D U A P U L U H

Mulai dari awal
                                    

Ketika ia sudah mengirimkan pesannya, ia melihat pesannya masih berceklis tanda abu-abu centang dua saja. Dion menghela nafas panjang, dan menaruh ponselnya kembali ke nakas.

Tring..

Pesan itu terus saja berbunyi dengan nyaring, lantas Marsha yang sudah sangat terganggu dengan deringan itu langsung membukanya, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat pesan itu dari...

Dion si mata tajam👿: lo belum tidur?
(01.10)                             gimana keadaan lo udh
                                         baikan?

Marsha lantas langsung bangun dari tempat tidurnya, dengan rasa nyeri yang terus menjalar di tubuhnya. Marsha mengucek-ngucek matanya berkali-kali, agar ia tidak salah melihat pesannya. Dan sudah ia mengucek-ngucek matanya tetap masih sama nama Dion yang terpampang jelas di sana.

Tak disangka senyuman Marsha terbit di kedua sudut bibirnya, tanpa menunggu lama-lama lagi tangan Marsha sudah menari-nari di atas keyboard. Hati Marsha menghangat entah kenapa ia sangat senang sekali bisa dapat pesan dari Dion si dingin kutub utara.

Dion yang sedang menunggu pesan dari Marsha sambil tiduran dengan menggunakan kedua tanganya untuk di jadikan bantal pun tersadar, ketika ada suara deringan yang masuk dari ponselnya.

Lantas Dion segera bangkit dan meraih ponselnya yang berada di nakas, dan melihat pesannya sudah di balas oleh Marsha. Ia pun mulai membalas pesan darinya tanpa harus menunggu lama lagi.

Marsha: iya nggak bisa tidur hehe
(01.20)    loh, kok lo tau? gue nggak baik-baik
                aja

Dion si mata tajam👿: mau gue temenin?
(01.21)                            dari Koko

Marsha: nanti gue repotin lo lagi
(01.22)

Dion si mata tajam👿: nggak, gue juga nggak
(01.23)                               nggak bisa tdr dari td

Marsha: haha, makasih ya udah temenin gue
(01.24)

Sudah beberapa lama mereka berdua habiskan dengan mengirim pesan satu sama lain, keduanya tampak merasa senang dan juga bahagia. Entah kenapa Dion yang dinginya seperti es batu bisa mencair dengan seorang gadis ceria yang bernama Marsha. Ketika jam sudah menunjukkan jam 02.30, mereka berdua pun akhirnya mengakhiri obrolan chatnya.
   
                                🌼🌼🌼

Paginya Marsha sudah bersiap-siap dengan seragamnya yang agak kebesaran dan juga sweater yang ia pakai untuk menutupi beberapa luka lebamnya yang belum mengering, ketika sudah sampai sekolah ia berjalan dengan langkah gontai di koridor kelasnya. Semua orang melihat Marsha dengan tatapan aneh, tapi Marsha tidak peduli dengan semua itu. Ia terus berjalan dna berjalan tanpa ia ketahui ada seseorang juga yang sedang berjalan ke arahnya.

"Aww ...,"

"Eh ... sorry Sha, gue nggak liat lo ada disini,"

"Makanya kalau jalan pakai kaki, bukan pake mata," bisik Fadil ketelinga Marsha, dan pergi menjauh dari sana.

Marsha langsung mengibas-ngibaskan sweaternya yang sudah sangat panas karena ketumpahan air soto yang di bawa Fadil tadi. Ia bingung harus bagaimana? ia tidak mungkin melepaskan sweaternya.

MarshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang