02.1 | Bidadari Jatuh

4.4K 193 15
                                    

02.1
Bidadari Jatuh



Wonosari, Gunungkidul.
Di penghujung September 2007.


Apa yang bisa kita sangka dan sangkal dari waktu yang terus bergerak? Semua melaju dalam kecepatan konstan menuju ke muara takdir yang tak dapat kita kira. Kenangan yang terus menghantui bertumpuk dengan masa kini, kenangan tentang sebuah cerita yang belum dituntaskan, atau lebih tepatnya, cerita tentang dua orang yang melarikan diri dari takdirnya. Waktu hanyalah bagian dari nominal yang manusia ciptakan untuk berhitung seberapa lama kehidupan telah berlalu. Mungkin seperti halnya piringan jam dan jarumnya, berputar pada tempatnya, seperti bulan yang berevolusi pada bumi, seperti bumi yang berevolusi pada matahari. Semua fenomena kehidupan silih berganti berulang satu persatu seperti tren fashion. Dan manusia memang kadang memang lalai, hingga melakukan kesalahan dua kali.

Dan mulai saat ini, cerita yang sebenarnya baru akan dimulai.

*

Pertengahan semester ganjil kelas 2 SMA, kemarau datang terlambat. Langit cerah sekali siang itu. Awan berarakan ke arah barat, lambat, dan terlihat jelas dari celah jendela tinggi studio seni rupa yang terletak di deretan ruang di dekat parkiran belakang. Studio seni rupa berada dalam satu deretan bersama studio music dan studio tari. Studio tari berada di paling ujung dekat parkiran di sebelah mushola. Laboratorium fisika, kimia, dan biologi berada dilantai 2 deretan studio tersebut.

Angin berhembus melewati jendela tinggi studio seni rupa, sama sekali tak membantu kinerja kipas angin yang susah payah berputar untuk mengangini seisi studio. Kelas studio seni rupa untuk kelas dua selalu dijadwalkan pada hari selasa siang, bersama jadwal kelas seni yang lainnya. Ada kelas teori yang hanya satu jam saja, biasanya hari jumat siang, untuk sekedar briefing tugas atau hanya sekedar kelas kosong. Sesi studio merupakan waktu untuk mempraktekkan teori yang telah didapat di kelas teori dan merupakan jam ke 9 dan 10, yang artinya merupakan jam tambahan dari jadwal pelajaran pada biasanya. Kelas seni rupa selalu diisi dua kelas, begitu juga kela seni music dan seni tari yang dijadwalkan pada jam yang sama. Kelas seni music biasanya sangat diminati oleh kebanyakan orang karena lebih bergengsi. Sedang kelas seni tari paling sedikit pesertanya karena memang susah. Hanya anak-anak yang berniat untuk belajar seni tari saja yang biasanya masuk, atau, anak yang pernah belajar tari.

Di luar studio seni rupa, sayup-sayup tersengar suara gaduh para siswa yang beranjak pulang atau hanya sekedar istirahat siang untuk menunggu kegiatan ekstrakurikuler hari itu. Di dalam studio seni rupa itu juga sudah tak kondusif lagi karena memang bersifat kelas terbuka. Sang guru seni rupa hanya sesekali masuk kelas pada hari itu. Biasanya di awal kelas untuk memberikan tugas, di tengah untuk mengecek progress, dan di akhir pelajaran untuk mengumpulkan tugas.

Hari itu mereka mendapatkan tugas untuk belajar melukis dengan cat minyak diatas kanvas. Surya bersandar pada kursi kayu dengan pensil terselip di atas telinga kanannya. Ia menatap gumpalan awan yang berarakan di atas latar belakang biru langit, tatapannya menerawang jauh, begitu hampa. Tak ada yang ia pikirkan. Ia sedang melamun. Bingung apa yang hendak ia lukiskan. Kanvas 60 cm x 80 cm di depannya masih kosong, tanpa goresan sketsa sedikitpun.

Meski hanya tugas kecil untuk satu bulan ini, ia ingin sekali melukis sesuatu yang tidak biasa, yang jarang terpikirkan oleh orang lain. Karena hal itu yang membuatnya makin bingung ingin melukis apa. Sedang, Janu dan Anggit yang berada satu kelas dengannya tengah sibuk menggambar sketsa di atas kanvas mereka sambil bersendau gurau.

"Surya, kamu belum mulai menggambar?" tanya guru seni rupa yang agaknya melakukan kunjungan terakhir untuk kelas seni rupa hari itu tengah berdiri di samping Surya, heran. Dikelas seni rupa gabungan itu, Surya adalah salah satu murid yang menonjol. Jadi, mungkin beliau agaknya heran juga, Surya belum berprogres selama 2 jam pelajaran itu.

JARAK [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang