01.5 | Matahari

4.9K 263 12
                                    

01

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

01.5
Matahari




Wonosari, Gunungkidul.
Suatu waktu di awal bulan Oktober.


Ia tak memiliki teman seorang pun yang masuk di kelasnya dari beberapa orang teman-teman SMP-nya yang masuk ke SMA 1. Hal ini membuatnya mencari jalan aman dengan menjadi anak yang biasa-biasa saja dan berusaha tidak menonjol di kelas. Ia dengan cepat menemukan teman senasib di kelasnya dan memilih untuk duduk di bangku deretan tengah, nomor dua dari belakang.

Damar Wiwarna Surya lebih banyak menghabiskan waktunya di luar kelas bersama teman-temannya SMP ketika istirahat siang. Ia tak pernah mencoba untuk menonjolkan diri karena ia memang tak begitu suka popularitas. Ia juga berusaha sebisa mungkin untuk tidak berkonfrontasi langsung dengan gerombolan Janu. Tapi meski awalnya ia terlihat pendiam, pada dasarnya memang Surya adalah anak yang supel dan gampang berteman dengan orang lain karena sifatnya yang menyenangkan.

Di hari ketika Tama pindah, Surya tak begitu memperhatikan sosok Tama. Ia hanya tahu bahwa di kelasnya ada anak baru yang duduk di deretan bangku di sebelah deretan bangkunya, nomor dua dari depan. Tak ada kesan khusus kecuali sepertinya si anak baru ini mengenal para geng Janu. Hanya itu saja, tak lebih.

Surya tak begitu peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan menikmati hal-hal yang ia sukai. Kadang ketika bosan Guru yang menerangkan pelajaran yang membosankan, ia akan menghabiskan waktunya untuk menggambar, doodling di buku sketsanya. Ia memang memiliki bakat menggambar yang diperoleh dari ayahnya yang seorang Arsitek dan bekerja di DPU serta memiliki biro kontraktor sendiri di daerahnya. Ayahnya menjadi satu-satunya sosok yang ia hormati dan tauladani. Ia memang bercita-cita untuk menjadi Arsitek sama seperti ayahnya. Meski bercita-cita jadi Arsitek, Surya juga menggemari lukisan. Di rumahnya, diam-diam ia sering berlatih melukis sendiri di kamarnya, yah, meski bakatnya belum terasah, tapi ia cukup tekun dalam kegemarannya itu.

Beberapa anak perempuan di kelas diam-diam mengaguminya. Meski terlihat culun dengan tampilannya, rambut dipotong pendek bergaya british dan kacamata berframe hitam kotak, sebenarnya ia memiliki wajah yang bisa dibilang termasuk dalam jajaran cowok-cowok ganteng di kelas, yah, kecuali geng Janu yang entah mengapa meski pembuat onar dikaruniai berkah kondisi fisik yang paling oke. Kalau Jay memang cina berperawakan tinggi dan sosok yang rajin, sedang Pram adalah sosok laki-laki jawa yang tinggi gedhe pendiam dan terlihat misterius, Janu adalah sosok laki-laki tinggi gedhe, meski celelekan ia ganteng juga, dan Anggit sosok laki-laki berperawakan kurus tetapi memiliki senyum yang manis. Surya, entah mengapa, memiliki kulit yang putih bersih, meski terbakar matahari juga, tetapi tidak mewarisi genetis khas orang jawa yang berkulit coklat. Ia cukup tinggi untuk anak kelas 1 SMA dan sikapnya yang ramah dan baik kepada orang lain itu mampu membuat anak perempuan di kelas memasukkannya ke jajaran cowok-cowok ganteng di kelas.

JARAK [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang