun caos.
"kok lu tuker sih!" ucap Alleta tidak terima.
"gue suka pedes," jawan Kean sambil memasukkan sebuah bakso kedalam mulutnya.
Alfra menatap Kean penuh selidik, "bukannya lo- anjing sakit bego!"
"Alfra kenapa?" tanya Shyka.
Alfra tersenyum terpaksa, "kaki gue kejedot meja," jawabnya.
"kan lo bisa ambil sendiri sambelnya Kean!"
"habis,"
"yaudah gue yang ambil," ucap Alleta lesu.
namun ketika hendak berdiri, Kean menahan tangannya, "sambel disana udah abis, mang Ujang baru aja buat tadi."
"yaudah si makan itu aja Let,"
Alfra mengangguk, "kalo gak mau buat gue aja, gakpapa."
"enak aja!"
Alleta langsung memakan baksonya dengan lahap, mengabaikan tatapan dari beberapa cowok yang memang mengaggumi dirinya dan Kean yang tengah melihatnya setiap cowok itu mengunyah.
Alleta tahu kalau dirinya cantik, makanya biasa aja.
lagi-lagi, satu hal membuat dirinya berhenti memakan bakso. Chelsea, entah kenapa cewek itu tiba-tiba menghampiri Kean lagi.
"kean, gue mau nanya,"
Kean menaikkan sebelah Alisnya.
"ini kenapa di coret ya proposalnya? gue teliti udah bener, tapi kenapa di coret?"
Alleta langsung memutar duduknya, menghadap Chelsea yang tengah berdiri diantara dirinya dan Kean.
"perasaan tadi Kean bilang kalau lanjut besok deh, kuping lo masih berfungsi dengan baik kan?" tanya Alleta sinis.
"ini penting Let, orang kayak lo gak bakal faham," ujar Chelsea.
"maksud lo kayak lo itu kayak gimana?" tanya Shyka.
dengan serempak Adel, Alleta dan Alfra menatap Shyka bingung. maksud ucapan Shyka apa?
"ih! otak kalian lemot banget sih! Shyka nanya, maksud dia orang kayak letta tuh kayak gimana?" ulang Shyka sebal.
YOU ARE READING
PSEUDO (END)
Teen Fictionhidup di rumah besar yang berisi kakak dan juga maid tidak membuat Alleta senang, disekolah tersenyum senang namun dirumah ia terpuruk. seolah memiliki dua jiwa dalam satu raga. ini tentang Alleta, gadis yang berusaha memecahkan misteri penyebab kem...
PSEUDO 21
Start from the beginning
