34. HARGA DIRI

2.2K 210 433
                                    

Sepulang sekolah, Langit memutuskan untuk pergi ke rumah sakit menemui Rindu. cowok itu bahkan masih memakai seragam putih abu lengkap beserta jaket Boomber melekat di tubuh atletisnya.

Dihirupnya bunga berwarna-warni yang digenggamnya saat ini, keharuman menyeruak membuatnya menyunggingkan senyum. langkah besarnya semakin cepat menelusuri rumah sakit tak sabaran ingin menemui sang kekasih yang beberapa hari ini tak sempat ia kunjungi.

Sampainya ia di depan ruangan Rindu, tak ingin membuang waktu banyak Langit pun segera membuka handle pintu dan memasuki ruangan itu. satu orang pria paruh baya menyambutnya dengan senyuman hangat.

"Assalamualaikum" salam Langit.

"Waalaikumsalam" balas Roger _papanya Rindu_ yang tengah duduk di sofa sambil membaca koran, tersenyum hangat pada Langit dan mempersilahkannya masuk.

"Masuklah, sebelum tante Stella kembali." lanjut Roger. istrinya _Stella_ memang sedang berada di luar rumah sakit untuk mengambil beberapa pakaian di rumahnya, untuk itu ia ingin Langit mempunyai waktu untuk menjenguk putrinya walau hanya beberapa menit saja.

Langit tersenyum dan mengangguk, cowok tampan itu segera melangkah menghampiri bangkar di mana Rindu terbaring lemah dengan alat-alat pernapasannya. ia duduk, dan meletakkan sebuket bunga cantik di samping Rindu. diusapnya lembut rambut gadis itu dan menyelipkan anak-anak rambutnya ke belakang telinga.

"Hai..., maaf akhir-akhir ini aku jarang liat kamu. aktivitas di sekolah dan juga eskulku kadang menyita waktu kita untuk bertemu. tapi apa kamu tau?, timku yang jadi pemenang di pertandingan basket kemarin" ujar Langit bercerita yang diakhiri senyuman lebar.

"Aku juga pengen liat kamu setiap pagi hari dan juga sepulang sekolah kayak dulu, tapi gak bisa. aku dikecam terus karena sering datang terlambat ke sekolah, juga..." Langit tidak bisa melanjutkan kata-katanya, cowok itu menunduk menelan salivanya dengan perasaan pahit.

orang tuamu yang seakan benci bahkan enggan melihat aku di dekat kamu lagi, lanjut Langit dalam hatinya.

"Tapi kamu tenang aja. sesibuk apapun aku, aku pasti akan selalu meluangkan waktu untuk melihat kamu. makanya kamu cepat pulih, biar kita bisa kayak dulu lagi. aku kangen jalan-jalan sama kamu. makan eskrim berdua dan berjalan beriringan di tengah padatnya orang-orang yang berlalu lalang."

Senyuman manis Langit memudar, seketika memori masa lalu kembali berputar di pikirannya.

Flashback on

"Kamu capek?" tanya seorang cowok tampan pada gadis di sampingnya.

Gadis cantik itu mengangguk lemah sambil mengerucutkan bibirnya membuat Langit terkekeh dan mencubit pipinya gemas.

"Iya udah ayo kita istirahat dulu. kita duduk di sini dulu ya?" ujar Langit menuntun tangan halus Rindu menuju sebuah kursi panjang di tengah-tengah taman kota.

"Langit~" panggil Rindu manja ketika mereka sudah duduk bersebelahan.

"Apa sayang?" jawab Langit lembut.

"Aku haus"

"Hmm kalau gitu mau minum apa?, air keran, air hujan, atau air comberan?" tanya Langit jenaka, berniat menggoda kekasihnya yang cepat marah.

"Iiihh aku mana ada minum kayak gitu-gitu!" omel Rindu kesal.

Langit tertawa geli saat kekasihnya justru memukul-mukul lengannya dengan kencang, "Hahahahaha iya aku becanda. kamu maunya apa?, es krim mau?" tawar Langit.

Rindu mengusap-usap dagunya tampak berpikir, hal itu membuat Langit semakin menarik kedua sudut bibirnya merasa gemas. "Oke aku mau!"

"Oke siap tuan putri. tapi ada syaratnya.."

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now