63. JATUH DAN CINTA

3.5K 224 1.4K
                                    

Pembaca yang baik adalah mereka yang tau caranya menghargai karya orang lain😊

🎶Mahend - Pura-pura Lupa

Ternyata aku salah memantapkan hati padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata aku salah memantapkan hati padamu. Aku pikir aku ini adalah peran utama, tetapi aku hanya sekedar peran pengganti disaat peran utamanya tidak ada.
_Sinar Senja Kirana.
****

Perlahan, tangan mungilnya meraih kenop pintu dengan gemetar yang sudah menerjang di sekujur badan. Ia memasuki rumah yang di sambut langsung oleh kesunyian. Sudah tidak ada keinginan lagi untuk pergi ke danau. Rasanya Senja seperti kehilangan semangat dan keceriaannya. Beruntung kali ini Bulan dan Mama Cantika sedang tidak ada.

Pasca pengakuan seorang gadis itu, tidak ada yang mampu ia katakan selain terus bungkam. Membiarkan ratusan belati yang hinggap di dadanya terus menikam. Dan keinginannya untuk langsung pulang.

Senja kemudian tertatih menaiki tangga. Derap langkahnya melemah dan terasa hampa. Gadis itu kemudian menutup pintu rapat-rapat, lalu bersandar dibalik pintu kamar hingga perlahan tubuh mungilnya merosot le lantai. "Langit." Suaranya bergetar sebab buliran bening mulai lolos dari pelupuk matanya. "Kenapa Langit bohongin aku...," ucapnya pilu.

Dalam posisi menekuk kedua lututnya, Senja masih berusaha menyeka air mata saat tiba-tiba sebuah paper bag berisi kotak putih terbungkus pita berhasil menarik perhatiannya. Gadis itu meraihnya cepat dari atas meja.

Ketika memembukanya, Senja sempat terhenyak karena kotak itu ternyata berisi buku dengan nama depan Untuk Senjaku. Jadi ini hadiah yang kedua dari Langit. Tetapi cowok itu bahkan lupa untuk memberikan padanya?

(Ini aku gatau keliatan or kebaca apa ngga sama kalian, tapi kalo ga kebaca yauda zoom aja ya:v)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ini aku gatau keliatan or kebaca apa ngga sama kalian, tapi kalo ga kebaca yauda zoom aja ya:v)

Senja membacanya. Membaca buku usang dan meraba halus sisi wajahnya dalam bentuk sketsa dengan lianangan air mata. "Langit, kenapa kamu begitu manis? Hati aku jadi sakit."

"Kamu satu-satunya."

"Langit. Langit Angkasa Perwira. Pacar saya."

Lalu, bagai kaset rusak yang berputar di atas kepala, ucapan Langit kala itu seolah bersahut-sahutan dengan ucapan Rindu. Membuat Senja meremas dadanya kuat, kembali terisak hebat.

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang