4. Ciuman Pertama [M]

8.2K 773 12
                                    


Semua mata menatap ke arah Taehyung yang kembali terlihat di lorong. Meskipun baru beberapa hari berlalu sejak kedatangannya di sana. Dia tidak digeledah dibandingkan hari-hari lainnya, dia bisa dengan mudah masuk melalui pintu belakang dengan KTP nya.

Beralih ke jam tangan, dia terlambat satu menit. Taehyung pikir ini tidak akan menjadi masalah.

Dia membuka pintu, rambut hijau duduk seperti biasa di atas kursi. Taehyung menyeka telapak tangannya yang berkeringat di celana ketat hitamnya. Setelah itu dia duduk di kursi dengan tatapan Jungkook yang tak berhenti padanya.

"Bagaimana kabarmu hari ini?" Taehyung berkata sambil mencoba menatap matanya. Orang di depannya menatapnya seperti kuas tanpa cela dan membuatnya merasa terintimidasi.

Tawa yang hebat keluar dari bibirnya.

"Kau terlambat satu menit?" Jungkook berkata dengan tawa yang tiba-tiba berhenti. Dia mengharapkan penjelasan dari Taehyung. Tentu saja Taehyung tidak mengharapkan reaksi seperti ini.

"Maaf, aku tidak akan mengulanginya" Kata Taehyung merasa menyesal.

Jungkook mendekatkan wajah mereka.

"Itu tidak akan terjadi lagi..." Berbisik seperti saat pertemuan pertama mereka, tanpa sadar Taehyung mengalihkan pandangan hingga dia bisa merasakan tatapan tajam Jungkook padanya.

"Baiklah, aku di sini sekarang" Taehyung sedikit tersenyum dan melihat Jungkook kembali ke tempat duduknya.

Taehyung mulai mengambil clipboard dan kertas, mendorong kacamatanya ke atas.

"Jadi, Jungkook bagaimana kabarmu hari ini?" Dia mengulangi pertanyaannya yang belum sempat di jawab.

"Aku merasa luar biasa karna kau di sini, melihatmu menjadi satu-satunya hal yang menyenangkan untukku" Jungkook menjawab dengan begitu mudah tidak memperhatikan bahwa Taehyung tersipu ringan.

"Aku yakin kau mengatakan itu pada semua orang, itu mungkin caramu membuat mereka melakukan apapun yang kau inginkan. Itu juga yang kau lakukan agar mereka berhenti, Bukankah begitu Mister J?"  Mengelak dengan keras mengingat bahwa penjahat di depannya suka berbohong. Mungkin kata-kata itu sudah dikatakan pada semua orang yang pernah menjadi psikiaternya.

Taehyung tidak mudah untuk percaya padanya. Dia harus meneguhkan hati supaya tidak tersentuh sekali lagi dengan godaan Jungkook.

"Tidak, aku biasanya melakukan penyiksaan dan manipulasi... Jadi aku benar-benar memperlakukanmu spesial" Mengangkat sebelah alis yang menawan, Jungkook tersenyum seperti ujung jarum menusuk hati Taehyung makin dalam. Dia mungkin tak terpengaruh oleh kata bohong yang dia ucapkan, tapi senyuman pria itu belum tentu lolos dari tatapan matanya. Segera Taehyung melihat ke bawah lantai, untuk tidak tertarik semakin dalam dengan tatapan mata kriminal. Dia membayangkan bahwa orang di depannya begitu kejam menyiksa semua dokter yang malang. Dia tidak bisa menyukainya, Jungkook begitu buruk, tidak ada baiknya sama sekali.

"Katakan padaku... Kenapa kau melakukannya?" Taehyung bertanya untuk menggali lebih jauh.

"Menurutmu kenapa aku melakukannya?" Jungkook menantangnya dengan mengangkat alis.

"Kekuatan pasti salah satu alasannya... ketenaran atau selera humor yang jahat?" Tebak Taehyung mengamati pasien di depannya.

Senyum jahat terpampang di wajah Jungkook.

"Kau sempurna! Bagaimana kau mengetahuiku Dokter? Aku tidak menyangka kau bisa mengetahui isi pikiranku" Tertawa keras, Jungkook berdiri dari kursi. Mata Taehyung melebar, dia ikut berdiri dengan waspada dan mundur beberapa langkah.

Jungkook masih memakai borgol, tapi itu tidak membuat situasi menjadi lebih baik namun membuatnya lebih khawatir. Taehyung di sudutkan hingga punggungnya membentur tembok. Jungkook mengangkat tangan terborgolnya di atas kepala Taehyung dan turun ke bawah melingkari pinggang pria manis itu.

