P R O L O G

3.3K 126 16
                                    

Tempat akan bisa berubah tapi ingatan tidak akan pernah bisa berubah~ Marsha aruni

Suasana sejuk menghampar tubuh Marsha yang sedang menikmati udara sejuk di pagi hari di tempat barunya dimana ia akan meninggalkan semua masalahnya, tapi tidak akan pernah bisa menghapus memori kelamnya. Tempat akan bisa berubah tapi ingatan tidak akan pernah bisa berubah. Marsha sedang menyeruput secangkir susu coklat yang di berikan ibunya sambil melihat sekeliling tempat barunya di atas balkon.

"Permisi non, tadi nyonya Devi berpesan katanya non Marsha sudah bisa masuk sekolah hari ini," kata bi Jumi asisten rumah tangga Devi yang sudah bekerja sejak Marsha masih bayi.

"Kenapa mamah enggak bilang langsung sama aku bu? Kenapa harus ibu yang selalu nyampein pesan dari mamah, kenapa?" tanya Marsha dengan bahu yang begetar dia tidak tahu kenapa ibunya tidak pernah berbicara kepadanya lagi ketika ayahnya meninggal.

Bi Jumi yang melihat bahu anak majikannya tahu betul bahwa dia sedang menahan rasa sedihnya, bi Jumi merasa iba kepada anak majikannya ini yang selalu menahan semuanya sejak dia masih usia 6 tahun. Dimana semua anak-anak merasa bahagia karena selalu ada orang tuanya di sampingnya.

Tapi tidak dengan Marsha dia selalu menjalani hari-hari yang menyakitinya ini dengan sendiri tidak ada yang mau menerimanya semua menjauh tanpa alasan. Ibunya yang dulu selalu ada untuknya kini pergi meninggalkannya. Hanya ada bi Jumi lah yang selalu ada untuknya.

Bi Jumi pun langsung memeluk tubuh Marsha, "Non Marsha enggak pernah sendiri non, ada ibu! Ada ibu yang selalu ada untuk non Marsha." Sambil mengusap punggung Marsha.

Marsha tidak bisa membendung kesedihannya pun terlarut, padahal dia tidak pernah secengngeng ini dia selalu menahan semuanya. Kenapa semuanya terlihat sulit ketika dia memulai hidup barunya ini. "Tapi dia tidak boleh menangis seperti ini tidak boleh! Dia tidak ingin semuanya merasa terbebani dengan semuanya," batin Marsha.

Marsha segera menghapus air matanya secepat mungkin dan segera melepaskan pelukannya. "Bu, marsha mau berangkat sekolah dulu ya takut telat soalnya," ucap Marsha dengan senyum manisnya. Padahal di dalam hatinya ia merasa sakit. Tapi, dia tidak boleh lemah dia harus kuat!

Bi Jumi yang melihat semua kepalsuan itu pun tau kalau Marsha sedang berusaha menyembunyikan rasa sedihnya dengan senyumannya,"ya sudah ibu mau bikin sarapan favorit non Marsha dulu ya, supaya tambah semangat sekolahnya."

Marsha yang mendengarkannya pun bahagia, ia masih mempunyai ibunya yang selalu ada untuknya. Walaupun bukan ibu kandung, tapi Marsha sudah mengangapnya seperti mamahnya sendiri, "makasih ya bu, atas semuanya."

"Iya non sama-sama, kan non anak ibu juga atuh," goda bi Jumi dengan logat sundanya.

"Ibu bisa aja," kekeh Marsha.

Bi Jumi yang melihat wajah ceria Marsha pun ikut merasa senang, "ya sudah ibu keluar dulu ya, jangan lupa mandi soalnya bau," ledek bi Jumi yang langsung beranjak pergi dari sana.

"Ish Ibu," teriak Marsha.

Di balik pintu bi Jumi hanya bisa berdoa agar Marsha bisa selalu bahagia di sini.

Semoga selalu bahagia non.

Salam manis
Nita yulianti

MarshaWhere stories live. Discover now