9.PELAMPIASAN

5.6K 531 68
                                    

Pembaca yang baik adalah mereka yang tau caranya menghargai karya orang lain.

🎶Justin Bieber & Benny Blanco - Lonely

Ada beberapa perasaan sakit yang tak akan tersembuhkan, tetapi hanya bisa coba diluapkan dan dilupakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ada beberapa perasaan sakit yang tak akan tersembuhkan, tetapi hanya bisa coba diluapkan dan dilupakan.
_Langit Angkasa Perwira

****

"Ada apa, Bund?"

Pertanyaan Langit ketika melihat Lisa yang sejak tadi hanya berdiri mematung sembari mengintip di balik sela-sela jendela rumahnya. Langit mendekat dan menemukan dua orang lelaki berdiri tegap di sana.

"Kamu liat deh sini," titah Lisa yang masih belum menyadari kehadiran tunggal putranya di samping kiri. "Mereka siapa sih? Pakaiannya serba hitam. Badannya juga kekar-kekar. Dari tadi Bunda perhatikan mereka cuma diam seperti sedang mengawasi rumah kita."

Tanpa perlu bertanya, Langit sudah tahu siapa orang-orang itu. Ah Bunda ini bagaimana? Sudah pasti itu adalah anak buah Surya. Memangnya siapa lagi yang mempunyai kuasa serta memberi perintah pada orang-orang seperti mereka kecuali Kakek Langit sendiri?

Pandangan Langit kemudian terarah pada Lisa yang masih setia pada posisinya. "Itu pasti orang suruhan Kakek. kemarin aku menemuinya di mansion, Bund."

Lisa tergelak. Jika diingat-ingat, tunggal putranya itu memang berkata ingin menemui Surya -Ayahnya. Entah apa yang dikatakan anak itu. Tetapi Langit memang mempunyai kebiasaan cepat dalam mengambil tindakan. Sama seperti Kakeknya. "Tapi apa ini tidak terlalu berlebihan? Nanti tetangga kita mengira mereka siapa..."

Langit dengan balutan seragam sekolah lengkap menyunggingkan senyum hangat pada Lisa untuk kemudian mengusap halus bahunya. "Tidak masalah, Bunda. Yang penting Bunda aman di rumah. Kalau mau kemana-mana bilang saja pada salah satu dari mereka."

Penuturan lembut itu dibalas Lisa dengan anggukan disertai senyuman. Menyadari jika saat ini putranya itu telah bersiap untuk berangkat sekolah, wanita separuh baya itu bergerak cepat merapihkan dasi yang melekat di lehernya. Tinggi Langit yang kini melebihi tubuh mungil Lisa membuat cowok itu kini menunduk menggulum senyum.

"Harus Bunda terus nih yang masangin dasinya. Pasti karena tidak terbiasa, sampai di sekolah sana kamu lepas lagi ya?" tebak Lisa seraya memicingkan mata.

Tepat ketika penuturan itu selesai terlontar, Langit terkekeh pelan lalu beralih membungkuk untuk mencium punggung tangan Lisa. Setelah itu barulah ia menegakkan tubuh untuk memberi kecupan sayang pada wajah wanita itu. Tetapi belum sempat melakukannya, Langit justru berkata, "Enggak akan Langit lepas kalau itu yang masangin Bunda," bisiknya cepat, lalu mengecup pipi Lisa singkat.

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now