"Kumohon... J...jangan sakiti aku" Rengekan keluar dari bibir gemetar Taehyung.

Diam-diam Taehyung mengarahkan tangannya di atas tombol yang dia sembunyikan di balik jas tebal miliknya.

Grep...

Jungkook menarik tubuh Taehyung makin dekat. Menaikkan borgol pada leher psikiaternya. Leher Taehyung dilingkari borgol sementara Jungkook sewaktu-waktu bisa mencekiknya dengan tangan yang berada di depan lehernya. Taehyung menangis, tapi dia hanya diam tidak banyak bergerak karna perilaku Jungkook mengancam nyawanya.

"Kau memiliki bau yang manis Dokter" Suara aksen brithis sexy menyapa pendengaran. Jungkook menjatuhkan hidungnya di bagian leher Taehyung, mengirup aroma parfum manis untuk pertama kalinya.
Lidah panjang pemuda itu menjilat area leher yang lembut miliknya.

Mata mereka bersibobok satu sama lain. Jungkook meraih dagu kecil Taehyung dan mendekatkannya. Pria manis itu membelalak bingung ketika Jungkook menundukkan wajah lalu mencium lembut bibirnya. Ciuman itu sangat lembut, melemahkan syaraf Taehyung yang tegang karna mengira Jungkook akan membunuhnya. Mendorong tubuh Jungkook, saat itulah dia merasakan betapa kerasnya tubuh Jungkook.

Tanpa sadar Taehyung pun meneteskan air mata dalam ciumannya. Jungkook meraup bibirnya, melumat bagian bawah bibir Taehyung. Mata sedih Taehyung tergambar di setiap kuluman bibir mereka.

Gerakan yang menjadi kasar itu meremukkan sanubari dan mengatakan dengan keras bahwa ini salah. Di setiap sesapan yang membuatnya menahan desahan, Jungkook mengelus tulang selangka Taehyung yang terlihat dari balik kemeja.

Dengan begitu ahli, Jungkook membuka bibir Taehyung dan  melesatkan lidahnya untuk menyapa rongga mulut Taehyung. Terasa begitu berantakan, hancur berkeping-keping. Cumbuannya membuat Taehyung tak bisa berpikir. Rasa inikah yang ingin dia tolak? Jika ya, anggap saja dia bodoh. Karna dia berpikir ini menyenangkan hatinya.

Jungkook menjeda ciuman panas mereka, dia meraih wajah Taehyung untuk menyeka air matanya yang jatuh. Jika keagungan Tuhan bisa dijabarkan maka semua tercipta dalam wajah iblis tanpa dosa di hadapannya. Tampan bak dewa dengan wajah maskulin, hidung mancung dan mata kelamnya yang menghipnotis. Senyumanya bisa membuat kewarasan menghilang, berganti menjadi kegilaan. Seperti yang Taehyung rasakan sekarang ketika Jungkook mulai tersenyum padanya.

Pria berkepala hijau itu merengkuh tubuhnya makin dalam, membuat kecupan ringan di seluruh bagian lehernya. Tangan Taehyung bersembunyi di balik tubuh tegap Jungkook. Jungkook masih memeluknya dengan kecupan yang tak berhenti menempel di lehernya.
Menilai situasi ini aman, Taehyung segera menekan tombol bantuan perlahan.

Brak....

Penjaga mendobrak pintu hingga terbuka. Menembak Jungkook dengan senjata taser, Jungkook jatuh dengan membawa tubuh Taehyung hingga menindihnya. Tetapi meski begitu suara tawa keluar, mata Jungkook tidak pernah lepas dari mata Taehyung yang menindih tubuh bagian atasnya.

Salah satu penjaga bergegas membuka borgol Jungkook dan mengeluarkan Taehyung dari dekapannya.

"Kau baik-baik saja Dokter Kim?" Penjaga itu membantu Taehyung berdiri, Taehyung terguncang dengan apa yang baru saja terjadi namun dia membalas dengan anggukan sambil terengah-engah.

"Kemana kalian akan membawanya?" Dia bertanya begitu melihat para penjaga menarik tubuh Jungkook dan meletakkannya di tandu untuk di bawa pergi.

"Kami akan memberinya terapi kejut listrik"

Taehyung mengangguk.

"Bagus, berikan dia tegangan tinggi dan buat lebih sakit"

Jungkook masih tersadar, dan dia mendengarkan setiap kata yang Taehyung ucapkan.


.

.

.

TBC

ƦƠƬƬЄƝ ✓(ʙʟ)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon